Update Drone KamikazeKlik di Atas

Bendung Agresi Cina, AL AS Berencana Membuka Kembali Lanal Teluk Subic

“I shall return,” demikian taklimat legendaris Jenderal Douglas MacArthur di Filipina saat Perang Dunia II, yang menyiratkan janji AS untuk kembali lagi ke Filipina, setelah Negeri Pinoy tersebut jatuh ke tangan Jepang pada Mei 1942. Meski tidak ada kaitan dengan sumpah Jenderal MacArthur, namun ada kabar yang berhembus bahwa AS, khususnya AL AS akan kembali ke Filipina, khususnya ke basis di Teluk Subic.

Baca juga: Cegah Investor Cina, AL Filipina Berencana Bangun Basis Kapal Selam di Teluk Subic

Dikutip dari OneNews.com (12/5/2020), disebutkan AL AS berencana untuk kembali ke Subic di bawah kesepatakan komersial dengan Pemerintah Filipina. Hal tersebut diungkapkan oleh KSAL Filipina, Vice Admiral Giovanni Bacordo dalam pernyataannya pada 10 Mei lalu. Indikasi bakal kembalinya unsur kekuatan AS ke Teluk Subic didasarkan atas minat sebuah perusahaan ekuitas asal AS dan galangan kapal asal Australia (Austal) untuk mengambil alih galangan kapal di Subic, setelah sebelumnya perusahaan asal Korea Selatan, Hanjin Heavy Industries and Construction, selaku pengelola Teluk Subic telah menyatakan bangkrut.

Giovanni Bacordo mengatakan kedua perusahaan sedang dalam tahap akhir negosiasi dengan pemerintah Filipina dan beberapa bank untuk mengambil alih operasi Hanjin. Kedua perusahaan tersebut dilaporkan berniat untuk berinvestasi sekitar US$2 miliar dan mempekerjakan lebih dari 30.000 tenaga kerja Filipina yang terampil dan berpengalaman di galangan kapal.

Galangan kapal Australia Austal Ltd telah memenangkan kontrak untuk mengirimkan enam kapal patroli lepas pantai untuk AL Filipina, sementara ekuitas swasta AS Cerberus akan mengoperasikan setengah dari fasilitas Hanjin untuk perbaikan kapal.

Teluk Subic

Meski sudah ada titik terang akan masa depan Teluk Subic, namun Bacordo menyebut dibutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk mempersiapkan kembali Subic sebagai pangkalan militer, lantaran fasilitas yang ada saat ini lebih dipentuntukan bagi produksi dan perawatan kapal sipil berjenis supertanker.

Sebagai informasi, Cerberus adalah perusahaan induk dari Dyna Corporation, kontraktor swasta besar Angkatan Laut AS, yang melayani kapal perang AS dan membangun fasilitas di pangkalan angkatan laut. “Ada kemungkinan AL AS akan memindahkan kembali fasilitas perbaikan kapalnya ke basis lamanya di Teluk Subic jika kesepakatan itu telah final,” ujar Bocordo. Ia menambahkan, banyak pekerja di Hanjin juga pernah bekerja di pangkalan Angkatan Laut AS. Dari karakteristik geografis, Subic memiliki salah satu fasilitas pelabuhan terbaik di dunia, dengan pelabuhan yang dalam dan aman.

Cerberus dan Austal kabarnya juga tertarik pada dua pulau kecil di Subic yang sebelumnya direncanakan oleh perusahaan Cina untuk disewakan dan dikonversi menjadi kawasan pariwisata. Perusahaan-perusahaan Cina telah menandatangani perjanjian pada April 2019 selama kunjungan Presiden Duterte ke Cina untuk sewa tiga pulau di Filipina, tetapi perjanjian tersebut akhirnya diblokir oleh pihak Angkatan Laut Filipina karena alasan strategis pertahanan.

“Kami lebih suka sekutu dekat untuk mengambil alih Subic,” kata Bacordo, yang menjelaskan bahwa Angkatan Laut menentang rencana perusahaan Cina karena implikasinya pada keamanan nasional.

Baca juga: Filipina Di Antara Dua Pilihan, AH-64E Apache atau AH-1Z Viper?

Sebelum ini, perwira tinggi AL Filipina, Vice Admiral Robert Empedrad, menyebut bahwa pihaknya tengah mengusulkan agar Subic dapat dijadikan sebagai pangkalan armada kapal selam. Sebagai informasi, sebelum AS meninggalkan asetnya di Subic Bay pada tahun 1992, pangkalan laut garda terdepan AS di Laut Cina Selatan ini dapat menampung sandar kapal induk dan kapal selam. Dalam satu tahun, dilaporkan rata-rata 80-100 unit kapal perang AL sandar di Teluk Subic untuk sandar dan perbaikan rutin. (Gilang Perdana)

10 Comments