Sistem Hanud Pantsir-M Mulai Dipasang di Korvet Karakurt Class
|Lantaran beberapa kali dihancurkan dalam laga serangan udara di Suriah dan Libya, debut sistem hanud Pantsir S-1 sontak ikut melorot di mata publik. Meski begitu, pihak Rusia masih menaruh optimisme tinggi pada sistem senjata hybrid kombinasi kanon reaksi cepat dan rudal hanud ini. Sebagai buktinya, varian laut (naval version) dari Pantsir, yaitu Pantsir-M mulai dipasang pada kapal perang AL Rusia.
Baca juga: Pantsir-ME, Yang Ini Bukan Mustahil Kelak Digunakan di Kapal Perang TNI AL
Pantsir-M yang dalam versi ekspor disebut Pantsir-ME, dikabarkan akan dipasang di empat dari enam korvet Karakurt Class (Project 22800 Karakurt) yang akan diterima oleh Armada Baltik Rusia. Dikutip dari NavalNews.com (19/5/2020), salah satu unit Karakurt Class, yakni Odintsovo 253 (eks-Shkval 584) dengan nomer lambung 253, nampak telah dipasangi Pantsir-M, dimana korvet produksi Pella Shipyrad, St. Petersburg tersebut sedang dipersiapkan untuk kegiatan sea trial. Pantsir-M sendiri bakal dipasang di beberapa kapal perang AL Rusia lainnya, sebut saja rencana adopsi sistem hanud ini di kapal induk helikopter Priboy Class.
Berbeda dengan Pantsir S-1 (land based) yang dilengkapi radar peringatan dini 2RL80, maka pada kubah Pantsir-M tidak ada lagi radar peringatan dini, menjadikan desain sistem hanud ini lebih simpel. Sebagai gantinya, sistem peringatan dini akan menginduk pada radar sejenis yang sudah melekat di kapal perang.
Pantsir-M dari daya hancur kanon lebih perkasa dibandingkan Pantsir S-1, dibuktikan dengan adopsi kanon model GSh-30K dengan enam laras putar di Pantsir-M. Daya rusak pun terdongkrak, bila kanon 2A38M di Panstir S-1 maksimal bisa memuntahkan 2.500 proyektil per menit, maka GSh-30K di Pantsir-M sanggup memuntahkan 6.000 proyektil dalam satu menit.
Untuk rudal hanud, Pantsir-M bakal menggunakan rudal Hermes-K yang dikembangkan oleh KBP Instrument Design Bureau, yang juga mengembangkan sistem hanud Pantsir. Hermes-K tergolong rudal hanud jarak sedang yang punya jarak tembak hingga 30 km. Disokong solid fuel rocket, Hermes-K dapat melesat dengan kecepatan 1.300 meter per detik.
Baca juga: Tujuh Unit Sistem Hanud Pantsir S-1 Dihancurkan (Lagi) oleh Serangan Drone
Sebagai sistem pemandu, Hermes-K mengusung beberapa kombinasi, saat menuju target area mengandalkan pemandu radio command, kemudian pada fase terminal yang akan digunakan adalah kombinasi semi active laser homing dan infrared homing. Hermes-K punya panjang 3,5 meter dan bobot 130 kg. Hulu ledaknya ada dua opsi, yaitu blast frag (28 kg) atau explosive (18 kg). (Gilang Perdana)
Alangkah indahnya manakala semua kapal perang kita korvet ke atas dilengkapi ciws entah Khastan, Goalkeeper, Phalanx, atau AK 306 penting bisa mempertahankan diri, mengeliminir serangan rudal
KRI Marthadina class sudah ada CIWS Rheinmetall Oerlikon Millennium..demikian juga nanti iver huitfeldt class…kemungkinan kedepannya semua kapal Korvet keatas memakai CIWS Rheinmetall Oerlikon Millennium
Namanya juga perang, kalau tidak mau tertembak ya taruh saja di belakang… belakang jauh sekali…
Berada digaris depan jelas beresiko terkena serangan, tetapi juga bisa membuat lawan menjadi terbatas kemampuan serangnya… lagian strategi perang secara umum sistem pertahanan dan radar akan menjadi incaran utama…
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hermes_(missile)
Pantsir turun status
Di darat buat anti tank
Di laut buat nembak kapal perompak
orang engak punya wang itu banyak masalahnya apa lagi negoro dek, itu sumber masalah.
karna pengembangan apa lagi penelitian itu perlu dana besar bukan hanya mengandalkan sumber manusianya tok dek.
Bisa ngopi kru tank kl lawan pantsir mana nembus rudal anti pesawat ke badan tank.. 30mm?? G yakin bs nembus armor depan leopard 2A7
Meriam anjungannya mirip design oto melara super rapid gun
Yang aku heran denga produk CIWS rusia ada 2x 6-barrel 30mm ditambah rudal penuh sesak CIWS nya
Bandingkan denga CIWS Phalanx dan Goalkeeper cukup 1x 7-barrel saja sehingga ringkas
Apalagi CIWS Millenium gun milik KRI Martadinata hanya 1x laras cukup
Apakah Rusia sangat tidak percaya diri denga CIWS nya ? sehingga banyak dijejali senjata begitu banyak ? pemborosan ? maintenace jadi mahal.
Lihat saja kapal tempur rusia seperti Udaloy, slava, Nanuchka, Parchim penuh sesak dengan senjata, sangat tidak nyaman dan safetynya tak ada. tapi sekarang sudah meniru barat lebih minimalis tapi tetap saja berjubel senjata-senjata,
saya pernah naik ke parchim tni-al sangat sempit dan pengap padahal orang indonesia kecil-kecil ya, tak kebayang dinaiki orang rusia yang tinggi dan besar-besar,
jauh beda dengan kri fatahillah yang cukup lega sehingga nyaman tidak stress
kalou mau sefety naik kapal pesiar dek jangan naik kapal perang…namnya juga kapal perang untuk perang lah banyak senjata kan lebih banyak peluang menangnya…coba kalou senjata minimalis seperti kapal nya minimalis juga kalou kehabisan peluru apa senjata emang bisa rehat dulu apa pake cimit..jangan tembak saya kehabisan peluru…tunggu isi ulang baru mulai perang lagi….aduh dek ini perang bukan main gobak sodor apa bentengan….!!!
nyatanya produk alutsita barat bisa kok seperti kri fatahillah class buatan tahun1977 jauh lebih nyaman dari kri parchim buatan 1980-an sudah saya buktikan sendiri
simbah itu engak ngomongin kri apa lagi bahas ploduk barat apa timur…yang mbah mau kasih penjelasan itu sesuai pada teori dan fakta dilapangan berdasarkan ilmu pengetahuan…kalou “semua militer didunia ini mengedepankan pada acuan keefektipan dan keungulan baik sistem senjata maupun strategi pada sistem itu sendiri dan itu akan membentuk yang disebut doktrin”…!!!
jadi bukan mana barat apa timur dek joko…itu pemikiran terlalu sempit menurut simbah…karna menurut simbah siapa pun atau negara apapun bisa mengembangkan baik sistem senjata yang ungul maupun doktrin doktrin yang unggul…bukan sekedar dominasi barat atau timur semata….!!!
Banyak teori, panjang lagi bertele-tele, langsung saja ke lapangan, buktikan sendiri
Hhhhhhhh
ini dunia blog dunia maya dek siap yang tau kita sebenarnya…???
jangan kata kamu ngomong naik kri kamu ngaku naik pesawat keantariksa juga engak ada yang ngebantahnya…!!!
karna toh yang lain engak tau…!!!
kalou dunia maya ini cuma berdasarkan komentar yang masuk akal dan dapat dicerna sesuai teori dan keilmuan….yang lain orang engak peduli dek…!!!
tapi saya rasa kamu pasti kelurga nya donald trump xixixixixi.
Beda filosofi lah.. Masa apa2nya hrs selaras sama klo barat bentuknya gini, rusia juga hrs ngikutin bla bla..
rusia itu tampilan besar dan sangar bikin gentar musuh tapi aslinya loyo
Klo loyo gk mungkin amerika sama uni eropa sampai sekarang nganggap rusia sbg musuh mereka..
Musuh yang sudah loyo, buktinya Pakta Warsawa dan Uni Soviet bubar gito loh, anggotanya malah banyak yang bergabung dan condong ke NATO, Ukraina termasuk
Klo sudah loyo kenapa gk mereka invasi bawa masuk kedalam nato saja?
dibuat loyo sudah cukup, kasihan sekali
Hhhhhhhh
ini dunia blog dunia maya dek siap yang tau kita sebenarnya…???
jangan kata kamu ngomong naik kri kamu ngaku naik pesawat keantariksa juga engak ada yang ngebantahnya…!!!
karna toh yang lain engak tau…!!!
kalou dunia maya ini cuma berdasarkan komentar yang masuk akal dan dapat dicerna sesuai teori dan keilmuan….yang lain orang engak peduli dek…!!!
tapi saya rasa kamu pasti kelurga nya donald trump xixixixixi.
Indonesia butuh TOT, India butut TOT, China butuh TOT tapi tapi tidak diberi sampai akhirnya menjiplak saja ….
Perlu diingat bahwa Rusia menghadapi mama rika, musuh kaliber adidaya yang doyan keroyokan, doyan main licik dengan mencekik ekonomi negara lain dan sok kuasa dengan embargo-embargonya, membuat peraturan-peraturan secara sepihak dengan melabelinya “hukum internasional” untuk dipatuhi seluruh manusia yang hidup di bumi yang diciptakan oleh Tuhan, bukan diciptakan oleh negara bernama mama rika.
Bumi diciptaklan oleh Tuhan, tetapi kami yang membuat peaturan untuk dipatuhi segenap umat manusia yang hidup di dalamnya.
— Kesombongan mama rika
Jadi bagi Rusia, sebisa mungkin teknologi kunci harus dipertahankan, karena menyangkut kelangsungan hidup, hidup-matinya (eksistensi) Rusia sendiri. Kalau mau peralatan perang ya versi kacangan (ekspor/bantuan), kalau butuh perawatan overhaul ya harus dikirim ke Rusia.
Mengapa jadi sulit dan berbelit-belit?
Lihat dulu siapa musuhnya Rusia, sekaliber apa, selicik apa, dan Rusia berusaha sekuatnya untuk tetap eksis sebagai bangsa yang bebas merdeka menentukan hidupnya sendiri, tidak mau dipengaruhi, tidak mau dipaksa dan tidak mau didikte oleh negara manapun, membuat kita bertanya apakah kita sendiri sudah benar-benar merdeka dari “penjajahan terselubung”?
Harusnya versi ini d pasang d sasis tank T14 coba kaya apa 2×6 laras 30mm apa bisa melawan ICBM menghancurkan 500m sebelum jatuh
buset arhanud jarak pendek lawan icbm, gak sekalian ak47 disuru brondong nuklir
Lah kl icbm terbang ketinggian 300m dan jarak 500m saya rasa bisa d jatuhkan
Bismillah bisa dipasangkan ke tank harimau tni kita nga psntsir ini,kslo bisa knapa nga diproduksi di indonesia tank harimau senjata pantsir
Pengaplikasian Hermes menggantikan rudal kelas kambing 57E6 ke Pantsyr S2 & ME membuatnya beralih status jadi artillery killer, counter assymetric warfare bukan lagi air defense. Untuk hanud buat Priboy dan Karakurt ada neng Verba
gue baru denger nih ada rudal kelas kambing,tapi engak apa apa mungkin besok kambing buat rudal.
Sebenarnya bentuk Pantsir ME ini terkesan gagah, tetapi apakah Pantsir ME ini benar-benar gagah seperti ksatria atau malah seperti saudaranya si Pantsir S, kelihatan seperti preman sangar tapi saat diciduk oleh drone bilang ampun pak ampun pak
pertanyaannya versi ekpor apakah sama dengan kepunyaan rusia sendiri ? jawabannya tidak sama jauuuuhh terlalu banyak buktinya
Kita tunggu aja kedepan apa berani tu drone nyatroni tu kaprang,klo nggak,berarti si bayraktar tu beraninya cuma sama pantsir yg lg lengah hahaha
@Gusti “Hit the enemy where it hurts.” Jika perang pasti akan mencari keuntungan terbesar dengan kerugian terkecil, jangan salahkan musuh menyerang disaat kita tidak siap. Tapi salahkan kita sendiri karena tidak siap.
Sama kasusnya dengan Pantsir di Timur-Tengah, jangan salahkan drone karena menghancurkan target saat lengah, tapi salahkan operator, dan awak/pihak yang menggunakan Pantsirnya, kok bisa drone terbang gk ketahuan? Kok bisa ditembak satu persatu tanpa perlawanan?
TNI kalo perang pasti juga tidak akan menunggu musuh siap, itu hal yang sangat bodoh bin tolol. TNI tahun 1940-an tidak menyerang Belanda secara head on dimana Belanda siap. Serang saat musuh belum siap. Karena dalam perang itu tidak adil. Makanya menggunakan taktik, dan strategi agar memenangkan pertempuran, dan peperangan.
masak mau nyerang musuh pake janjian dulu “kalo udah siap bilangin ya, gw mau nyerang nih”