Gelombang Kedua MBT Leopard 2 Ri Telah Tiba di Indonesia
|Dari total pesanan 61 unit MBT (Main Battle Tank) Leopard 2 Ri (Republic of Indonesia), 40 unit diantaranya telah tiba di Indonesia. Tepatnya pada 28 Desember 2016 lalu, kapal Hoegh Kobe (Singapura) mendaratkan 16 unit Leopard 2 Ri di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai bagian dari gelombang kedua pengiriman dari pabrikan Rheinmetall Defence, Jerman. Dengan tuntasnya pengiriman gelombang kedua, maka kini tinggal 21 unit Leopard 2 Ri yang masih belum dikirim ke Tanah Air.
Baca juga: Gelombang Pertama Leopard 2 Ri Tiba di Indonesia
Sesuai dengan rencana, gelombang ketiga pengiriman MBT Leopard 2 Ri akan dituntaskan pada bulan Maret mendatang. Keberadaan MBT ini di lingkungan TNI AD langsung berada dalam arsenal Kavaleri Kostrad. Meski belum lama hadir di Indonesia, Leopard 2 Ri dan Leopard 2A4 pada bulan November 2016 telah melaksanakan uji tempur di Pulau Natuna. Dengan diangkut LCU (Landing Craft Utility) DRI 48, 49, dan 50, puluhan Leopard melaksanakan uji lintas medan dan ujin penembakkan kanon Rheinmetall L/44 kaliber 120 mm.
Baca juga: ADRI-L TNI AD – Landing Craft Utility Pembawa MBT Leopard 2A4
Letak perbedaan utama dengan versi 2A4, yakni pada Leopard 2 Ri telah digunakan lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP). Lapisan pelindung ini terdiri atas materi nanokeramik serta titanium dan baja alloy, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik. Karena sifatnya yang modular alias bisa dibongkar pasang, pengguna bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED).
Baca juga: Rheinmetall L/44 120mm – Senjata Pamungkas MBT Leopard 2A4 Revolution TNI AD
Meski ada perbedaan penampilan, antara Leopard 2A4 dan Leopard 2 Ri mengusung jeroan mesin yang sama, bahkan untuk laras meriamnya pun tak berbeda, yakni mengadopsi meriam Rheinmetall L/44 120mm yang menggunakan sistem pengisian amunisi manual. (Haryo Adjie)
tanggung ya cuma 61
Diperbanyak aja ini tanggung…jadiin..200-250..biji..kalo kasus turki wajar…lha ada yg membelikan rudalnya…disamping itu…kalo perang sungguhan kan masih ada strategi…turki mungkin salah strategi..
Tinggal otomatisasi..
Mas Admin,
Bagaimana dgn control system nya, apakah sama ant Leo 2A4 & Leo 2RI ?
(sebab Leo 2A4 teknologinya th 80 an)
Yup relafif masih sama.
msh bnyak yg perlu dilengkapi utk leo RI,…belajar pd kasus2 perang urban antara turki vs isis d suriah.
Pembelian MBT ini sdh direncanakan dgn visi yg jauh kedepan oleh jendral pramono edhie, pk syafrie, dan kemenhan. Hal yg mendasar sbenarnya adalah memperbaharui doktrin gelar kaveleri lapis baja TNI yg sudah jauh tertinggal dan perimbangan kekuatan. Menguasai taktik dan bagaimana penggelaran mbt di lanscape nusantara adalah hal yg paling penting saat ini utk satuan kavaleri MBT TNI
Min kenapa dikirimnya pake kapal singapura ya?hehe
yah elah kapal kargo aja dipermasalahin.
kontrak pengiriman pake tender siapa yg menang itu yg dapet kontraknya, ngga masalah dari mana asal negaranya.
@bang admin
bang, coba kalau membahas program pt44 maesa alias program truck perkasa yg dulu sempat booming.
terimakasih
Maesa beda dari Perkasa bung. Maesa pembuatnya PT.Pacific Technology IAD sekitar tahun 2005, kalau Perkasa pembuatnya PT. Texmaco Perkasa sekitar tahun 1999. Meski bentuk luarnya mirip, tapi Maesa lebih advanced dari Perkasa, Maesa sudah pakai Independent suspension kalau Perkasa masih leaf spring. Maesa lebih berorientasi menjadi truk militer, kalau Perkasa truk sipil, tapi ada versi militernya. Nah ada lagi Maesa 2, bentuk luarnya sudah berbeda dari Perkasa.
@AutoVeron
terimakasih atas pencerahanya bung
MBT Indonesia semakin banyak yang berdatangan. Tinggal melengkapi dengan perlindungan untuk ATGM agar lebih hebat walau tidak semua diberikan karena kita tidak sedang perang.