Bocorkan Data Jet Tempur Stealth FC-31, Cina Eksekusi Mati Seorang Insinyur

Jangan main-main dengan aksi spionase, apalagi jika dikaitkan dengan rezim komunis. Seperti belum lama ini, Kementerian Keamanan Negara Cina – China Ministry of State Security (MSS) telah resmi mengonfirmasi kasus spionase yang melibatkan seorang insinyur dan telah dijatuhi hukuman mati karena membocorkan rahasia negara, yakni data rahasia tentang jet tempur stealth ke agen intelijen asing.

Baca juga: Diduga Lakukan Spionase Lewat Jaringan Seluler, Inilah Kisah Redupnya Huawei di AS

Kasus tersebut, yang telah lama menjadi spekulasi di media sosial Cina, diakui dalam pernyataan MSS yang merinci aktivitas Liu dan tingkat pelanggaran keamanan yang dilakoninya.

Menurut Global Times, media yang dikekola pemerintah, pelaku aksi spionase adalah Liu, mantan asisten insinyur di sebuah lembaga penelitian domestik yang mengkhususkan diri dalam teknologi pertahanan. Sumber MSS mengatakan Liu menjadi tidak puas setelah gagal mendapatkan promosi, yang membuatnya diam-diam menyalin dan menyimpan sejumlah besar dokumen rahasia.

Setelah mengundurkan diri dari jabatannya, ia awalnya bergabung dengan sebuah perusahaan investasi, tetapi kerugian finansial yang meningkat dari spekulasi saham berisiko tinggi dan penarikan kredit ilegal mendorongnya untuk mencari sumber pendapatan alternatif, yang akhirnya menjual rahasia negara.

Dilarang Meninggalkan Korea Selatan, Insinyur Indonesia Diduga Curi Data Jet Tempur KF-21 Boramae

Liu diduga menghubungi badan intelijen asing, menawarkan informasi rahasia dengan imbalan uang. Untuk memfasilitasi transaksi, ia memecah dan mengemas dokumen sensitif, membuat katalog terperinci, dan membuka beberapa akun daring untuk menerima pembayaran.

Untuk menghindari deteksi, ia menggunakan kartu IC (kartu pintar prabayar di Jepang) dan SIM card anonim. Liu sering mengubah metode komunikasi, dan menggunakan beberapa alias dengan kode yang telah diatur sebelumnya untuk pertukaran rahasia.

Insinyur Indonesia Kembali Bertugas di Korea Selatan, Jadi Titik Terang Kelanjutan Program IFX?

Selama enam bulan, Liu bepergian ke beberapa negara, dan dilaporkan membahayakan informasi pertahanan Cina yang penting. Namun, badan intelijen asing yang awalnya membeli data rahasia dari Liu segera memutuskan kontak dengannya setelah memperoleh informasi dengan biaya rendah.

Alih-alih menghentikan aktivitasnya, Liu menyempurnakan metode spionasenya dan berusaha untuk kembali terlibat dengan agen asing. Tindakannya memicu pengawasan lebih ketat dari Badan Keamanan Nasional Cina, yang memantau pergerakan dan komunikasinya sebelum akhirnya menangkapnya.

MSS menyatakan bahwa Liu dihukum karena spionase dan secara ilegal memberikan rahasia negara kepada entitas asing. Ia dijatuhi hukuman mati, dengan pencabutan hak politik seumur hidup, hukuman yang mencerminkan beratnya tindakannya.

Pihak berwenang Cina menekankan bahwa keamanan nasional tetap menjadi prioritas utama, dengan peringatan bahwa kasus spionase dan distribusi informasi sensitif yang tidak sah akan dikenai konsekuensi hukum yang paling berat.

Data tentang jet tempur stealth FC-31, termasuk yang dilaporkan dalam informasi rahasia yang coba dijual Liu. Sebagai pesawat generasi kelima yang dirancang untuk kemampuan observasi yang rendah dan efektivitas tempur yang canggih, maka detail teknologinya dianggap sangat sensitif. (Bayu Pamungkas)

Jet Tempur Stealth FC-31 Gyrfalcon Perkuat Angkatan Udara Pakistan dalam Waktu Dekat

One Comment