Drone C100 PDW Uji Ketahanan di Hutan Hawaii, Angkatan Darat AS Pamerkan Daya Angkut

Angkatan Darat AS baru-baru ini memperkuat kemampuannya dalam operasi multinasional dengan mengerahkan sistem pesawat tak berawak (UAS) C100 selama latihan Joint Pacific Multinational Readiness Center (JPMRC) 26-01).

Baca Juga: Angkatan Darat AS Uji Drone Tertambat (Tethered Drone) dengan Pod Perang Elektronik

Latihan yang berfokus pada lingkungan hutan dan kepulauan ini diselenggarakan di Hawaii pada November 2025. Penempatan C100 menandai fokus militer AS untuk mengintegrasikan teknologi pengintaian yang sangat adaptif ke dalam skenario tempur yang kompleks dan menantang secara geografis.

Penyebaran C100 di hutan Hawaii bukan tanpa alasan. Lingkungan hutan tropis padat menawarkan tantangan unik bagi pengintaian udara, termasuk keterbatasan garis pandang dan penolakan sinyal GPS akibat kanopi tebal. Drone C100, sebagai heavy-lift quadcopter, dirancang untuk mengatasi hambatan ini, memberikan dukungan intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR) yang berkelanjutan kepada unit darat yang beroperasi di medan yang sulit ditembus.

C100 diproduksi oleh Performance Drone Works (PDW). Drone ini adalah salah satu dari sedikit sistem UAS yang berhasil menggabungkan daya angkut dan ketahanan operasional yang signifikan dengan portabilitas man-packable. Meskipun memiliki berat sekitar 9.7 kg, desainnya yang dapat dilipat memungkinkan penyebaran cepat (di bawah dua menit) langsung dari ransel taktis, menjadikannya aset taktis yang ideal untuk tim kecil di garis depan.

Keunggulan fundamental C100 terletak pada kemampuan angkat berat yang mendukung muatan kritis hingga 4.5 kg dan durasi penerbangan yang melebihi satu jam (74+ menit). Kapasitas ini melampaui kebanyakan drone Grup 1 UAS lainnya. Ini memungkinkan C100 membawa sensor kelas militer yang lebih besar dan canggih, alih-alih terbatas pada sensor berukuran miniatur.

Untuk menjalankan misi ISR, C100 dilengkapi dengan muatan kamera Electro-Optical/Infrared (EO/IR) canggih. Sensor ini tidak hanya menyediakan umpan video resolusi tinggi di siang hari, tetapi juga menawarkan kemampuan pencitraan termal beresolusi tinggi untuk operasi malam hari atau penembusan kabut. Muatan ini sangat penting untuk identifikasi target dan pelacakan musuh di tengah vegetasi lebat.

Video Viral! Drone Shahed-136 Ditembak Jatuh Minigun M134 Gatling Gun dari Door Gun Helikopter Mi-8

C100 dirancang dengan arsitektur modular terbuka, yang memungkinkan operator mengganti payload dengan cepat untuk beradaptasi dengan kebutuhan misi yang berkembang. Selain ISR, C100 dapat berfungsi sebagai node komunikasi relai, pembawa perangkat Intelijen Sinyal (SIGINT) seperti CACI Mastodon FireBeast, atau bahkan platform untuk penunjukan target laser yang bekerja sama dengan pesawat berawak seperti jet tempur F-35.

Salah satu tantangan terbesar dalam perang modern adalah lingkungan GPS-denied (penolakan GPS). C100 mengatasi masalah ini melalui sistem Visual-Based Navigation (PDW APNT). Teknologi ini memungkinkan drone untuk mempertahankan navigasi yang akurat dan melakukan operasi secara otonom meskipun sinyal satelit sengaja diblokir oleh musuh (jamming), sebuah kemampuan yang vital untuk kelangsungan hidup di medan perang.

Dalam konteks latihan JPMRC, C100 berfungsi untuk meningkatkan interoperabilitas antara Angkatan Darat AS dan pasukan koalisi. Dengan kemampuan untuk menyampaikan data video dan telemetri yang terenkripsi melalui tautan radio tangguh seperti Silvus Streamcaster, C100 membantu menciptakan kesadaran situasional bersama (shared situational awareness) yang krusial untuk operasi koalisi skala besar di seluruh wilayah Pasifik.

C100 menempati posisi unik dalam hierarki drone militer, menjembatani kesenjangan antara drone mikro/nano yang sangat kecil (seperti Black Hornet) dan UAS bersayap tetap yang lebih besar. C100 menawarkan keseimbangan antara siluman (ukurannya yang relatif kecil untuk kinerjanya), fleksibilitas operasional VTOL (Vertical Take-Off and Landing), dan daya tahan yang diperlukan untuk misi yang menuntut.

Embraer Umumkan Kemampuan Baru A-29 Super Tucano Untuk Lawan Drone dengan Efektif dan Terjangkau

Pengerahan C100 di Hawaii menggarisbawahi komitmen militer AS terhadap modernisasi platform udara taktisnya. Dengan menggabungkan portabilitas luar biasa, daya angkut yang berat, dan kemampuan multi-mission yang canggih, drone C100 PDW menetapkan standar baru untuk sistem ISR taktis. Teknologi ini tidak hanya mendukung unit darat dalam operasi rutin, tetapi juga memperluas jangkauan dan efektivitas pasukan di lingkungan yang paling menantang. (Nurhalim)

Gantikan Hermes 450, Singapura Umumkan Akuisisi Drone Intai MALE Hermes 900 dari Elbit Systems