Setelah memasok rantis lapis baja MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) First Win 4×4 untuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus), ada kabar bahwa rantis produksi Thailand ini mendapatkan kontrak ekspor jumbo untuk militer Pakistan. Jumlah yang dibeli mencapai 100 unit, yang mana sebagian unit First Win akan dibuat di Pakistan sebagai bagian dari kesepatan alih teknologi. (more…)
Meski sejumlah ranpur (kendaraan tempur) produksi Dalam Negeri telah diakuisisi oleh TNI, namun, sampai saat ini belum ada jenis ranpur atau ransus (kendaraan khusus) amfibi rancangan industri Dalam Negeri, yang diakuisisi TNI. Seperti diketahui, walau beberapa telah diperlihatkan ke publik, tapi nasibnya ‘mentok’ sebagai prototipe, alias belum digunakan oleh satuan TNI. Hal yang berbeda dengan Thailand. (more…)
Guna memperkuat kerja sama bilateral, adalah hal yang wajar bila Cina menggelar latihan militer dengan negara-negara di Asia Tenggara. Terkhusus dengan Thailand yang alutsistanya dominan berasal dari Cina, maka gelar latihan militer di antara kedua negara bisa ditaksir akan lebih spesial. (more…)
Saab sempat dibuat frustasi, pasalnya pabrikan dirgantara asal Swedia itu, sejauh ini hanya mampu menjual jet tempur Gripen E/F untuk pasar ekspor ke Brasil. Namun, ada kabar gembira datang dari Asia Tenggara, setelah Angkatan Udara Thailand (RTAF) secara resmi memilih Gripen E/F untuk nantinya menggantikan armada F-16 Fighting Falcon yang usianya menua. (more…)
Meski Indonesia adalah launch customer ekspor untuk 16 unit jet latih tempur T-50 Golden Eagle, namun, belum tentu Indonesia mendapatkan manfaat yang optimal dalam kerja sama industri, khususnya dalam mendukung perawatan dan perbaikan pada T-50. Justru Thailand yang membeli belakangan dengan 14 unit T-50TH, lebih unggul dalam menikmati kerja sama strategis untuk mendukung operasional T-50. (more…)
Kaliber dengan standar NATO tak bisa dilepaskan dari setiap produksi senapan serbu, terlebih bila pihak manufaktur berniat untuk menggenjot pasar ekspor. Setelah Kalashnikov memproduksi AK-19 yang mengusung kaliber NATO 5,56×45 mm, maka Cina lewat Norinco turut memproduksi senapan serbu QBZ-195 yang juga mengusung kaliber NATO 5,56×45 mm. (more…)
Sebagai negara di Asia Tenggara yang punya potensi konflik terkait penyusupan dan gerilya bersenjata, maka dapat dipahami bila Thailand memerlukan kehadiran pesawat serang turboprop yang punya kaemampuan dalam misi COIN (Counter Insurgency). Dan belum lama ini, ada kabar Angkatan Udara Thailand – Royal Thai Air Force (RTAF) telah menerima dua unit perdana Textron Aviation AT-6. (more…)
Karena butuh waktu lama menanti kehadiran kapal selam Scorpene Evolved, maka KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan usulan untuk pembelian kapal selam sebagai penggunaan sementara (interim) untuk menjaga perairan Indonesia. Opsi ini harus diambil sembari menunggu kapal selam baru pesanan Indonesia rampung dan siap operasional. Boleh jadi, hal tersebut dianggap peluang oleh China State Shipbuilding Corporation (CSSC). (more…)
Hadir dalam booth di Indo Defence 2022, nama Chaiseri Defence mulai dikenal di Indonesia, terlebih sebelumnya manufaktur kendaraan militer asal Thailand ini pernah memasok First Win (Hanoman) 4×4, rantis lapis baja MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) yang digunakan Sat-81/Gultor Kopassus. Dan di ajang Thai Defense & Security 2023 exhibition (6 – 9 November 2023) di Bangkok, Chaeseri Defence berhasil merebut perhatian dengan memperkenalkan prototipe ranpur amfibi bergerak roda ban 8×8. (more…)
Meski teknologi persenjataan yang dibangun oleh Cina sudah sedemikian modern, namun, ada batu sandungan dalam produksi mesin kapal selam diesel listrik, yang mana pasar ekspor belum memberikan kepercayaan pada kualitas mesin kapal selam buatan Cina. Hal ini ditegaskan oleh Thailand yang secara resmi menunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan, atas proyek pengadaan kapal selam berteknologi AIP (Air Independent Propulsion) S26T class (Yuan class) yang dibangun China Shipbuilding and Offshore International Company (CSOC). (more…)