Update Drone KamikazeKlik di Atas

Lockheed Martin AN/TPQ-53 – ‘Tameng’ Singapura dari Ancaman Serangan Artileri

Sebagai negara dengan kekuatan militer termodern di Asia Tenggara, adopsi Weapon Locating Radar (WLR) jelas bukan barang baru bagi Singapura. Tidak tanggung-tanggung, guna melakukan proteksi atas wilayah daratannya, Artileri Medan AD Singapura telah mengoperasikan jenis WLR – AN/TPQ-36, AN/TPQ-37, Saab Arthur dan Elta ELM-2311 CRAM (Counter Rocket, Artilery, Mortar). Namun, masih ada yang lebih baru dari nama-nama tersebut, yaitu AN/TPQ-53 weapon-locating radars besutan Lockheed Martin.

Baca juga: Tangkal Hujan Artileri, Korea Selatan Andalkan Arthur Radar Fire Finder

Dikutip dari StraisTimes.com, disebutkan Kementerian Pertahanan Singapura pada tahun 2017 telah mengakuisisi enam unit radar AN/TPQ-53 dengan nilai US$179 juta. Yang kesemua unit telah diterima penuh pada Maret 2019 lalu. Kementerian Pertahanan Singapura mengakuisisi AN/TPQ-53 untuk menggantikan AN/TPQ-36 dan AN/TPQ-37 yang telah digunakan dua dekade.

Dioperasikan oleh Singapore Artillery, AN/TPQ-53 yang masuk kualifikasi Counterfire Target Acquisition Radar Systems (CTARS), berperan melakukan pin point atau penentuan titik penembakan bagi unit artileri dan mortir dalam melakukan tembakan balasan berdasarkan arah datangnya proyektil meriam, mortir dan roket.. Namun yang lebih penting, AN/TPQ-53 dengan bekal teknologi radar AESA (Active Electronically Scanned Array) dapat melakukan analisa dan tracking pada pola IFPC (Indirect Fire Protection Capability).

Lockheed Martin pertama kali meluncurkan AN/TPQ-53 pada 2 Juli 2009. Debut AN/TPQ-53 kemudian kian dikenal saat sukses dioperasikan AD AS di laga Irak dan Afghanistan. Dari segi kemampuan radar, AN/TPQ-53 dapat menjalankan dua mode pantauan, yaitu 360 derajat search mode dan 90 derajat search mode. 360 derajat search mode punya radius pantauan sejauh 20 km, sementara 90 derajat search mode punya radius pantauan lebih jauh, yaitu sampai 90 km.

Dalam menunjang mobilitas, sistem AN/TPQ-53 ditunjang oleh dua kendaraaan dengan sasis truk FMTV 6×6 yang berbobot 5 ton. Kendaraan pertama berperan sebagai Mission Essential Group – yang membawa antena radar dan power generator. Kemudian kendaraan kedua berperan sebagai Sustainment Group – yang membawa climate controlled operations shelter dan backup power generator.

Dalam deployment, sistem AN/TPQ-53 hanya dioperasikan oleh empat personel. Di tangan personel yang terlatih, waktu yang dipersiapkan untuk menyiapkan sistem radar ini adalah 5 menit dan waktu untuk displacement hanya 2 menit. Dengan heavy truck, sistem AN/TPQ-53 dapat digerakan dengan mobilitas 89 km per jam dan jarang jelajah truk FMTV hingga 480 km.

Selain AS, rupanya hanya Singapura yang mengoperasikan AN/TPQ-53, menyiratkan betapa eratnya hubungan kedua negara ini. (Bayu Pamungkas)

7 Comments