Meski Kemampuan Stealth ‘Hilang’, AL AS Inginkan Jet Tempur F-35 Bisa Luncurkan Rudal AGM-158 LRASM
|Setelah sebelumnya kompatibel dengan jet tempur F/A-18E/F Super Hornet dan pesawat intai P-8A Poseidon, kini Angkatan Laut AS (US Navy) punya keinginan untuk melengkapi jet tempur stealth F-35 dengan rudal anti kapal jarak jauh AGM-158C LRASM (Long Range Anti-ship Missile). Untuk maksud tersebut, maka diperlukan upaya integrasi khusus dari Lockheed Martin Missiles Fire Control (MFC) unit.
Naval Air Systems Command dalam rilis menyebut pre-solicitation notice telah dikeluarkan pada 7 Juli lalu, untuk mencari sumber yang dapat mengintegrasikan rudal LRASM ke platform F-35. Sebelumnya, Lockheed Martin telah menyatakan akan mendukung pegembangan F-35 Tactical Missile Operational Flight Program (MOFP), yang salah satunya adalah kemampuan F-35 series untuk bisa meluncurkan LRASM. Selain kompatibel dengan Super Hornet dan pesawat intai P-8A Poseidon, LRASM juga kompatibel untuk diluncurkan dari pembom strategis B-1B Lancer.
Selain AGM-158C LRASM, pada tahun 2018 juga sudah muncul skenario untuk memadukan jet tempur F-35 dengan rudal jelajah AGM-158 JASSM (Joint Air-to-Surface Standoff Missile) ER (Extended Range). Namun, belum diketahui kelanjutan dari program tersebut.
Menanggapi permintaan dari AL AS untuk mengintegrasikan LRASM di F-35, Lockheed Martin pada simposium Surface Navy Association 2021, mengungkap sketsa artis dari F-35 yang dilengkapi dengan dua unit LRASM di bawah sayapnya.
Pejabat Lockheed Martin menyatakan bahwa mereka telah menyelesaikan pemeriksaan kecocokan awal untuk JASSM-ER dan LRASM pada saat peluncuran, dan mengharapkan upaya integrasi yang direncanakan akan berlanjut hingga tahun ini. Kongres juga mengalokasikan dana untuk upaya integrasi dalam anggaran FY22.
Adopsi LRASM pada jet tempur F-35 bisa saja dilakukan, akan tetapi ada konsekuensi, yakni F-35 kehilangan kemampuan stealth saat menggotong LRASM. Dalam hal ini, Lockheed Martin pernah menyebut bahwa LRASM hanya dapat dibawa secara eksternal di F-35, dan tidak bisa dimasukkan ke dalam weapon bay.
AGM-158C Long Range Anti-Ship Missiles (LRASM) sejatinya berbeda dengan rudal anti kapal kebanyakan, AGM-158C yang punya sifat standoff air-launched cruise missile ini dapat beroperasi otonom dan punya jarak luncur 560 km.
AGM-158C LRASM tergolong rudal anti kapal generasi baru. Dirancang oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) pada tahun 2009, rudal ini dikembangkan ke dalam dua jalur yang berbeda. Pertama adalah LRASM-A, yaitu rudal jelajah subsonik yang didasarkan pada AGM-158 JASSM-ER milik Lockheed Martin.
Kedua adalah LRASM-B, yaitu rudal supersonik yang terbang di ketinggian medium, rancangan rudal ini tak lain untuk menandingi rudal anti kapal Brahmos yang dikembangjan India-Rusia, tetapi program ini kemudian dibatalkan pada Januari 2012.
LRASM akan terbang menuju sasarannya di ketinggian menengah kemudian turun ke ketinggian rendah (sea skimming) untuk pendekatan pencarian guna melawan pertahanan rudal anti kapal.
Baca juga: Makin Sangar, Boeing P-8A Poseidon Kini Bisa Gotong Rudal AGM-158C LRASM
Untuk memastikan kemampuan bertahan dan efektifitasnya terhadap target, LRASM dilengkapi dengan sistem pencarian dan pemandu rancangan BAE Systems, integrating jam-resistant GPS/INS, passive RF and threat warning receiver, imaging infrared (IIR infrared homing) seeker with automatic scene/target matching recognition, data-link, passive Electronic Support Measure (ESM) dan radar warning receiver sensors. Kesemuanya perangkat tadi disinergikan dengan aplikasi artificial intelligence. (Gilang Perdana)
Kalo bawa LRASM bakal tambah lemotlah si kalkun ini. Klo pake afterburner malah kemampuan Stealth gampang koyak.
Jd yg terbaik bagi F-35 jika ingin tetap gotong LRASM, di koyak saja lapisan Stealth pd body. Hingga menjadi hanya kemampuan Gen 4,5 saja. Dan dijadikan pesawat pembom kelas ringan atau kelas bulu melayang. Sesuai geraknya yg lambat.