Update Drone KamikazeKlik di Atas

Berlangsung Sejak September 2017, Inilah Kabar Proyek eMLU F-16 A/B Block15 TNI AU

Dalam beberapa hari ini ramai diperbincangkan seputar program eMLU (enhanced Mid Life Upgrade) F-16 A/B Block15 OCU (Optional Capability Upgrade) Skadron Udara 3 di Lanud Iswahjudi, Madiun. Dalam pertemuan dua hari, pihak TNI AU dan Pemerintah AS membahas seputar capaian pelaksanaan pekerjaan modifikasi yang telah dilaksanakan. Selain juga dilakukan pembahasan tentang kendala yang dihadapi, serta strategi pemecahan permasalahan dan agenda selanjutnya.

Baca juga: Kejar Ketertinggalan, F-16 A/B Block 15 TNI AU Bakal Mendapat Mid Life Uprade

Sejak program eMLU F-16 A/B TNI AU dimulai pada September 2017, sudah dilakukan empat kali Program Management Review (PMR) yang melibatkan tim dari US Government, ODC US Embassy, Lockheed Martin Aero, PT Dirgantara Indonesia (DI), perwakilan Freight Forwarder, pejabat Mabes TNI AU, serta tim manajemen pelaksana Program Falcon Star eMLU.

Pelaksanaan eMLU sendiri dilaksanakan di Skadron Teknik 042, Lanud Iswahjudi, seperti pada petemuan PMR 5 April 2019 lalu, poin pembicaraan antar elemen ditekankan pada ringkasan pelaksanaan kegiatan, pengiriman aset Classified dan Mod Kit, rencana kegiatan training termasuk Site Survey tim dari Lockheed Martin untuk pelaksanaan FCF (Functional Check Flights).

Dalam proyek eMLU, pengadaan spare part dilakukan dalam dua tipe kontrak, pertama menggunakan mekanisme dengan mitra alias Direct Commercial Sales (DCS) dan Foreign Military Sales (FMS) atau Government to Government.

Dikutip dari sindonews.com (5/4), dalam PMR keempat, perwakilan Pemerintah AS diwakili oleh Col Kith Gibson, Mayor Elisabeth U. Co. Sedangkan dari LM Aero diwakili Jeff Boston, Michael Mc Spadden. Sementara dari TNI AU diwakili Kepala Proyek F-16 EDA, Kolonel Tek. Royke C. Manusiwa, Kepala Departemen Aero AAU, Kolonel Tek. Iwan Agung, Danwing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb. M. Satriyo Utomo, Kalibtek Koharmatau Kolonel Tek. Hery Supriyanto, serta Danskatek 042 Letkol Tek. A. Subagyo.

Mengutip dari sumber tempo.co (16/3), selama pelaksanaan eMLU ada dua sampai tiga orang dari Lockheed Martin yang membantu supervisi. Para personel dari TNI AU dan PT DI melakukan sejumlah pekerjaan, seperti pencopotan panel maupun komponen pesawat, melakukan monitoring, kontrol, dan evaluasi.

Presiden Joko Widodo duduk di kokpit F-16 A Fighting Falcon.

Sistem avionik yang diperbaharui melalui proyek eMLU-Falcon STAR, seperti pemasangan Rudal Beyond Visual Range yang memiliki jangkauan lebih dari 30 kilometer. Juga, Fire Control Radar dan JDAM (Joint Direct Attack Munition) yang merupakan bom dengan dilengkapi pemandu laser. Masih dalam proyek eMLU, juga dilakukan upgrade pada airframe yang menjadikan F-16 A/B TNI AU akan mampu terbang untuk 20 tahun ke depan.

Saat ini  empat unit pesawat F-16 A/B Block15 tengah menjalani peremajaan di hanggar Skadron Teknik (Skatek) 042. Satu di antaranya ditargetkan rampung pada Juni – Juli 2019. Lewat pernyataan upgrade pada 10 unit F-16 A/B, menyiratkan bahwa salah satu F-16 B TS-1603 yang mengalami musibah overrun akibat brake malfunction di runway 36 Lanud Roesmin Nurjadi, Pekanbaru, telah dapat ‘dipulihkan’ kembali kondisinya.

Baca juga: Setelah Overrun, Mungkinkah F-16 TS-1603 Kembali Mengudara?

Program MLU yang diadopsi F-16 A/B Block 15 OCU Thailand.

Sebelum Indonesia, AU Thailand telah terlebih dahulu merampungkan eMLU pada 18 unit F-16 A/B Block15. Setidaknya butuh waktu tujuh tahun bagi AU Kerajaan Thailand (RTAF) untuk merampungkan proses eMLU untuk 18 unit F-16 A/B. RTAF pertama kali memasukan F-16 dalam program eMLU pada tahun 2012, dan upgrade kesemuanya tuntas pada Februari 2018. Sebagai mitra pelaksana upgrade adalah Thai Aviation Industries (TAI), yang proses pelaksanannya dibawa supervisi langsung Lockheed Martin.

Diantara yang dipasang pada program eMLU F-16 Thailand adalah pemasangan radar multimode pengendali tembakan Northrop Grumman AN/APG-68(V)9, modular mission computer, APX-113 combined interrogator and transponder, ALE-47 countermeasures dispenser system, ALQ-213 electronic warfare management system dan Link 16 tactical data link serta Joint Helmet-Mounted Cueing System (JHMCS). (Gilang Perdana)

11 Comments