Gegara Pernyataan Donald Trump, Kanada Gusar Atas Kelanjutan Akuisisi Jet Tempur F-35A Lightning II
|Kilas balik ke tahun 2020, kala itu Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad membuat pernyataan yang menghebohkan, yakni jet tempur F/A-18D Hornet yang dioperasikan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) untuk operasional terlalu ‘ditentukan’ oleh kebijakan Amerika Serikat.
Baca juga: PM Mahathir: Pembelian Jet Tempur dalam Jumlah Besar Sangat Tidak Produktif
Mahathir mencatat tentang ketentuan yang diberlakukan oleh AS yang tidak menyediakan source code. “Artinya kami tidak dapat memprogram pesawat tempur untuk misi serangan terhadap negara lain, hal itu bisa saja dilakukan bila pihak AS menyelesaikan sistem pemrograman,” ujar Mahathir.
Ia menambahkan, meskipun pesawatnya sangat bagus, dalam hal performa mesinnya sangat kuat, tapi kami tidak bisa memprogram pesawat sendiri. Kami harus merujuk ke Amerika Serikat untuk menempatkan program untuk serangan di negara asing misalnya. “
Jadi pesawat kami mahal, kami memilikinya, tapi kami hanya bebas menerbangkannya saat parade/pameran udara saja. Kami tidak dapat menggunakannya untuk melawan negara lain karena kami tidak mendapatkan source code-nya,” tegas Mahathir.
Rupanya, kegelisahan ala Mahathir Mohamad kini sedang dirasakan oleh otoritas pertahanan di Kanada. Meski status Kanada adalah negara NATO, namun setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya pada 2024, Kanada memiliki beberapa kekhawatiran utama terkait kebijakan yang berpotensi berdampak negatif terhadap hubungan bilateral mereka, yang kemudian disangkutkan pada potensi penggunaan jet tempur stealth F-35A Lightning II
Seperti diketahui, pasca dilantik Donald Trump mengusulkan penggabungan Kanada ke AS sebagai negara bagian ke-51. Trump berpendapat bahwa penggabungan ini akan mengurangi hambatan perdagangan dan menurunkan pajak bagi warga Kanada. Pernyataan terseut memicu gelombang nasionalisme di Kanada, dengan masyarakat dan pejabat menolak keras usulan tersebut.
Tidak itu saja, Trump mengancam akan menerapkan tarif 25% pada semua barang dan jasa dari Kanada. Trump mengklaim bahwa tarif diperlukan untuk melindungi kepentingan ekonomi dan keamanan nasional AS.
Gaya kepemimpinan Trump yang tidak terduga dan kebijakan “America First” dapat mengancam stabilitas ekonomi dan politik Kanada. Dan Kanada harus menyiapkan strategi untuk menghadapi kemungkinan kebijakan proteksionis dan perubahan dalam perjanjian perdagangan.
Kanada dan F-35A Lightning II
Buntut dari kebijakan AS yang tidak bersahabat, membuat Kanada khawatir akan nasib 88 unit F-35A yang tengah dipesan dari Lockheed Martin. Dikutip Defense Express, kalangan pengamat pertahanan di Kanada telah menyatakan kekhawatiran tentang akuisisi jet tempur generasi kelima F-35 Amerika yang sedang berlangsung dan untuk mempertimbangkan apakah pemerintah harus membatalkan kesepakatan tersebut.
Dalam sebuah artikel untuk The Globe and Mail, Michael Byers, salah satu direktur Vancouver Outer Space Institute, mengingat bahwa AS memegang kendali sepihak atas source code untuk pemrograman misi F-35. Bahkan, ia mengklaim, AS dapat dengan mudah mematikan kemampuan kewaspadaan situasional pada F-35 dari jarak jauh dan menghilangkan kemampuan superioritas udara, “mungkin hanya dengan beberapa ketukan keyboard,” catat Byers.
Skenario yang dijelaskan di atas memang terdengar fantastis. Namun, poin utamanya AS tidak pernah memberi mitra mana pun akses ke kode perangkat lunak asli. Semua pembaruan perangkat lunak juga dilakukan di AS. Sebagai contoh, F-35 Partner Support Complex (PSC) dikelola oleh US Air Force 350th Spectrum Warfare Group, yang mengembangkan, mendukung pengembangan, dan menguji data misi F-35 untuk semua pelanggan asing.
Sebagaimana dinyatakan secara resmi, operator F-35 asing dilarang melakukan pekerjaan ini secara independen tanpa partisipasi AS. Hal ini berlaku untuk semua pihak asing, bahkan Inggris, satu-satunya mitra dalam program F-35 tingkat pertama, dan Israel, yang memiliki kebebasan luas dalam hal peralatan pesawatnya.
Meski Diproduksi Perusahaan Kanada, Ini Sebab Ekspor Ranpur Stryker 8×8 Tetap dalam Kendali AS
Itu belum termasuk ketergantungan umum kesiapan tempur F-35 pada perawatan, perbaikan, modernisasi, serta pasokan suku cadang, rudal, dan amunisi lainnya, yang kesemuanya dari AS. Memenuhi kewajiban ini bergantung pada niat baik Washington.
Dengan kondisi di atas, maka wajar bila ada pembicaraan bahwa F-35A dapat berubah menjadi “labu” hanya dengan satu klik, seperti dalam dongeng Cinderella.
Sebagai catatan, Menteri Pertahanan Kanada, Anita Anand mengumumkan akuisisi F-35A pada 9 Januari 2023. Dikutip dari Globalnews.ca, disebutkan anggaran biaya pengadaan 88 unit F-35A mencapai US$19 miliar, sedangkan lifecycle cost dari armada F-35 diperkirakan mencapai US$70 miliar dalam 45 tahun.
Pejabat Kementerian Pertahanan Kanada mengatakan bahwa unit pesawat pertama F-35A akan dikirim untuk Angkatan Udara Kanada pada tahun 2026, dan armada penuh diharapkan mencapai kemampuan operasional antara tahun 2032 dan 2034. (Gilang Perdana)
Kanada Resmi Order 88 Unit F-35A Lightning II Senilai US$19 Miliar
Kalau FA-50 gimana ???
karena ada lockhead martin punya andil disana.
termasuk KFX
Untung gak jadi beli karna ditolak, coba kalou jadi beli, 1 klik jadi Labu, 2 klik jadi Tape😁
Itulah resikonya menjadi negara customer tetap akan ketergantungan kepada negara produsennya walau barangnya sudah dibayar, cat dan roundelnya sudah resmi dipasang atau disematkan. Maka dari itu, terkait “source code” ini baik masih dalam MoU hingga sudah masuk kontrak pembelian pra-penandatangan substansinya harus dibaca dengan jeli dan terstruktur bahkan per poinnya harus dianalisa lagi agar tak jadi “win-lose solution” setelahnya, dengan F-18 saja begitu apalagi F-35 yang merupakan generasi 5 yang sarat akan teknologi canggih karena keunggulannya dalam Network Centric Warfare (NWC). Lalu, bagaimana dengan F-16 kita? 🤔