Ibarat CLBK, Australia Order 40 Unit Helikopter UH-60M Black Hawk Senilai US$1,96 Miliar
Ada kabar terbaru yang menyebut Departemen Pertahanan Amerika Serikat lewat Defense Security Cooperation Agency (DCSA) telah menyetujui penjualan 40 unit helikopter angkut multirole UH-60M Black Hawk kepada Pemerintah Australia. Berikut paket mesin, sistem sensor dan perangkat elektronik pendukung, nilai penjualan yang ditawarkan lewat program Foreign Military Sale (FMS) mencapai US$1,96 miliar.
Surat kabar The Australian menyebut bahwa enam unit UH-60M Black Hawk kemungkinan dapat dikirimkan pada tahun 2023 dan semua pengiriman tuntas pada tahun 2026. Sebagai sekutu AS yang tergabung dalam pakta pertahanan AUKUS, sudah barang tentu apa yang diminta Australia atas pembelian 40 unit UH-60M terasa biasa saja dan dipastikan akan lolos disahkan oleh kongres AS.
Namun, tahukah Anda, bahwa debut Black Hawk di angkatan bersenjata Australia ibarat Cinta Lama yang Bersemi Kembali (CLBK), mengapa? Ini lantaran Australia merupakan pengguna lama Black Hawk, bahkan identitas Black Hawk Australia begitu melekat saat operasi INTERFET (International Force East Timor) di Timor Leste (d/h Timor Timur) di tahun 1999. Gelar pasukan militer Australia saat itu banyak mengandalkan Black Hawk.
Dari sejarahnya, Australia memesan 14 unit S-70A-9 Black Hawk pada tahun 1986 dan tambahan 25 unit Black Hawk pada tahun 1987. Black Hawk pertama yang diproduksi di AS dikirim pada 1987 ke Angkatan Udara Australia (RAAF). Sebagai wujud alih teknologi, de Havilland Australia kemudian memproduksi 38 unit Black Hawk di bawah lisensi dari Sikorsky. Unit pertama Black Hawk produksi Australia diserahkan tahun 1988 dan yang terakhir pada tahun 1991.
Seiring reorganisasi, pada tahun 1989, armada Black Hawk milik RAAF dipindahkan ke Angkatan Darat Australia. Di tangan AD Australia, Black Hawk dilibatkan dalam misi di Kamboja, Papua Nugini, Indonesia, Timor Timur dan Pakistan. Pada bulan April 2009, kepala pertahanan saat itu Marsekal Angus Houston, mengatakan kepada pemerintah untuk tidak menggelar Black Hawk ke Afghanistan karena Black Hawk Australia “tidak memiliki sistem pertahanan diri dan lapis baja”, dan meskipun ada peningkatan untuk mengatasi hal tersebut, tapi lebih praktis menggunakan helikopter sekutu.
Pada tahun 2004 terjadi perubahan strategi dalam pengadaan alutsista, dimana Pemerintah Australia memilih helikopter multirole MRH-90 Taipan, varian dari NHIndustries NH90, untuk menggantikan Black Hawk meskipun Departemen Pertahanan telah merekomendasikan S-70M Black Hawk.
Pada bulan Januari 2014, Angkatan Darat Australia mulai menghentikan armada 34 unit Black Hawk dari layanan (lima telah hilang dalam kecelakaan) dan telah merencanakan untuk menyelesaikan semua penerbangan pada Juni 2018. Namun, KSAD Australia memutuskan menunda pensiunnya 20 unit Black Hawk hingga tahun 2021 untuk memungkinkan Angkatan Darat mengembangkan peran operasi khusus yang mampu bagi MRH-90.

Dan akhirnya, pada 10 Desember 2021, S-70A-9 Black Hawk resmi dipensiunkan dari layanan. Tapi uniknya, pada hari yang sama, di tengah masalah dengan kinerja MRH-90, Pemerintah Australia mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi 40 unit UH-60M Black Hawk.
Dalam penjualan senilai US$1,96 miliar, bertindak sebagai kontraktor utama adalah Lockheed Martin, Bethesda, MD. Dan seperti biasa, meski saat ini belum diputuskan, pembeli umumnya akan meminta offset, sejauh ini belum diketahui bentuk offset apa yang diminta Australia dari proyek 40 unit UH-60M Black Hawk.
Baca juga: Bukan UH-60M, Helikopter Black Hawk Untuk TNI AD Adalah S-70i
UH-60M Black Hawk adalah varian dengan peningkatan desain wide chord rotor blades, mesin T700-GE-701D, girboks dengan daya tahan yang ditingkatkan, komputer Integrated Vehicle Health Management System (IVHMS) dan glass cockpit terbaru. UH-60M Black Hawk juga mengadopsi sistem fly-by-wire dan suite kokpit Common Avionics Architecture System (CAAS). (Bayu Pamungkas)