Hasil Serangan Kedelapan Pangkalan Udara Pakistan, India Klaim Telah Menciptakan Kerugian Senilai $3,36 Miliar

India terkesan pasif dalam merespon pemberitaan yang menyudutkan, khususnya terkait klaim Pakistan yang telah menjatuhkan beberapa jet tempur papan atas India. Meski unggul dalam pemberitaan di media, namun ada dugaan militer Pakistan mengalami tingkat kerugian yang lebih besar daripada India, bukan karena jet tempur yang jatuh, melainkan oleh serangan udara presisi yang menghantam beberapa pangkalan udara dan menghancurkan aset-aset di dalamnya.
Operasi Sindoor pada 7 Mei 2025 menargetkan sembilan lokasi yang diduga sebagai kamp militan di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan. Saat itu tidak ada pangkalan udara Pakistan yang diserang pada tanggal tersebut. Serangan terhadap pangkalan udara Pakistan terjadi beberapa hari kemudian, sebagai bagian dari eskalasi konflik.
Antara tanggal 8 hingga 10 Mei 2025, Angkatan Udara India (IAF) melakukan serangan terhadap setidaknya delapan pangkalan udara Pakistan di dekat wilayah perbatasan.
Pangkalan-pangkalan tersebut dikenal sebagai basis utama operasi udara dan pelatihan tempur Angkatan Udara Pakistan (PAF). Misalnya, PAF Base Rafiqui di distrik Jhang berfungsi sebagai pusat pelatihan penerbangan dan rumah bagi skuadron pesawat tempur Mirage dan JF-17. Sementara itu, PAF Base Sargodha (juga dikenal sebagai PAF Base Mushaf) adalah markas Central Air Command, Combat Commanders’ School, dan Airpower Centre of Excellence, menjadikannya salah satu aset strategis paling vital bagi PAF.

Menegaskan beberapa poin kerugian yang dialami oleh Pakistan, Open-source intelligence (OSINT) telah mengungkap kerusakan strategis dan operasional yang substansial yang diderita oleh Angkatan Udara Pakistan (PAF) selama Operasi Sindoor.
Serangan India ke wilayan Pakistan mengandalkan kombinasi serangan udara dan darat yang terarah dan berdampak tinggi, yang menyebabkan hilangnya delapan jet tempur F-16 dan empat JF-17 Thunder, di antara aset penting lainnya, hal ini didasarkan laporan Comprehensive Assessment: Pakistan Air Force Losses (April–May 2025).
Penilaian menyeluruh berdasarkan intelijen sumber terbuka (OSINT), didukung oleh data ISR (Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian) waktu nyata, citra satelit, dan analisis pakar independen, telah menguraikan kerugian signifikan yang dialami Angkatan Udara Pakistan selama Operasi Sindoor. Total perkiraan dampak finansial dari kerusakan yang ditimbulkan antara April dan Mei 2025 adalah sekitar $3,36 miliar.
Kerugian Pertempuran Udara
Kerugian selama pertempuran udara, adalah jatuhnya beberapa aset utama, termasuk empat jet tempur F-16 Block 52D senilai $87,38 juta masing-masing (total $349,52 juta), satu Saab 2000 Erieye AEW&C senilai $93 juta, dan pesawat pengisian bahan bakar udara IL-78 senilai $35 juta.

Selain itu, Pakistan kehilangan dua rudal hipersonik CM-400AKG dan dua rudal Shaheen class yang masing-masing bernilai $3,2 juta dan $8 juta. Enam drone tempur (UCAV) Bayraktar TB2 juga dihancurkan, yang nilainya mencapai $36 juta. Secara total, kerugian udara ini sendiri berjumlah sekitar $524,72 juta.
Kerugian Serangan Darat
Kerugian lebih lanjut tercatat di darat sebagai akibat dari serangan terarah India, mencakup empat unit F-16 Block 52D yang hancur saat diparkir di pangkalan udara, yang mengakibatkan kerugian $349,52 juta. Sebuah pesawat angkut C-130H Hercules juga dihancurkan, yang nilainya mencapai $40 juta, bersama dengan baterai rudal hanud (SAM) HQ-9 yang nilainya mencapai $200 juta.

Dua pusat komando bergerak juga dinetralisir, dengan biaya gabungan sebesar $10 juta. Kerugian di darat ini mencapai $599,52 juta, sehingga total kerusakan aset—gabungan udara dan darat—menjadi sekitar $1,124 miliar USD.
Selain itu, penggelaran patroli udara tempur, serangan mendadak, dan misi drone berkelanjutan selama 29 hari menyebabkan perkiraan biaya sebesar $725 juta. Operasi drone dan rudal serentak yang melibatkan sistem seperti amunisi Ra’ad, Bayraktar, dan Hatf menambah biaya sebesar $450 juta.

Mobilisasi kekuatan di perbatasan sepanjang waktu, logistik peperangan elektronik, dan aktivasi radar menghabiskan biaya sekitar $435 juta. Jika digabungkan, aktivitas operasional ini menghabiskan biaya tambahan sebesar $1,61 miliar USD.
Kerusakan pada Infrastruktur Militer Utama dan Pangkalan Udara
Kerusakan pada infrastruktur militer dan pangkalan udara semakin memperparah kerugian Pakistan. Di Pangkalan PAF Nur Khan, tempat perlindungan AEW&C dan pusat kendali yang penting terkena serangan, sehingga memerlukan biaya perbaikan sekitar $125 juta.

Di Pangkalan PAF Mushaf di Sargodha, kerusakan pada sistem radar dan ruang komando F-16 memerlukan biaya rekonstruksi sebesar $100 juta. Secara keseluruhan, kerusakan infrastruktur diperkirakan mencapai $225 juta USD.
Klaim di atas, bila benar menunjukkan kemampuan India untuk melaksanakan operasi udara yang terukur dan berdasarkan intelijen—menyerang dengan keras tanpa provokasi dan menunjukkan kekuatan tanpa menggunakan sensasionalisme. (Bayu Pamungkas)


LAAAAAH……..satu AEW SAAB-2000 harganya cuma 93 juta dollar/bini dan Indonesia tak sanggup membeli satupun 😱🤔😱
Gak percaya sama pembohong. Pesawat ancur puing-puingnya ada aja, nggak ngakuin kok.
Ini, sok-sok an, buat laporan-laporan, 😂😂😂.
Lanjutkan halunya mister ladusing, walau sungai air gangga kotornya ngga karuan, tetep sungai suci kok, 😆😆😆.
Sebenarnya India tidak menyangka AU Pakistan memiliki PL-15 versi ori yang jangkauannya lebih dari 200 km
Alat pertahanan udara yang hancur dari kedua belah pihak sampai saat ini belum terkonfirmasi data yang valid apakah diakibatkan oleh serangan udara atau darat, karena pespur kedua belah pihak mengaku dalam melepas serangan tidak memasuki ruang udara pihak lawan
Intinya black campaign dalam peperangan modern adalah bagian dari proxy war untuk nitizen yang selalu menelan informasi tanpa mempertimbangkan faktor lainnya
Aahhh…
Itu hanya proxy war saja
Sudah biasa dalam pertempuran modern para penyebar berita mempublish berita dengan membawa lembaga tertentu untuk membantu validasi beritanya…
Kesalahan indihe adalah di awal serangan, harusnya salvo Brahmos dulu ke Lanud Pakistan, baru rombongan pespur brangkat nyerang,
Ini kok malah kebalik, ya nyungseplah pespurnya disikat PL15, Untunglah serangan ke 2 pake Brahmos sukses tembus hanud Pakistan, jadi gak malu2in om Moody😁
india kok di percaya, dulu waktu uji coba sparingan f15c amerika vs su30MKI ngakunya india menang, lawan typhoon inggris ngakunya menang, giliran di buat perang beneran e kalah sama f16 lama pakistan di tahun 2019, sekarang malah lebih parah lagi 3 rafale, 1 su30 mki dan 1 mig29 meleduk di udara
Melihat India getol mempublikasikan kerugian di pihak Pakistan dan tidak mau mempublikasikan kerusakan sendiri menunjukkan bahwa Kerugian yg dialami oleh India jauh lebih besar dari yg di perkirakan.
Itulah akibatnya jika alutsista dari beragam sumber jadi membuatnya dalam satu kesatuan komando NCW sangat susah dan itu berlaku juga pada Indonesia. Indonesia harus mengambil pelajaran dari kekalahan India dan harus segera fokus membangun militer berdasarkan poros yg lebih menguntungkan dan poros Barat jauh lebih menguntungkan bagi Indonesia tidak hanya lebih mudah digunakan, Commonalities, dan yg lebih utama adalah jalur perdagangan yg kuat dan telah terjalin antara Indonesia dan Barat.
Sudah cross check di situs F-16.net , tak ada yg menyebut Pakistan kehilangan 4 biji F-16 C/D block 52 .
Selama mengoperasikan F-16 PAF sudah kehilangan 10 F-16 A/B
Hati-hati kalau mengutip sumber dari India karena banyak bohongnya .