Ikuti Jejak Sukhoi Su-35, Jet Tempur F/A-18F Super Hornet Australia Bakal Dipasangi IRST
|Bagi Australia, potensi ancaman yang bakal mereka hadapi datangnya jelas dari utara, tanpa menyebut negara yang dimaksud, dari aspek persenjataan, yang berpotensi menandingi kekuatan udara Negeri Kangguru adalah sosok Sukhoi Su-35, yang oleh para analis militer konon disebut lebih unggul dari jet tempur andalan AU Australia (RAAF) saat ini, F/A-18F Super Hornet.
Baca juga: Saat Radar Silent, Sukhoi Su-35 Akan Bergantung Pada Kemampuan Penjejak Optik OLS-35
Meski dari aspek teknis pesawat dan persenjataan antara Su-35 dan Super Hornet bisa diadu berdasarkan parameter tertentu, namun ada satu fitur yang memang sejak awal absen di Super Hornet.
Yang dimaksud adalah IRST (Infra Red Search and Track System), perangkat yang penjejak yang sejak era MiG-29 dan Sukhoi Su-27/Su-30 telah terpasang pada bagian depan kaca kokpit. Sebaliknya, generasi penempur F-16 Fighting Falcon dan F/A-18 Hornet series fitur ini tidak hadir, paling tidak secara built in.
Nah, guna menyiasati ‘kekurangan’ fitur IRST, belum lama ini ada kabar bahwa RAAF berencana untuk melengkapi armada F/A-18F Super Hornet dengan perangkat IRST tipe AN/ASG-34. Mengutip dari Janes.com, US Naval Air Systems Command (NAVAIR) pada 2 Oktober lalu menyebut akan ada 12 Super Hornet Australia yang bakal dipasangi IRST AN/ASG-34. Sebagai informasi, jumlah armada F/A-18F Super Honet RAAF mencapai 24 unit. Masih dari sumber yang sama, kontrak upgrade perangkat ini akan berjalan selama 36 bulan.
Perangkat IRST AN/ASG-34 dikembangkan oleh Lockheed Martin, Boeing dan General Electric. Perangkat IRST ini akan bekerja secara terintegrasi dengan sistem radar utama di Super Hornet yang menggunakan radar jenis AESA (Active Electronically Scanned Array) Raytheon AN/APG-79.
Dirunut dari kemampuannya, IRST digunakan untuk mencari dan melacak target berikut emisi infra merah, atau berdasarkan panas yang dihasilkan target. Dalam konteks lain, IRST dapat dimanfaatkan pilot saat harus mekakukan radar silent atau bila fungsi radar penjejak mengalami malfungsi, maka kemampuan jet tempur untuk meladeni misi yang diemban masih dapat terjaga bekat perangkat optronic (optical electronic) ini. Umumnya di dalam perangkat IRST sudah dilengkapi laser range finder.
Berbeda dengan IRST pada Sukhoi series yang disematkan secara built in, maka IRST di F/A-18F Super Hornet dirancang untuk dibawa menggunakan centreline drop tank yang telah dimodifikasi. Pejabat Boeing bahwa menempatkan IRST di bawah fuselage pesawat tidak memiliki efek buruk pada kemampuannya untuk mengidentifikasi dan melacak sasaran yang mungkin terbang lebih tinggi dari Super Hornet.
Baca juga: Operasikan F/A-18F dan EA-18G Growler, Jadi Bukti AU Australia Loyalis Keluarga “Hornet”
Pihak Boeing menyebut AN/ASG-34 dapat melacak sasaran dari jarak 10 miles (16 km) pada ketinggian hingga 60.000 kaki (sekitar 18.000 meter). Bila dibandingkan dengan IRST di Sukhoi Su-35 yang menggunaan jenis OLS-35, diketahui punya mendeteksi sasaran di udara dapat menjangkau jarak 90 km. Sementara untuk pengukuran sasaran udara dapat dilakukan pada jarak 20 km.
Adopsi perangkat IRST pada centreline drop tank sudah barang tentu mengurangi kapasitas persenjataan atau tangki bahan bakar yang dapat digotong Super Hornet. (Gilang Perdana)
Lupakan SU-35, fokus utk bangun tol laut & langit saja sbg negara maritim. Tambah LPD, LST, order byk C130-J, A400 Atlas utk dukung visi pemerataan pembangunan.
Jdi saat damai bisa sampingan angkut logistic, dpt income utk byr cicilan.
A400 kalau pun mau beli rasanya nggak sampai 5 buah. sedangkan C130J minimal 5 buah maksimal 8 buah.
Sayangnya su 35 Indonesia belum juga datang, pemerintah tidak serius
Makin kuat makin sombong
Malon sama ostrali sama saja sama sama ngandalin fpdanya dan amerika,khusus australi dia ini berlagak sebagai deputi amerika di asia pasifik
dari dulu indonesia dianggap sebagai ancaman, yg jelas mwreka punya paman SAM , atau amerika,sepertinya sifat sifat asli org australia putih selalu ingin menangnya sendiri, tg jelas indonesia kuat.
Lebih menjamin daripada su 35 mending ganti F15X/super hornet ini aja
Mending buat bangun papua saja
Lebih terjamin dari pada ngimpi beli su 35 apalagi f 15X yang impossible
Sudah tidak bisa dipungkiri lg bahwa buatan Rusia itu pasti stroongg binnggiiitt….hehehe.
Di pespur Rusia IRST sdh jd peralatan standar utk pesawat tempur. Sehingga peletakannya sdh terintegrasi yg berada di depan kokpit tanpa hrs menggunakan centreline drop tank yg bisa mengurangi muatan senjata.
Itulah keunggulan pespur Rusia yg juga ditiru pespur musuhnya di Eropa barat. Yg berarti teknologi persenjataan Rusia sangat stroonngg binnggiiittt….hehehe
kok sampe khawatir..? tinggal panas2in babe buat tekan musuh utaranya biar gak jadi beli SU-35.. aman dah..
Sudah dalam proses tinggal nunggu engage nya saja
Su35 masih ditahan sekalinya caatsa udah ilang yg dateng sekaligus 2 squadron
@IS A HELL
2 skuadron..??😂😂
Lo nglawak tong..???
Sayangnya TNI AU kini diisi Pamen dan Pati yang Western oriented. Su35 cuma jadi platform sparring partner. Makanya walaupun tanpa CAATSA sekalipun memang maunya cuma beli 11 unit doang.
HUT RI & TNI serta farewell flight buat wapres pespur yang di kedepankan malah F16. Itu isyarat lhoo
Takut kalau pake sukhoi di anggap ancaman sama BBJ pas farewell flight,,,