Avenger Class: Kapal Penyapu Ranjau US Navy (Dedicated Terakhir) yang Jadi Pahlawan Perang Teluk

Avenger class yang menjadi era terakhir kapal buru sapu ranjau dedicated di Angkatan Laut AS (US Navy), punya kekhasan tersendiri, salah satunya Avenger class tidak dijual ke negara mitra, hanya ditempatkan di luar wilayah AS, dan selama tiga dekade operasionalnya, Avenger class ternyata lumayan kenyang dalam penugasan di perairan konflik.
Sebagai kapal buru sapu ranjau, Avenger class tidak dirancang untuk pertempuran permukaan, melainkan untuk operasi yang metodis dan berisiko tinggi dalam membersihkan ladang ranjau.
Guna menjalankan peran khusus tersebut, Avenger class dilengkapi sistem khusus untuk menemukan dan menetralkan ranjau, di antaranya keberadaan sonar lambung (AN/SQQ-32) untuk mendeteksi ranjau di dasar laut atau yang ditambatkan (moored).
Kapal ini juga membawa Sistem Netralisasi Ranjau (Mine Neutralization System/MNS) seperti AN/SLQ-48 atau AN/SLQ-38, yang merupakan kendaraan kendali jarak jauh (ROV) yang dikerahkan ke lokasi ranjau untuk menanam bahan peledak dan menghancurkannya. Selain itu, Avenger class juga dapat menarik alat penyapu ranjau konvensional (towed sweeps) untuk menghancurkan ranjau tertentu.

Karena peran utamanya adalah pembersihan ranjau, persenjataan Avenger class sangat minim dan hanya untuk pertahanan diri jarak dekat, berupa Senapan mesin berat M2HB .50 kaliber (12,7 mm), biasanya 2 hingga 4 unit, dan senjata otomatis kecil (seperti senapan mesin 7,62 mm) yang dioperasikan awak.
Kapal ini menekankan pada kerahasiaan operasional, dengan lambung non-magnetik dan kecepatan yang lambat, senjata utamanya adalah peralatan pendeteksi dan penghancur ranjau, bukan tembakan langsung.

Hingga saat ini, Avenger-class tidak pernah dijual atau dialihkan kepada angkatan laut negara lain. Semua 14 unit kapal Avenger-class yang dibuat di Amerika Serikat hanya dioperasikan oleh Angkatan Laut AS (US Navy).
Meskipun kapal-kapal ini tidak dijual ke luar negeri, mereka memang ditempatkan (forward-deployed) di luar wilayah perairan AS selama bertahun-tahun untuk mendukung operasi di kawasan strategis, seperti di Bahrain (Armada ke-5 AS), empat unit Avenger class ditempatkan selama lebih dari satu dekade untuk menjaga jalur pelayaran di Teluk Persia dan Selat Hormuz. Kapal-kapal ini baru saja dipensiunkan pada September 2025.
Sasebo, Jepang (Armada ke-7 AS), beberapa kapal Avenger class masih ditempatkan di Jepang hingga saat ini, dan kapal-kapal ini dijadwalkan menjadi unit terakhir yang akan dipensiunkan oleh US Navy, kemungkinan sekitar tahun 2027.
Reputasi Tempur
Avenger-class memiliki reputasi yang sangat kuat dan berperan penting dalam operasi tempur anti-ranjau, terutama di satu konflik besar, khususnya selama Perang Teluk Pertama (Operasi Desert Shield/Desert Storm) pada tahun 1990-1991.
Misi utama Angkatan Laut AS di Teluk Persia adalah untuk memastikan jalur air terbuka agar kapal-kapal perang besar dan kapal logistik dapat memasuki area operasional. Irak telah menanam ribuan ranjau laut di perairan Teluk.

Untuk itu kapal-kapal Avenger-class, khususnya USS Avenger (MCM-1) dan USS Guardian (MCM-5), adalah salah satu unit yang pertama dikerahkan dan berperan penting dalam upaya pembersihan ranjau.
USS Avenger (MCM-1) disebut sebagai kapal koalisi yang bertugas paling lama selama konflik Desert Shield/Storm. Yang paling signifikan, USS Avenger adalah kapal pertama dalam sejarah perang laut yang berhasil menemukan dan menetralisir ranjau dasar laut (bottom mines) menggunakan sistem netralisasi ranjau yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV/Drone).
Keberhasilan operasi tersebut menggarisbawahi pentingnya memiliki kapal khusus anti-ranjau dengan lambung non-magnetik. Kapal-kapal ini berhasil membersihkan jalur yang memungkinkan kapal-kapal AS dan koalisi lainnya beroperasi dengan aman, terutama setelah dua kapal perang AS, USS Princeton (CG-59) dan USS Tripoli (LPH-10), terkena ranjau pada Februari 1991.
Dibangun oleh Peterson Shipbuilders dan Marinette Marine Corp, Avenger class dibangun total 14 unit. Spesifikasi kapal, punya panjang 68 mete, lebar 12 meter dan berat 1.312 ton. Propulsinya ditenagai empat mesin diesel yang menghasilkan kecepatan maksimum 14 knot dengan jarak jelajah 1.500 mil laut. Jumlah awak 80 personel, termasuk 8 perwira. (Haryo Adjie)
Wozang Class – Kapal Penyapu Ranjau AL Cina yang Dikirim ke Selat Malaka

