Update Drone KamikazeKlik di Atas

Beginilah Jika Bofors L/70 Dilengkapi Electro Optic Sight

Mungkin penyedia solusi pertahanan ini paham bahwa masih banyak alutsista tua yang digunakan di banyak negara berkembang. Salah satunya di lini artileri pertahanan udara, dimana meriam jenis S-60 kaliber 57 mm dan Bofors L/70 kaliber 40 mm masih banyak populasinya, bahkan terus di upgrade dengan integrasi pada firing control dan sistem radar. Dan seperti diperlihatkan IMI Systems dari Israel, Bofors L/70 dapat ditingkatkan kemampuannya, tak hanya dengan integrasi radar dan firing control, melainkan sistem pembidiknya diganti dengan electro optic sight.

Baca juga: Sepenggal Kisah Jenderal Ahmad Yani dan Bofors 40mm L/70

Indonesia sendiri termasuk negara yang akrab menggunakan Bofors L/70, selain versi naval yang ada di kapal perang TNI AL, Batalyon Arhanudse (Artileri Pertahanan Udara Sedang) TNI AD setidaknya masih menggunakan sekitar 30 pucuk meriam buatan Swedia ini. Dan seperti apakah hasil upgrade L/70 dari IMI Systems ini?

Kodratnya tak bergeser, meriam ini tetap menyasar sasaran yang terbang rendah dan sasaran di permukaan (ground target), alias efektif digunakan untuk bantuan tembakan. Walau bodi-nya tak dipermak, Bofors L/70 kali ini sudah dilengkapi operator control unit, payload electroni box, fire control system, slip ring, azimuth and elevation drive, generator, muzzle velocity radar, dan electro optic sight. Pada komponen electro optic termasuk dilengkapi day and night camera, auto target tracking dan laser range finder.

Oleh IMI Systems, solusinya digadang dapat meningkatkan akurasi pengenaan pada sasaran, quick deployment dan kemampuan digunakan dalam beragam kondisi dan cuaca. Tapi apakah melakukan upgrade pada alutsista tua dengan meracik dengan beragam fitur canggih adalah pilihan yang tepat? Tentu user akan berhitung kembali, sejauh ini baru AD India yang telah merampungkan program upgrade electro optical sight pada Bofors L/70.

Tentang Bofors L/70 di Indonesia, jenis senjata ini didatangkan pada era Orde Lama, pada tahun 1962, Indonesia membeli 36 pucuk, detailnya 30 unit berupa Bofors 40 mm L/70 versi tarik (towed) untuk TNI AD, dan 6 pucuk Bofors 40 mm L/70 versi naval untuk TNI AL.

Baca juga: Bofors 40mm L/70 – Eksistensi Dari Era Yos Sudarso Hingga Reformasi

Dilihat dari efek gempurnya, Bofors 40 mm L/70 mampu menghantam sasaran secara efektif di udara hingga jarak 3.000 meter. Sedangkan jarak tembak maksimum secara teori dapat mencapai 12.500 meter. Dalam satu menit, awak meriam yang terlatih dapat memuntahkan 240 peluru. Untuk kecepatan luncur proyektil mencapai 1.021 meter per detik. Dalam operasionalnya, Bofors 40 mm L/70 diawaki oleh 6 personel, dimana 2 orang bertidak sebagai juru tembak, dan 4 orang lainnya bertindak sebagai loader (pengisi) peluru. Salah satu kelemahan meriam ini adalah pola loading pelurunya masih manual. (Gilang Perdana)

15 Comments