Batch Pertama T-50i (Tambahan) Tiba Mulai November 2025, Jumlah Golden Eagle TNI AU Menjadi 19 Unit

Sebagai realisasi dari kontrak yang ditandatangani antara Korea Aerospace Industries (KAI) dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, pada 20 Juli 2021, maka pengadaan tambahan jet tempur taktis/latih tempur T-50i Golden Eagle kini telah mendekati tahap akhir, berupa pengiriman batch (gelombang) pertama yang akan dilakukan pada bulan November 2025.

Baca juga: Kata KSAU: “TNI AU Akan Kedatangan (Tambahan) Jet Latih Tempur T-50i Golden Eagle pada 2025”

Hal tersebut dikuatkan lewat pernyataan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Tedi Rizalihadi S, saat memimpin Commander Inspection pengadaan enam unit pesawat T-50i di fasilitas KAI, Sacheon, Korea Selatan, Senin (29/9/2025). Kegiatan ini dilaksanakan untuk meninjau langsung perkembangan pengadaan enam unit pesawat T-50i yang nantinya akan memperkuat Skadron Udara 15 TNI AU.

Pengiriman enam unit pesawat tempur T-50i akan dilakukan secara bertahap. Dua pesawat pertama direncanakan tiba di Indonesia pada November 2025, disusul pengiriman berikutnya. Penambahan kekuatan ini merupakan bagian dari program modernisasi Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) untuk meningkatkan kesiapan tempur TNI AU.

Berdasarkan kontrak pada tahun 2021, KAI akan mengekspor enam unit T-50i dan paket dukungan lanjutan untuk pengoperasian pesawat ke Indonesia.

Dikutip mk.co.kr (20/7/2021), disebut nilai kontrak pengadaan enam unit T-50I mencapai 274,488 miliar won (US$240 juta) dengan periode kontrak efektif mulai 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024. Tanggal mulai kontrak adalah saat diharapkan KAI menerima uang muka dari pemerintah Indonesia, dan tanggal akhir kontrak adalah 34 bulan sejak kontrak dimulai. KAI menyebut, akan mempublikasikan kembali kabar lanjutan saat uang muka diterima dari Pemerintah Indonesia.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by TNI AU (@militer.udara)

Di periode sebelumnya, KAI telah menjual 16 unit T-50i Golden Eagle ke Indonesia pada 25 Mei 2011. Semua pesawat itu dikirim ke Indonesia secara bertahap, mulai September 2013 hingga Februari 2014. Pesawat tersebut kemudian digunakan sebagai pesawat latih calon penerbang tempur.

Pada konfigurasi awal, delapan pesawat memiliki warna biru dan kuning khas tim aerobatik legendaris TNI AU Elang Biru. Sementara delapan pesawat lagi berwarna kamuflase hijau khas misi tempur.

Kemudian ada kontrak lanjutan pada 8 November 2018, yaitu untuk pemasangan sistem radar dan senapan mesin gatlin gun Vulcan M197 kaliber 20 mm di armada T-50i TNI AU.

Selama dioperasikan TNI AU, ada tiga insiden yang terjadi terkait T-50i, yaitu saat Gebyar Dirgantara di Bandar Udara Adisutjipto pada 20 Desember 2015. Akibat kecelakaan tersebut, dua orang pilot meninggal dunia, yakni Letkol Pnb Marda Sarjono dan Kapten Pnb Dwi Cahyadi.

Komponen T-50i TNI AU Terlepas dan Jatuh, Diduga Cover Penutup Laras Kanon

Insiden kedua terjadi di Lanud Iswahjudi pada 10 Oktober 2020. Saat itu pesawat tergelincir dan para penerbangnya, yaitu Mayor Pnb Luluk Teguh Prabowo (Instruktur) dan Letda Pnb Muhammad Zacky, mengalami cidera. Letkol Pnb Anumerta Luluk Teguh Prabowo meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta pada Rabu (2/9/2020).

Kemudian insiden ketiga, terjadi pada 18 Juli 2022 di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang melibatkan T-50i Golden Eagle (Nomor registrasi TT-5009). Kecelakaan ini melibatkan satu orang awak gugur (pilot tunggal), yaitu Letnan Satu Pnb. Allan Safitra Indera Wahyudi, dalam misi latihan terbang malam (night tactical intercept training).

Dengan bergabungnya enam unit T–50i tambahan, maka formasi armada Golden Eagle TNI AU total akan menjadi 19 unit. (Gilang Perdana)

Hari Ini 23 Tahun Lalu, Jet Latih Tempur T-50 Golden Eagle Terbang Perdana, Indonesia Jadi Pembeli Ekspor Pertama

4 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *