Rusia Kembangkan Drone Kombatan Orion-E dengan Kendali Satelit, Siap Beroperasi Akhir 2022
|Ikut dilibatkan secara penuh dalam operasi militer khusus di Ukraina, Rusia terus mengembangkan kemampuan drone kombatan (UCAV) Orion-E produksi Kronshtadt Group. Pertama kali diperkenalkan di ajang Army 2022, kini Orion-E tengah ditingkatkan kemampuannya, khususnya dalam kemampuan kendalinya yang dapat disokong oleh jaringan satelit untuk memperluas jangkauan operasinya.
Baca juga: Army 2020: Drone Kombatan Orion-E Tampil Perdana dengan Paket Senjata Lengkap
Dikutip dari Eurasiantimes.com (9/8/2022), disebutkan versi baru dari Orion-E dengan dukungan komunikasi satelit telah menyelesaikan penerbangan perdananya pada Februari – Maret 2022, dan seluruh pengujian diharapkan akan tuntas pada akhir 2022 ini.
“Tes sedang berjalan dengan lancar, dan kami berencana untuk menyelesaikannya pada akhir tahun ini. Kami memiliki beberapa modifikasi dari Orion, dan kami siap untuk memproduksi versi yang berbeda dari pengintaian dan serangan pada waktu yang sama. Keputusan selalu ada di tangan pelanggan,” kata Oleg Shilov, head of Russian engineering Kronstadt Group.
Sebelumnya, model Orion-E yang diperbarui telah dipresentasikan dihadapan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada 27 Januari di pabrik Kronstadt di kota Dubna dekat Moskow. Fitur khas dari versi baru drone Orion-E ini adalah tutup radio-transparan dalam bentuk drop-shaped di depan badan pesawat. Modul komunikasi satelit terletak di bawah fairing.
Unit komunikasi satelit memungkinkan untuk meningkatkan jangkauan drone secara signifikan karena dapat beroperasi di luar jangkauan stasiun kontrol darat.
Dari spesifikasi, Orio-E masuk ke kelompok drone MALE (Medium Altitude Long Endurance). Predikat MALE pantas disematkan, lantaran Orion-E sanggup terbang terus menerus selama 24 jam pada ketinggian maksimum 8.000 meter dengan jarak jelajah 250 km dalam mode Line of Sight (LoS). Dari spesifikasi, Orion-E punya panjang 8 meter, lebar bentang sayap 16,3 meter dan tinggi 3,2 meter.
Orion-E pada bagian bawah fuselage-nya dilengkapi kubah yang berisi sensor electro-optical/infrared (EO/IR) dengan dua kamera thermal, wide angle TV camera, dan laser range finder/target designator. Dengan bobot keseluruhan 1.000 kg, kapasitas payload Orion-E maksimum mencapai 200 kg, pihak Kronshtadt menyebut tipe sensor bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna.
Baca juga: Drone Tempur Orion-E Kini Tampil dengan Senjata Baru, Rudal Anti Tank Vikhr
Orion-E ditenagai mesin tunggal turbo propeller Saturn 36MT dengan tenaga 100 hp. Orion-E secara teknis dapat terbang dengan kecepatan 120 – 200 km per jam. Bila kendali dengan LoS (Line of Sight) adalah 250 km, maka dengan penggunaan unmanned transponder maka jarak jelajah dapat ditingkatkan menjadi 300 km, dan dengan peningkatan akses BLoS (Beyond Line of Sight) menggunakan jaringan satelit, maka jangkauan Orion-E dipercaya akan jauh lebih meningkat. (Gilang Perdana)