Ternyata Balon Mata-mata Cina Sudah Diintai Duluan oleh U-2 Dragon Lady
Selain pengerahan jet tempur F-22 Raptor untuk menembak jatuh balon mata-mata Cina di atas lepas pantai Carolina selatan pada 5 Februari lalu, rupanya ada keterlibatan pesawat lain yang memang punya kemampuan untuk terbang di ketinggian stratosfer. Persisnya pesawat intai legendaris U-2 Dragon Lady ternyata ikut dikerahkan untuk memantau High Altitude Balloon Cina, meski kehadirannya memang tidak diumbar di publik.
Dikutip dari airandspaceforces.com (9/2/2023), disebutkan AS telah menggunakan U-2 untuk mengumpulkan intelijen dari balon mata-mata Cina, khususnya saat U-2 tengah berada di atas daratan AS. Penerbangan pengintaian di ketinggian memungkinkan AS untuk memverifikasi paket pengawasan balon yang terlihat dilengkapi dengan beberapa antena yang menurut badan intelijen AS, seperti dimaksudkan untuk mengumpulkan dan melakukan geolokasi komunikasi.
“Citra beresolusi tinggi dari U-2 Dragon Lady pada lintasan balon mengungkapkan bahwa balon di ketinggian tinggi mampu melakukan operasi pengumpulan sinyal intelijen,” kata seorang pejabat senior di Departemen Pertahanan AS. Dari hasil pengintaian U-2, ditegaskan bahwa balon yang bikin geger tersebyt mengandalkan panel surta untuk mengaktifkan sensor intelijennya.
Sejak F-22 Raptor menembak jatuh balon di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari lalu, pejabat AS telah menolak klaim Cina bahwa balon itu hanyalah balon cuaca yang terbang di luar jalur. Sebaliknya, para pejabat mengatakan balon itu adalah bagian dari armada balon pengintai Cina yang lebih besar dan telah terbang selama bertahun-tahun di lebih dari 40 negara di lima benua.
Departemen Pertahanan AS mengatakan pada 9 Februari lalu, bahwa balon Cina yang ditembak jatuh, diproduksi oleh sebuah perusahaan yang terkait dengan militer Cina.
“Kami tahu semua balon ini adalah bagian dari armada balon mata-mata yang dikembangkan Cina untuk melakukan operasi pengawasan,” kata pejabat senior Departemen Pertahanan AS, “Kegiatan semacam ini sering dilakukan atas arahan militer Cina. Kami yakin bahwa produsen balon memiliki hubungan langsung dengan militer dan merupakan vendor yang disetujui militer Cina,” kata pensiunan pejabat AS.
Sementara U-2 terbang untuk mendukung US Northern Command dengan otoritas hukum yang diperlukan untuk membantu pemerintah AS mengumpulkan intelijen tentang penyusup. Pejabat itu tidak merinci berapa banyak U-2 yang ambil bagian dalam misi atau berapa banyak sorti yang terjadi.
Pejabat militer AS mengatakan selain U-2, kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian lainnya digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang balon saat sedang terbang, tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
“Sehari-hari kami tidak memiliki wewenang untuk mengumpulkan data intelijen di Amerika Serikat,” kata Jenderal Glen D. VanHerck, kepala US Northern Command and North American Aerospace Defense Command (NORAD). “Dalam hal ini, otoritas khusus diberikan untuk mengumpulkan intelijen terhadap balon itu dan kami menggunakan kemampuan khusus untuk melakukan misi itu.”
Menurut pejabat AS, balon tersebut pertama kali memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) AS di dekat Alaska pada 28 Januari 2023. NORAD terus melacaknya saat memasuki Kanada dua hari kemudian sebelum kembali menyeberang ke wilayah udara Amerika di Idaho pada 31 Januari 2023.
Menurut pejabat AS, balon tersebut melayang di dekat situs keamanan nasional AS yang sensitif, seperti Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom, Montana, yakni lokasi silo rudal balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III.
Angkatan Udara AS saat ini mengoperasikan 27 unit U-2S yang diproduksi pada 1980-an dan memiliki arsitektur modular yang dapat membawa berbagai muatan secara bersamaan, seperti advanced optical equipment, signals intelligence dan banyak lagi.
“Kami menggunakan banyak kemampuan untuk memastikan kami mengumpulkan dan memanfaatkan peluang untuk menutup celah intelijen asing,” kata VanHerck pada 6 Februari.
Baca juga: Lockheed Pernah Merancang Pesawat Intai U-2 Jadi Wahana Peluncur Rudal Udara ke Permukaan
U-2 dari spesifikasi dapat terbang sampai ketinggian 21.336 meter, yang berarti pesawat intai ini dapat terbang di atas balon mata-mata Cina, yang menurut pejabat AS beroperasi pada ketinggian 18.000 meter hingga 20.000 meter. (Gilang Perdana)