Lima Tahun Berlalu, Tank Amfibi APC Ini Masih Berstatus Prototipe
|Harus diakui tampilan ranpur (kendaraan tempur) roda rantai ini mampu membetot perhatian, strukturnya cukup masif dan terkesan garang. Namun sejak diperkenalkan pada Indo Defence 2012, status tank amfibi APC (Armored Personnel Carrier) ini tak beranjak sebagai prototipe, padahal dalam beberapa kesempatan, ranpur besutan Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Dislitbangal) ini sudah diikutkan dalam sesi defile dan latihan tempur.
Baca juga: Prototipe Tank APC Korps Marinir TNI AL
Dan saat ini, ranpur yang masih diberi label sebagai Prototipe APC Amfibi ini masih belum masuk dalam jajaran operasional Kavaleri Korps Marinir TNI AL. Namun ada kabar terbaru dari Dermaga Ujung, Surabaya, pasalnya Prototipe Tank Amfibi ini kembali melaksanakan uji fungsi di area Dermaga Satuan Kapal Amfibi (Satfib) pada Rabu (14/12/2016). Yang berbeda uji fungsi kali ini ditinjau langsung oleh pihak Balitbang Kemhan RI, dan disaksikan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto.
Baca juga: [Virtual Tour] Dermaga Ujung Koarmatim – Jantung Kekuatan Armada TNI AL
Dalam uji fungsi, prototipe tank ini melakukan pergerakan dari darat ke permukaan air, dan berenang di sekitar area dermaga. Dibandingkan prototipe yang pernah diperlihatkan pada tahun 2012, kali ini tank amfibi ini dibalut cat warna hijau tua dan ada sedikit perbedaan pada plat baja yang ada disisi bodi, di Indo Defence 2012 tank ini menggunakan plat samping dengan model bergelombang, sementara yang diuji beberapa hari lalu tidak nampak plat bergelombang.
Baca juga: K-61 – Si “Penyambung Lidah” Operasi Amfibi Korps Marinir
TNI AL tidak sendiri dalam membangun prototipe APC ini, ada pihak swasta yakni PT Wirajayadi Bahari yang berperan sebagai mitra produksi. Prototipe tank APC amfibi ini dibangun dari sasis KAPA (Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri) jenis K-61. Meski tak nampak jejak K-61, jika diperhatikan masih ada kemiripan pada model roda rantai yang khas tank Uni Soviet, terutama begitu identik dengan roda rantai BTR-50P. Mungkin karena berasal dari cangkokan sasis ranpur lain, maka diperlukan evaluasi yang mendalam sebelum tank amfibi ini digunakan secara penuh untuk mendukung operasi.
Baca juga: Adopsi RCWS 7,62 mm di Pansam BTR-50 Marinir TNI AL
Prototipe tank APC ini mampu membawa 22 personel bersenjata lengkap plus 2 awak, dan sistem pintu buka tutupnya berada di belakang, mirip dengan tank Stormer TNI AD. Kecepatan meluncur di jalan raya bisa mencapai 60 km per jam, di jalan off road 35km per jam, dan untuk berenang di laut dengan dua water jet bisa mencapai 14 km per jam. Untuk soal jarak tempuh, di jalan raya yang mulus bisa mencapai 370km, di medan off road 340 km, dan di laut mampu berenang sejauh 90 km. Sudut leres yang bisa dilalui maksimum 35 derajat dan kemiringan maksimum 32 derajat.
Baca juga: FN MAG 7,62mm GPMG – Senjata Multi Platform, Andalan Infanteri Hingga Beragam Rantis TNI
Prototipe tank Korps Marinir ini punya dimensi 8,7 x 3,25 x 2,45 meter dengan bobot 20 ton. Daya mesin di darat adalah 400HP/294 KW dan di laut 520HP/382 KW. Dalam Indo Defence 2012, ranpur ini hanya dibekali 3 senapan mesin FN MAG kaliber 7,62 mm, 1 pucuk di depan, dan 2 di belakang. Tentu saja, bila nantinya tank APC ini jadi diadopsi oleh korps Marinir, urusan senjata tentu harus ditingkatkan. (Haryo Adjie)
semoga jangan sampai mandek jadi prototip doang seperti anoa ampibi atau tank sbs. miris deh dengarnya
Seharusnya litbang semua angkatan dijadikan satu atap jadi bisa sharing dan saling melengkapi.
Litbang di tiap instansi ada terutama di TNI di tiap angkatan ada tp realisasi untuk dimanfaatkan hasilnya tak terdengar.
Mudahan saja APC dalam negeri ini masuk produksi massal.
egoisme kakak tertua
tdk hanya tank ampibi apc yg jd korban tp anoa ampibi jg mandeg krn hal diatas.
tebak saja sndiri?!
saatnx liburan!!
5 tahun .. dan casis KAPA , roda rantai comotan btr 50 , ini produk bikin sendiri atau modifikasi retro .. bener bung ga ada hasil lutbamg yg diproduksi mulai mesin gun elektrik , sampai apapun semuanya prototype , lha dana miliarian cuma buat coba coba , latihan buat sesuatu lha realusasinya ga ada
Ranpur darat sewajarnya dikembangkan oleh pindad krn sdh ada fasilitasnya walaupun utk dipake di AL. Jng ada gengsi lupakan ego untuk kemajuan bersama. Banyak banget mesin ranpur kita,susah utk ready untuk consumable partnya,toyota yg mesin sejuta umat aja masih inden utk part” kritikal
Litbang-litbeng, litbang-litbeng…
Ane jadi teringat dg aksinya Pak Jonan ketika di KAI yang mencabut anggaran litbang lantaran gak pernah ada hasil nyatanya…padahal tiap tahun anggaran litbang yang nilainya milyaran digelontorkan.
Litbang begini harus terukur dan ada time framenya…studi kelayakannya juga tetap harus dihitung, spy produknya bisa bermanfaat
Betul bung, saya denger seperti itu
Mendingan meniru amerika dengan DARPA nya, jadi ada departemen khusus, bukan seperti sekarang yang semua angkatan punya sendiri sendiri, susah kontrolnya
dan yang penting DI TARGET, kalau ngak ada kemajuan, dana diputus dan dialihkan yang lainnya
pokoknya wajib kita dukung demi berdikari di bidang alutsista
bentuknya masif dan mampu menampung banyak prajurit. penasaran kira kira senjata apa yang akan diusung. mungkin karena kalah prioritas pengadaan sehingga cukup lama berada dalam bentuk purwarupa.
Cuma machinegun 7,62 untuk perlindungan diri, bung