FREMM Italia Akan Sambangi Indonesia, Berpeluang Ikut Tender Pengadaan Kapal Perang di 2017
Setelah Denmark, Perancis dan India, boleh jadi Italia bakal turut dalam tender pengadaan kapal perang utama TNI AL pada tahun 2017. Meski belum dikenal sebagai pemasok utama alutsista, namun secara kualitas kehadiran cita rasa Italia cukup melekat di Tanah Air, contohnya keberadaan meriam reaksi cepat OTO Melara 76 mm di frigat/korvet TNI AL. Bila flash back ke era 60-an, TNI AL bahkan pernah mengoperasikan korvet buatan Italia, yakni Albatross Class dan Almirante Clemente Class.
Baca juga: Almirante Clemente Class – Destroyer Escort TNI AL dengan Cita Rasa Italia
Dan dipenghujung tahun ini, ada kabar bahwa AL Italia dengan frigat FREMM (Frégate Européenne Multi-Mission) atau dalam bahasa Italia – Fregata europea multi-missione, akan melakukan kunjungan muhibah ke beberapa negara di Asia Pasifik, yang diantaranya akan singgah di Tanjung Priok, Jakarta. Seperti dikutip dari Janes.com (23/12/2016), FREMM yang dalam bahasa Indonesia artinya frigat serbaguna (multipurpose frigate) ITS Carabiniere telah berlayar dari lanal La Spezia, wilayah Italia Utara dengan tujuan akhir di Australia.
Diantara misi yang diemban mencakup support operations, international naval co-operation dan diplomacy and industrial relations tasks. Kehadiran FREMM ke Australia sendiri terkait misi frigat tersebut yang telah masuk sebagai kandidat dalam proyek SEA 5000 Future Frigate yang dicanangkan Australia untuk menggantikan frigat Anzac Class. FREMM sendiri lumayan laris sebagai frigat kelas berat, sejak meluncur perdana pada tahun 2012, sampai saat ini FREMM telah dipakai oleh Italia, Perancis, Maroko dan Mesir. Dari 20 unit yang direncanakan diproduksi, 10 unit kini dalam status telah berlayar.
Baca juga: Denmark Tawarkan Pembangunan Frigat ‘Plug and Play’ Iver Huitfeldt Class di Indonesia
Siapakah sebenarnya FREMM? Jika dirunut dari bobotnya yang mencapai 6.000 – 6.700 ton, maka FREMM tergolong frigat kelas berat, dalam hal spesifikasi akan langsung berhadapan dengan frigat andalan Denmark, Iver Huitfeldt Class yang juga tengah ditawarkan ke Indonesia. Meski produksinya dimotori Italia, namun FREMM rancang bangunnya melibatkan DCNS/Armaris dari Perancis, sementara keterlibatan Italia diwakili oleh Fincantieri. Karena dibangun untuk kebutuhan AL Italia dan AL Perancis. Maka kedua negara membabtips FREMM dalam dua nama yang berbeda, Italia menyebutnya sebagai Bergamini class, dan Perancis menyebut sebagai Aquitaine Class. Dan pesanan pertama meluncur untuk AL Perancis pada November 2012.
Baca juga: Siap Ikut Tender di 2017, DCNS Tawarkan Dua Desain Kapal Perang Untuk TNI AL
Sebagai frigat kelas berat berstandar NATO, racikan sistem senjata FREMM mampu membuat merinding lawan. Baik Italia dan Perancis menerapkan susunan daftar senjata yang berbeda, namun untuk senjata utama di anjungan sama-sama menggunakan OTO Melara 76 mm Super Rapid. Sebagai ilustrasi, Bergamini class mengadopsi rudal hanud VLS (Vertical Launch System) dengan peluncur Sylver A50 untuk 15 rudal Aster 15/30. Lalu untuk kanon CIWS (Close In Weapon System) disiapkan OTO Melara 30 mm. Bicara tentang rudal anti kapal, bila Perancis menggunakan 8 × MM-40 Exocet block 3, maka Itala memakai rudal Teseo\Otomat Mk-2/A.
Lebih canggih lagi pesanan Perancis dilengkapi rudal jelajah VLS ground to ground 16 × SCALP Naval. Nah, untuk melawan kapal selam disipkan peluncur torpedo 2 x B515 untum torpedo MU-90. FREMM menggunakan hull sonar Thales UMS 4110 CL, towed sonar Thales UMS 4249 CAPTAS4, dan peralatan anti jamming dari Thales ESM dan ELT Electronica.
Dengan panjang 144,6 meter, lebar 19,7 meter, FREMM dilengkapi fasilitas hanggar yang lumayan besar. Helikopter jenis NH-90, AgustaWestland AW101, Super Cougar dan S-70 Seahawk dipastikan dapat lepas dan tinggal landas dek kapal yang yang luas. Dalam penerapannya, FREMM lansiran Perancis dibentuk menjadi single hanggar, sementara pesanan Perancis menggunakan model double hanggar.
Baca juga: Merapat di Jakarta, India Tawarkan OPV Saryu Class Untuk TNI AL
Yang menarik FREMM menggunakan dapur pacu berupa kombinasi mesin turbin dan diesel (CODLOG) yang mutakhir. 2×2,5 MW motor elektrik yang senyap untuk anti deteksi kapal selam dan 1×32 MW turbin gas LM2500 mampu melaju dengan kecepatan 27 knot dan mampu berlayar hingga 6.000 nm (11.000 km). Akankah FREMM akan ditawarkan Italia ke Indonesia? Jawabannya kita tunggu saat kapal ini bersandar di Jakarta. Seperti halnya OPV Saryu Class yang dipublikasi penawarannya saat singgah di Jakarta. (Gilang Perdana)
Terlalu muluk kawan kalo mau beli kelasnya Fremm,iver,arleigh burke,dll yg harganya mahal untuk ukuran negara kita, pilihan paling realistis ya PKR itu di tambah kuantitas & juga kualitasnya buat gantiin ahmad yani class yg 6 biji.
Frigat Admiral Gorskhov memang mahal bung ayam jago. Lebih baik fokus ke PKR Dulu.
mimpi apaan bilang fremm, kdx 3 & admiral gorshkov sbg realita yg akan dimiliki tni al. itu khayalan di kamar mandi!!
duit kita cekak & kita msh negara kere!!
utk program frigate ini pemerintah membatasi biaya pembuatannx dari hull & paket persenjataannx komplet maximum usd 550-580 juta.
harga admiral gorshkov nyaris usd 1 milyar. makanx rosoboron mnawarkn admiral grigorovich dgn armament stihl & kh-35 bukan s400 & kalibbr sprr yg dmiliki gorshkov
kdx 3 sdh 1,3 milyar mknx dsme mnawarkan kdx 2
justru saya pnasaran perubahan apa yg akan dilakukan ficantieri jk tetap mnawarkn fremm. dgn mengurangi armament ato mengurangi spek sensor & elektronika atokah mnawarkan fremm dgn tonase yg lbh kecil
Min mau tanya, tp jgn di bully ya .
Kira2 Indonesia ada rencana gak buat pengadaan kapal kelas CV?
Aku harap TNI memilih berdasarkan urgensi dan efektifitas fungsi.
Tot bukan tugas utama TNI sebagai pertahanan negara, tapi TNI boleh ikut menetapkan standart alutsista.
Sebagai rakyat aku tidak mau mati sia2 hanya karena konsep Tot yang belum jelas.
@z
TOT itu sgt urgen untuk pengembangan jangka panjang sehigga kedepan dapat memperingkas pengembangan kapal perang dimasa mendatang, terkait TOT yg tidak jelas itu masalah negosiasi dan tiak semua proses TOT di umumkan ke publik, ada pun anda yg tak mau mati sia2 , apa anda tentara yg ikut perang kah?? itu tidak relevan tentunya.
Hahahaha
Tot itu urusannya perindustrian,
Dan itu dibawahi kementrian perindustrian bukan kementrian pertahanan.
Jadi bentuk Tot yang di maksud itu seperti apa? Apa full harus sesuai dengan jenis alutsistanya atau tidak, ataukah hanya maintance atau hanya produksi lini ataukah hanya merakit? dari situ bisa disimpulkan bahwa jenis Tot itu tidak jelas seperti gimana pastinya, kalau tot seperti itu russia juga pernah memberi tot, masalahnya banyak yang kemakan omongan russia pelit tot.
Ngomong2 TNI itu memilih berdasarkan urgensinitas serta MEF.
Serta ingatlah ada kasus dimana DI pernah berdebat dengan TNI AU Hanya masalah produk yang tidak memenuhi standart.
DI dapat tot dari airbus bukan avioniknya atau produk intinya.
PAL dapat tot dari damen juga bukan produk intinya, bridge masih import.
Pengembangan tot gimana maksudnya? Apa seperti SSnya Pindad? Pindad sendiri saja logamnya masih import.
Maaf kalau ngomongnya kemana2, karena aku bingung jelasinnya.
Intinya produk lini masih belum mendukung untuk Tot.
Ngomong2 gak peduli tentara atau bukan, yang jelas setiap warga negara wajib membela negaranya serta berkesempatan memikirkan negaranya.
Lagipula aku tidak mempunyai kemampuan untuk pergi keluar negeri bilamana terjadi perang layaknya seorang pengecut yang mementingkan dirinya sendiri.
Namun juga aku tidak mau mempertaruhkan nyawa hanya kualitas alutsista yang berdasarkan omongan manis saja, namun fungsinya minim.
apapun keputusan TNI semoga TOT dan share hak cipta menjadi dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan
Percaya atau tidak KDX III Destroyer dan Fregate admiral gorshkov sebuah realitas pasti bung , FREMM italia ini adalah frigate canggih dengan senjata modern kalo lihat sisi teknis gahar tapi kok ( dikit ) senjata*???. dan satu hal percayalah lumbung kapal kena sentilan sedikit bocor pak hehe.
Saya prefer perbanyak PKR Sigma saja sampai rencana awal 25 biji.. Setelah itu mau akuisisi yg lebih wah silahkan..
Sesuatu yg besar tidak akan dapat diraih tanpa melalui sesuatu yg kecil..
..SETUJU BINGIT BUNG!!…Saya sependapat..Kalo bisa senjatanya minim seperti Nakhoda class pas mau dibeli Brunei..Menurut saya sudah cukup mumpuni dikelasnya…
@indo elite
nakhoda ragam bisa diupgrade hingga membawa 48 sea captor. tentu harus ganti vls. korvet dgn rasa fregat.
@ayam jago: PKR Sigma juga mau dong pake sea ceptor 12×4. Daripada cuma 12 mica aja