Ancaman Baru! Ukraina Resmi Perkenalkan RK-360L Neptune-D, Mampu Serang Target Darat Jarak 1.000 Km

Ukrainian Defense Industry (Ukroboronprom), secara resmi memperkenalkan rudal jelajah jarak jauh terbaru RK-360 di dalam Neptune-D system. Spesifikasi dan foto resmi pertama dari rudal jelajah tersebut telah dipublikasi, yang kabarnya Neptune-D telah dipresentasikan pada sebuah pameran pertahanan pada 1 Oktober 2025.
Menurut Militarnyi, Ukroboronprom mengungkapkan bahwa rudal baru tersebut yang mengacu pada RK-350L membawa hulu ledak seberat 260 kg, yang 110 kg lebih berat daripada varian anti kapal. Peningkatan ini memberikan rudal daya rusak yang lebih besar terhadap target di darat.
Sebagai informasi, Neptune-D atau Long Neptune) adalah nama untuk sistem rudal jelajah secara keseluruhan, yang mencakup kendaraan komando, kendaraan pengangkut, dan peluncur berbasis darat yang dimodifikasi untuk peran serangan darat jarak jauh. Sedangkan, RK-360L adalah penamaan rudal dalam sistem tersebut, dengan kode ‘L’ kemungkinan merujuk pada Land-attack (serangan darat) atau Long-range (jarak jauh).

Jangkauan rudal meningkat drastis, RK-360L disebut dapat mencapai jarak hingga 1000 km, dibandingkan dengan hanya 280 km untuk varuan anti kapal (Neptune standar). Jangkauan ini memungkinkan Ukraina untuk menargetkan fasilitas militer dan logistik utama di wilayah Rusia yang sebelumnya di luar jangkauan sistem rudal domestik. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengklaim rudal ini telah berhasil diuji dalam pertempuran.
Generasi terbaru rudal Neptune ini nampak terlihat lebih panjang dan lebih besar dari pendahulunya. Tanpa booster, rudal ini memiliki panjang enam meter dan diameter 50 cm. Bagian hidung yang didesain ulang mencerminkan perubahan pada hulu ledak dan sistem pemandu.
Ukroboronprom menyatakan rudal tersebut dapat menavigasi medan yang sulit dan menyelesaikan rutenya tanpa dukungan satelit. Rudal ini juga mampu mencapai target darat, meskipun detail solusi penargetan ini tidak diungkapkan.
Foto-foto Neptune-D menunjukkan sirip kendali (control fins) yang lebih besar. Para perancang dilaporkan meningkatkan ukuran rudal guna meningkatkan kemampuan manuver, mengingat bobot rudal yang bertambah. Modifikasi yang terlihat membedakannya dari versi Neptune awal yang ditujukan untuk menyerang kapal.
Mineral-U – Digadang Jadi Radar untuk Sistem Rudal Anti Kapal RK-360MC Neptune
Pada Agustus 2023, seorang perwakilan Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan kepada The War Zone dengan syarat anonim bahwa Neptune yang panjang dapat diluncurkan dari sistem yang sama dengan varian anti kapal.
Rudal ini adalah modifikasi radikal dari rudal anti-kapal R-360 Neptune yang terkenal karena menenggelamkan kapal perang Moskva Rusia pada tahun 2022.
Neptune-D dianggap oleh para analis sebagai game-changer (pengubah permainan) karena memberikan Ukraina kapabilitas serangan presisi jarak jauh yang sangat dibutuhkan, membuatnya kurang bergantung pada senjata bantuan asing untuk menyerang target strategis jauh di belakang garis depan.
Mirip Tomahawk, Polandia Tampilkan Rudal Jelajah Jarak Jauh Produksi Dalam Negeri
Ukraina Minta Tomahawk
Volodymyr Zelenskyy dalam pertemuannya dengan para pejabat AS, dan pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa mereka sedang mempertimbangkan pengiriman rudal jelajah Tomahawk. Jika disetujui, Tomahawk kemungkinan besar akan dijual AS kepada negara-negara Eropa yang kemudian akan mengirimkannya ke Ukraina.
Meskipun keduanya adalah rudal jelajah subsonic jarak jauh untuk serangan darat, ada perbedaan mendasar antara Neptune-D (RK-360L) buatan Ukraina dan Tomahawk buatan AS. Khususnya Tomahawk punya jangkauan lebih jauh (hingga 2.500 km) dan berat hulu ledak lebih besar (450 kg). (Gilang Perdana)
Bukan Lagi Neptune, Indonesia ‘Lirik’ CM-302 (YJ-12E) Sebagai Rudal Anti Kapal Pesisir


@Dobel Agato: “2022 rencananya mau dikirim ke Indonesia tapi keburu perang jadi gak sempat dipakai oleh TNI AL yg kemudian beralih kepada Atmaca dan SOM. Andai perang sudah berakhir besar kemungkinan Indonesia akan beli rudal Neptune berikut ToTnya.” wajar, karena rudal Neptune sendiri baru masuk layanan Angkatan Bersenjata Ukraina pada tahun 2020, dan kita baru sebatas melirik walau sudah tahap negosiasi atau verbal sebelum penandatangan MoU sebagai kesepakatan awal namun sudah keburu pecah perang Rusia-Ukraina pada tahun 2022 lalu.
“Wajar saja karena Ukraina lah yg telah berjasa besar kepada Indonesia lewat pengembangan Rhan 450 sehingga motor dan nozzlenya bisa digunakan dengan baik dan mampu mencapai target awal hingga 100 km lebih.” Ukraina berjasa besar kepada kita terkait pengembangan Rhan 450? Berbagai sumber mainstream tidak ada berita atau informasi tersebut tuh kecuali yang berhembus dari media sosial dengan sumber yang sangat tidak bisa dipercaya (biasanya ngarang sendiri), yang benar adalah Roket R-Han merupakan hasil pengembangan mandiri dari konsorsium industri pertahanan dan lembaga riset di Indonesia yang sudah dimulai sejak tahun 2006 dan terus berlanjut dengan berbagai varian, seperti R-Han 122 dan R-Han 450, pengembangan roket ini bertujuan untuk membuktikan kemandirian Indonesia dalam mengembangkan teknologi pertahanan yang artinya murni dikembangkan sendiri tidak ada campur tangan negara manapun termasuk Ukraina. Jangkauannya masih mentok di 100 km dan kabarnya memang akan ada peningkatan hingga 150 km.
“Walaupun Rhan 450 hanya roket balistik, tapi itu sudah memenuhi syarat untuk penggunaan senjata SRBM.” secara jangkauan, Rhan 450 masih jauh di bawah kategori SRBM yang harus 300 km (minimum) hingga 1.000 km (maksimum).
“Mungkin Indonesia untuk sementara mau fokus dengan Turki dulu untuk peningkatan jangkauan Rhan 450 menjadi setara Rudal Khan sekitar 250-300 km atau bisa saja mendekati batas MTCR sekitar 500 km.” RI bukan anggota MTCR sehingga batasnya hanya sampai 300 km saja tidak bisa lebih sedangkan rudal SRBM taktis Khan yang sudah ada memiliki jangkauan maksimum 280 km, sedangkan Turkiye yang merupakan anggota MTCR memiliki rudal Bora (versi aslinya) dengan jangkauan maksimum 700 km
@Widya: 2022 rencananya mau dikirim ke Indonesia tapi keburu perang jadi gak sempat dipakai oleh TNI AL yg kemudian beralih kepada Atmaca dan SOM. Andai perang sudah berakhir besar kemungkinan Indonesia akan beli rudal Neptune berikut ToTnya. Wajar saja karena Ukraina lah yg telah berjasa besar kepada Indonesia lewat pengembangan Rhan 450 sehingga motor dan nozzlenya bisa digunakan dengan baik dan mampu mencapai target awal hingga 100 km lebih atau ada kemungkinan jangkauan terbaru Rhan 450 adalah 150 km. Walaupun Rhan 450 hanya roket balistik, tapi itu sudah memenuhi syarat untuk penggunaan senjata SRBM.
Mungkin Indonesia untuk sementara mau fokus dengan Turki dulu untuk peningkatan jangkauan Rhan 450 menjadi setara Rudal Khan sekitar 250-300 km atau bisa saja mendekati batas MTCR sekitar 500 km
Sedikit OOT, terkait Neptune, sistem rudal anti kapal RK-360MC yang santer diberitakan tahun 2021 bagaimana apakah kita jadi akuisisi? Dan, tahun 2023 atau 2 tahun lalu juga dikabarkan melirik rudal pertahanan pesisir YJ-12E dari Tiongkok, hingga sekarang belum terdengar lagi kabarnya? 🤔