Jerman dan Turki Makin Mesra, Bersama Bangun Fasilitas Pengisian Bahan Peledak Amunisi Artileri 155mm

Selain restu dari Berlin untuk penjualan jet tempur Eurofighter Typhoon, rupanya hubungan kerja sama industri pertahanan antara Jerman dan Turki kian hangat. Hal ini ditandai dengan tercapainya kontrak pembangunan fasilitas bahan peledak antara pemerintah Jerman dengan perusahaan pertahanan Turki.

Baca juga: Berkat Lobi Tiga Negara, Jerman Akhirnya Beri ‘Lampu Hijau’ Penjualan 40 Unit Eurofighter Typhoon ke Turki

Seperti dikutip ulusavunma.com (7/2/2025), Repkon yang berbasis di Turki telah menandatangani kontrak “High Volume” dengan Jerman untuk pembangunan fasilitas pengisian bahan peledak untuk amunisi artileri kaliber 155 milimeter.

Jerman disebut akan mendapat keuntungan dari kemampuan industri pertahanan Turki, terutama guna meningkatkan kapasitas produksi amunisinya sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pertahanannya.

Fasilitas produksi amunisi artileri 155 milimeter yang akan didirikan Repkon akan beroperasi pada tahun 2027. Fasilitas produksi ini akan menampung amunisi tradisional dan bahan peledak generasi baru dengan daya rusak tinggi, ditambah lagi, fasilitas ini memiliki sistem yang sepenuhnya otomatis. Kemajuan teknologi ini akan mengoptimalkan produksi dan memenuhi standar tertinggi untuk amunisi modern.

Perjanjian yang ditandatangani juga mencakup pesanan amunisi 155 mm, yang sangat penting bagi Jerman, yang mana cadangan amunisinya telah berkurang secara signifikan karena dukungan militer besar-besaran yang diberikan Jerman kepada Angkatan Darat Ukraina.

Sebagai catatan, Rusia saat ini memproduksi sekitar 250.000 amunisi artileri per bulan, jauh melebihi total kapasitas industri Barat. (Gilang Perdana)

Setiap Hari Rusia Produksi 12.320 Amunisi Artileri dengan Biaya per Unit $1000, Lebih Murah 3x Lipat dari Buatan AS dan Barat

One Comment