Kapal Patroli TNI AL KRI Siliman 848 Tenggelam di Belawan Akibat Kebakaran di Ruang Mesin

Di tengah modernisasi armadanya, ada kabar salah satu kapal patroli TNI AL, yang berasal dari hibah pemerintah Australia, mengalami musibah kebakaran yang berujung tenggelamnya kapal di lepas pantai Belawan, Sumatera Utara.

Baca juga: Attack Class – Armada Kapal Patroli Australia yang ‘Diwariskan’ ke Indonesia

Seperti dikutip Janes.com (1/10/2025), kapal patroli nahas tersebut adalah KRI Sibarau dengan nomer lambung 848, yang merupakan kapal patroli Attack class buatan Australia, yang dihibahkan kepada Indonesia pada dekade 70/80-an.

Insiden tersebut terjadi pada 28 September 2025, saat kejadian, KRI Siliman sedang berpartisipasi dalam operasi pengawasan di sepanjang Selat Malaka ketika berlabuh di Buoy 4 di Selat Belawan sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Pukul 20.20, awak kapal mendeteksi adanya api di ruang mesin dan memulai prosedur pemadaman kebakaran di atas kapal.

Namun, api tidak dapat dipadamkan, dan para awak kapal memulai prosedur evakuasi pada pukul 21.30 waktu setempat. Ke-21 personel kapal patroli tersebut kemudian diselamatkan oleh kapal-kapal di sekitar, termasuk kapal tunda dan kapal patroli Lantamal Belawan, KAL Tarihu.

KRI Sibarau 847, ex- HMAS Bandolier (P95)

Namun, api semakin membesar dan menjalar ke haluan kapal pada pukul 22.05, meskipun upaya pemadaman terus dilakukan oleh kapal tunda TD Sei Deli III dan KT Hang Tuah V. Buntut dari kebakaran, KRI Siliman mulai miring ke arah kiri sekitar 10° pada saat itu.

Dan pada ukul 23.03 waktu setempat, api kembali muncul di ruang mesin meskipun telah dipadamkan sebelumnya, dan nomor panji lambung kiri kapal terlihat sejajar dengan garis air.

KRI Siada 862, ex-HMAS HMAS Barbette (P97)

Sebelum menyandang nama KRI Siliman 848, kapal patroli ini bernama HMAS HMAS Archer (P86) yang masuk dalam Attack class. Kapal ini buatan Walkers Ltd of Maryborough, Queensland, beberapa juga dibuat oleh galangan Evans Deakin and Co, Brisbane.

Seri kapal patroli ini dirancang untuk kebutuhan Angkatan Laut Australia – RAN (Royal Australian Navy) dan dibangun antara tahun 1967 dan 1969. Kapal cepat ini total diproduksi sebanyak 20 unit, desain utamanya untuk melaksanakan misi pengintaian dan pengawasan di sepanjang garis pantai Australia.

Dari 20 unit kapal kelas Attack tersebut, delapan unit kemudian digunakan oleh Satuan Kapal Patroli (Satrol) TNI AL.

HMAS Advance P83, menjadmi penghuni Australian National Maritime Museum di Sydney

Lewat program hibah, secara bertahap mulai 16 November 1973, HMAS Bandolier (P95) telah berubah nama menjadi KRI Sibarau 847, kemudian 21 Mei 1974 HMAS Archer (P86) berubah nama menjadi KRI Siliman 848, 20 Mei 1982 HMAS Barricade (P98) berubah nama menjadi KRI Sigalu 857, 15 Juni 1984 HMAS Barbette (P97) berubah nama menjadi KRI Siada 862, 6 Mei 1983 HMAS Acute (P81) berubah nama menjadi KRI Silea 858, 12 September 1983 HMAS Bombard (P99) berubah nama menjadi KRI Siribua 859, 21 Februari 1985 HMAS Attack (P90) berubah nama menjadi KRI Sikuda 863, dan terakhir 18 Oktober 1985 HMAS Assail (P89) berubah nama menjadi KRI Sigurot 864.

Dari segi ukuran, kapal patrol ini terbilang kecil, kapal ini secara keseluruhan punya panjang 32,8 meter, beam 6,1 meter, dan draught 2,2 meter. Berat kosong kapal ini 100 ton, sedangkan bobot tempur bisa mencapai 146 ton.

Untuk kelas kapal patroli, Attack class lumayan disegani dengan mengusung 1 pucuk meriam Bofors 40mm pada haluan, sedang pada sisi buritan ditempatkan dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB Browning kaliber 12,7mm. Kapal dengan rangka baja dan material lambung berbahan alumunium ini diawaki oleh 3 perwira dan 16 pelaut. Di lingkungan TNI AL, kelas kapal ini di komandani oleh seorang perwira berpangkat kapten. (Gilang Perdana)

Ditempatkan di Selatan Indonesia, Angkatan Laut Australia Resmikan Dua Kapal Patroli Evolved Cape Class

 

g

One Comment

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *