Army 2020: Drone Kombatan Orion-E Tampil Perdana dengan Paket Senjata Lengkap
|Nama Orion-E sudah tak asing dalam jagad drone kombatan alias UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle), pasalnya drone produksi Kronshtadt Group ini sudah diperkenalkan sejak ajang MAKS 2017 AirShow. Meski baru digunakan oleh Rusia, Suriah dan Mesir, ada penampilan yang baru dari Orion-E di pameran militer Army 2020 (23-29 Agustus) yang dihelat di Kubinka, tak jauh dari Moskow. Untuk pertama kalinya, Orion-E ditampilkan dalam persenjataan full set, termasuk demonstrasi bom pintar berpresisi tinggi dengan bobot 50 kg.
Baca juga: Kronshtadt Orion-E – Bukti Eksistensi Rusia di Pasar Ekspor Drone Tempur
Menurut informasi resmi dari Kronstadt yang didistribusikan di Army 2020, disebutkan kapasitas payload Orion telah ditingkatkan, bahkan drone kombatan ini juga menyandang kategori baru sebagai reconnaisance-attack drones. Orio-E masuk ke kelompok drone MALE (Medium Altitude Long Endurance).
Predikat MALE pantas disematkan, lantaran Orion-E sanggup terbang terus menerus selama 24 jam pada ketinggian maksimum 8.000 meter dengan jarak jelajah 250 km dalam mode Line of Sight (LoS). Dari spesifikasi, Orion-E punya panjang 8 meter, lebar bentang sayap 16,3 meter dan tinggi 3,2 meter.
Tak ubahnya prinsip drone pada umumnya, Orion-E pada bagian bawah fuselage-nya dilengkapi kubah yang berisi sensor electro-optical/infrared (EO/IR) dengan dua kamera thermal, wide angle TV camera, dan laser range finder/target designator. Dengan bobot keseluruhan 1.000 kg, kapasitas payload Orion-E maksimum mencapai 200 kg, pihak Kronshtadt menyebut tipe sensor bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna.
Baca juga: Forpost-M UCAV – Bukti Kepercayaan Rusia pada Teknologi Drone Israel
Orion-E ditenagai mesin tunggal turbo propeller Saturn 36MT dengan tenaga 100 hp. Orion-E secara teknis dapat terbang dengan kecepatan 120 – 200 km per jam. Bila kendali dengan LoS adalah 250 km, maka dengan penggunaan unmanned transponder maka jarak jelajah dapat ditingkatkan menjadi 300 km. (Haryo Adjie)
better late than never
Kelihatannya drone nya biasa saja Turki pun jg bisa membuat drone yg seperti ini lagipula hal yg aneh itu jika ada pihak menyebut produk senjata dr suatu negara itu jelek jk ada drone buatannya yg jatuh.
Ini drone buatan Rusia yg sangat Strooong Bingiiit lho mbah gatol. AS minat boleh beli klo yg ini mbah. Tp klo S-400 nunggu 20 thn lg indennya mbah klo AS minat.
Klo drone AS ssh brp uniit yg rontok dan ketangkap ya mbah gatol.? …….xicixicixicixi