Rusia Jajal Tempur Rudal X-UAV dari Drone Orion-E – Hancurkan MBT T-64 Ukraina
Rudal udara ke permukaan yang satu ini bisa dibilang masih barang baru, pasalnya baru resmi diperkenalkan pada pameran pertahanan Army 2024 di pinggiran kota Moskow di bulan Agustus lalu. Namun, ada kabar terbaru, bahwa rudal yang disebut X-UAV ini, telah digunakan Rusia dalam operasi tempur di Ukraina.
Baca juga: [Video] Drone Tempur Orion Serang Pos Komando dan Pengamatan Ukraina dengan Rudal X-UAV
X-UAV dikembangkan oleh Tula Instrument Design Bureau – (bagian dari High Precision Systems holding of Rostec), sebagai rudal udara ke permukaan yang disiapkan untuk diluncurkan dari drone, dengan menargetkan sasaran berupa kendaraan lapis baja. Dalam pubikasi dari RIA Novosti (9/9/2024), disebut Rusia telah melancarkan serangan ke Kursk dengan mengerahkan drone Orion.
Yang menarik, Orion yang digunakan dalam misi serangan ke Kursk adalah Inokhodets, yakni varian ekspor dari Orion, atau resminya diberi label Orion-E. Dalam rekaman video, diperlihatkan drone Orion melepaskan rudal X-UAV dan berhasil menghancurkan MBT T-64B milik Ukraina.
Belum banyak publikasi tentang rudal X-UAV, namun Kantor Berita Rusia Tass. ru, menjelaskan bila X-UAV adalah rudal dengan laser illumination, mirip dengan rudal Krasnopol.
X-UAV punya jangkaun luncur dari 4 sampai 8 km. Hulu ledak X-UAV berbobot 6 kg dengan high explosive fragmentation, yang diklaim efektif untuk menghancurkan kendaraan lapis baja ringan, galian, dan benteng pertahanan lawan.
Pihak pengembang menyebut rudal X-UAV diarahkan ke sasaran dengan cara yang sama seperti rudal berpemandu Krasnopol, yakni dengan penerangan laser pada sasaran.
Diproduksi Kronshtadt Group, Orion-E pertama kali diperkenalkan di ajang Army 2022, kini Orion-E tengah ditingkatkan kemampuannya, khususnya dalam kemampuan kendalinya yang dapat disokong oleh jaringan satelit untuk memperluas jangkauan operasinya.
🇷🇺🇺🇦💥Another case of a Ukrainian tank (T-64), hit by an X-UAV missile from an “Orion” reconnaissance and attack drone (UAV), in the Kursk region.
Advancing deep into our territory has created problems not only in logistics, but also in air defense coverage, since bringing these… pic.twitter.com/vLruZ0YqQ6
— FH Operador (@fh_operador) September 8, 2024
Dari spesifikasi, Orio-E masuk ke kelompok drone MALE (Medium Altitude Long Endurance). Predikat MALE pantas disematkan, lantaran Orion-E sanggup terbang terus menerus selama 24 jam pada ketinggian maksimum 8.000 meter dengan jarak jelajah 250 km dalam mode Line of Sight (LoS). Dari spesifikasi, Orion-E punya panjang 8 meter, lebar bentang sayap 16,3 meter dan tinggi 3,2 meter.
Orion-E pada bagian bawah fuselage-nya dilengkapi kubah yang berisi sensor electro-optical/infrared (EO/IR) dengan dua kamera thermal, wide angle TV camera, dan laser range finder/target designator. Dengan bobot keseluruhan 1.000 kg, kapasitas payload Orion-E maksimum mencapai 200 kg, pihak Kronshtadt menyebut tipe sensor bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna.
Orion-E ditenagai mesin tunggal turbo propeller Saturn 36MT dengan tenaga 100 hp. Orion-E secara teknis dapat terbang dengan kecepatan 120 – 200 km per jam. (Bayu Pamungkas)
Rusia Kembangkan Drone Kombatan Orion-E dengan Kendali Satelit, Siap Beroperasi Akhir 2022