Update Drone KamikazeKlik di Atas

Operasikan F/A-18F dan EA-18G Growler, Jadi Bukti AU Australia Loyalis Keluarga “Hornet”

Film “Top Gun: Maverick” yang dilakoni aktor Tom Cruise baru akan tayang pada tahun 2020, namun buat warga Manado, Sulawesi Utara, sejak 16 hingga 29 September ini mungkin malah sudah melihat langsung sosok jet tempur seperti yang ada di film tersebut, atau paling tidak pernah mendengar deru jet tempur F/A-18F Super Hornet. Persisnya antara TNI AU dan AU Australia (RAAF/Royal Australian Air Force) tengah menggelar latihan udara bilateral “Elang Ausindo 2019.” Dari TNI AU dilibatkan 6 unit jet tempur F-16 C/D Fighting Falcon, pun dengan RAAF yang mengerahkan Super Hornet dalam jumlah yang sama.

Baca juga: Hawk 209 – Lightweight Multirole Fighter Penantang F/A-18 Hornet

Sediki menyinggung tentang film “Top Gun: Maverick,” selain ada penampilan F-35C Lightning II Joint Strike Fighters, juga turut tampil F/A-18F Super Hornet milik AL AS. Untuk F/A-18F Super Hornet di film Top Gun kebetulan setipe dengan yang dimiliki RAAF, dimana varian F/A-18F adalah jenis Hornet dengan tandem seat. Uniknya, kesemua Super Hornet milik RAAF adalah varian F/A-18F.

Bila merujuk ke kelengkapan arsenal, RAAF kini total mengoperasikan 24 unit F/A-18F Super Hornet yang ditempatkan pada No. 1 Squadron di Lanud Amberley. Tapi sebelumnya perlu diketahui, Australia tergolong negara loyalis dalam operasional Hornet. Selain 24 unit F/A-18F Super Hornet, RAAF masih mengoperasikan Hornet yang lebih lama, yaitu F/A-18A/B Hornet yang jumlahnya mencapai 54 unit dan dioperasikan oleh dua skadron (75 dan 77 squadron – masing-masing bermarkas di Lanud Tindal dan Lanud Williamtown. Itu saja?

F/A-18F RAAF di Lanud Sam Ratulangi, Manado (Foto: tni-au.mil.id)

Ternyata tidak, RAAF juga dikenal sebagai negara pengguna EA-18G Growler, yakni varian Super Hornet yang punya peran untuk melaksanakan misi peperangan elektronika. RAAF setikdanya kini mengoperasikan 11 unit EA-18G Growler yang bermarkas di Lanud Amberley.

Ada beberapa alasan mengapa Australia kadung kepincut dengan keluarga Hornet, selain karena sudah battle proven, keluarga jet tempur Hornet adalah buatan Boeing, disini RAAF berkepentingan agar terjadi sinergi dan konektvitas yang mulus dengan pesawat Airborne Early Warning & Control (AEW&C) E-7A Wedgetail dan pesawat intai maritim P-8A Poseidon, dimana kedua pesawat tersebut juga buatan Boeing.

Tom “Maverick” Cruise di kokpit F/A-18F Super Hornet.

Kembali ke F/A-18F Super Hornet, inilah andalan pertahanan udara RAAF saat ini, paling tidak sampai pesanan 72 unit F-35A Lightning II tuntas diterima.

Baca juga: Dari Total Pesanan 72 Unit, AU Australia Telah Terima Dua F-35A Perdana

Tentang F/A-18F Super Hornet, Kementerian Pertahanan Australia menandatangani kontrak pembelian 24 unit Super Hornet pada 3 Mei 2007 dengan nilai Aus$2,9 miliar. Total biaya yang dikuncurkan Australia untuk pelatihan dan dukungan selama 10 tahun disebut-sebut mencapai Aus$6 miliar. Super Hornet yang diakusisi Australia masuk dalam paket Block II, di dalamnya sudah mencakup instalasi radar APG-79 AESA (active electronically scanned array), Link 16 connectivity, LAU-127 guided missile launchers, AN/ALE-55 fiber optic towed decoys dan sejumlah perangkat lainnya.

Super Hornet Australia juga dilengkapi Radar Warning Receiver (RWR) yang bisa mendeteksi bahaya dari jarak yang cukup jauh. Dengan adanya peringatan yang diberikan, RWR ini membuat pilot Super Hornet mempersiapkan diri untuk menghindari tembakan musuh.

Baca juga: EA-18G Growler – Jurus Australia Menghadapi Potensi Perang Elektronika dari Utara

RAAF resmi menerima unit perdana F/A-18F Super Hornet pada Maret 2010, dan peresmian No. 1 Squadron sebagai pengguna Super Hornet dilakukan pada Desember 2010. (Gilang Perdana)

7 Comments