Lama Tak Terdengar, Meriam Gunung M-48 “Tito Gun” Yonarmed 11 Kostrad Masih Perkasa
|Lumayan lama tak mendengar kabar alutsista yang satu ini, di tengah-tengah ulasan seputar alutsista baru, senjata legendaris dari arsenal artileri medan (armed) TNI AD ini seolah terlupakan. Namun, dari postingan kostrad.mil.id (22/10/2021), membuktikan bahwa alutsista yang tergolong tua ini masih siap dioperasikan dan dapat melakukan penembakan dengan baik.
Baca juga: M-48 76mm – Meriam Gunung Yon Armed TNI AD
Diwartakan, Batalyon Armed (Yonarmed) 11 Kostrad menggelar Latihan Menembak Senjata Berat (Latbakjatrat) Terintergrasi TA. 2021 yang bertempat di Puslatpur Marinir, Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Jum’at (15/10/21). Latihan ini dilaksanakan selama empat hari dan diikuti oleh tiga Batalyon Armed di jajaran Resimen Armed 2 Kostrad dengan 114 prajurit Yonarmed 11. Sementara alutsista yang digunakan adalah enam pucuk meriam 76 mm Tarik.
Sebelumnya, Prajurit Yonarmed 11 76/GG/2/2 kostrad telah melaksanakan Latihan Tim Pelaksana Tembakan (LTPT), dan pada Latbakjatrat Terintergrasi ini semuanya bakal diaplikasikan dimana para prajurit lebih cenderung difokuskan pada prosedur dan kerjasama teknis antar kelompok.
Ibarat tak kenal maka tak sayang, alutsista meriam 76 mm tak lain adalah M-48 kaliber 76 mm buatan Yugoslavia. Saking bekennya merian ini, M-48 juga akrab disebut sebagi ”Tito Gun,” Tito mengacu pada nama Presiden Yugoslavia kala itu, Josef Broz Tito.
Berat M-48 secara keseluruhan ’hanya’ 680 Kg, terbilang ringan dibanding meriam kaliber 105mm dan meriam kaliber 120mm. Meriam ini menggunakan dua roda, dan untuk mobilitasnya cukup ditarik kendaraan 4×4 sekelas jip, atau truk ringan.
Ada yang membuat meriam M-48 begitu khas dibanding alutsista TNI lainnya, dimana komponen meriam ini bisa diurai, sehingga bisa dibawa oleh satu regu pasukan, untuk merakitnya kembali pun relatif singkat. Sifanya yang ringan dan mobile, menjadikan M-48 sangat pas mendukung pergerakan pasukan lintas udara.
Dalam beberapa latihan, helikopter Bell 412 milik Puspenerbad TNI AD kerap menggotong M-48 menuju area steling. M-48 pun sebenarnya sangat pas mendukung pergerakan pasukan dalam operasi gerilya, dimana M-48 juga dengan mudah ditarik oleh hewan seperti kerbau.
Ditinjau dari segi daya gempur, M-48 punya jarak jangkau proyektil antara 7.800 – 8.750 meter.Sudut elevasi laras bisa diset secara manual mulai -15/+45 derajat. Kecepatan luncur proyektil mencapai 387 meter/detik, dan dalam tingkat kesiapan tinggi, awak M-48 dapat menembakkan hingga 25 peluru per menit. Larasnya sendiri harus diganti bila telah melewati 6.000 tembakan.
Baca juga: Pensiunkan Meriam Gunung 76mm, Armed TNI AD Siapkan Kedatangan Howitzer LG-1 105mm
Satuan TNI AD yang menggunakan meriam ini adalah Yon Armed 8/76 Tarik/ Uddhata Yudha dan Yon Armed 11/76 Tarik/Guntur Geni Yudha, keduanya masuk dalam Resimen Armed 1 Putra Yudha dari Divisi Infantri 2/Kostrad. Lalu Yon Armed 9//76 Tarik/Pasopati, Yon Armed 10/76 Tarik/Brajamusti, dan Yon Armed 13/76 Tarik/Nanggala, ketiga masuk dalam Resimen Armed 2 Sthira Yudha dari Divif 1/Kostrad.
Lain dari itu ada batalyon armed pengguna M-48 dilingkungan Kodam, yakni Yon Armed 6/76 Tarik Kodam VII/Wirabuana, dan Yon Armed 15/76 Tarik/Cailendra Kodam II/Sriwijaya. (Gilang Perdana)
Semoga cepat diganti ke meriam ringan yg baru minimal kaliber 105
Meskipun sudah senja, akan tetapi meriam M-48 masih menjadi diantara alat utama untuk Yon Armed TNI AD.
Dengan daerah alam Nusantara yang banyak dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan serta sifatnya yang ringan dan mobile menjadikannya lebih unggul.
M-48 sudah termasuk battle proven, setidaknya M-48 digunakan secara aktif dalam perang di semenanjung Balkan, baik pihak Serbia, Bosnia, dan Kroasia, sama-sama menggunakan M-48 sebagai senjata pemukul di tahun 90-an. Di Indonesia sendiri M-48 punya kiprah tersendiri, salah satunya dilibatkan secara aktif dalam operasi Seroja
Adapun kesatuan Yon Armed yang menggunakan M-48 diantaraya adalah Yon Armed 8/76 Tarik/ Uddhata Yudha dan Yon Armed 11/76 Tarik/Guntur Geni Yudha, keduanya masuk dalam Resimen Armed 1 Putra Yudha dari Divisi Infantri 2/Kostrad. Lalu Yon Armed 9//76 Tarik/Pasopati, Yon Armed 10/76 Tarik/Brajamusti, dan Yon Armed 13/76 Tarik/Nanggala, ketiga masuk dalam Resimen Armed 2 Sthira Yudha dari Divif 1/Kostrad. Lain dari itu ada batalyon armed pengguna M-48 dilingkungan Kodam, yakni Yon Armed 6/76 Tarik Kodam VII/Wirabuana, dan Yon Armed 15/76 Tarik/Cailendra Kodam II/Sriwijaya.
Jenis amunisi yang bisa dilontarkan dari M-48 adalah HE (high explosive)-unitary, HE-Frag, HESH, HEAT, Smoke, dan Inert training. Berat untuk proyektilnya bervariasi, seperti untuk jenis HEAT (high explosive anti tank) – 5,1Kg dan HE M55 – 6,2Kg. Di lingkungan armed TNI AD, satu pucuk M-48 diawaki oleh 6 personel.
Meriam M-48 memang punya perjalanan panjang dalam pengabdian, setelah dahulu digunakan untuk menggepur Fretilin di Timor Timur, kini justru pemerintah RI malah menghibahkan 6 pucuk meriam ini untuk militer Timor Leste dan 6 pucuk lainnya ke Papua Nugini.
https://www.indomiliter.com/m-48-76mm-meriam-gunung-yon-armed-tni-ad/