Taklukkan Ketinggian Ekstrem: Meyu Arrow, UCAV Helikopter Cina yang Mampu Beroperasi di 7.000 Meter

Bukan lagi drone copter berukuran mini, Cina kini memperkenalkan drone copter (helikopter) dengan ukuran sedang yang dirancang untuk terbang di ketinggian tinggi dan ideal untuk dukungan operasi militer di wilayah pegunungan. Dan yang dimaksud adalah Meyu Arrow, helikopter nirawak combat (UCAV) produksi Tengden Technology.
Tengden Technology yang berbasis di Sichuan, Cina, dikenal fokus pada pengembangan sistem nirawak (UAS) yang dirancang untuk mengatasi kondisi lingkungan ekstrem, terutama di daerah dataran tinggi, seperti dataran tinggi Tibet.
Meyu Arrow dikembangkan secara eksplisit sebagai platform serangan-pengintaian (reconnaissance-strike) dan pengawal bersenjata untuk operasi di wilayah pegunungan dan dataran tinggi, di mana helikopter berawak konvensional sering kesulitan karena tipisnya udara.
Keunggulan utama Meyu Arrow adalah kemampuannya menggabungkan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL) khas helikopter dengan daya tahan lama dan kemampuan menyerang presisi di lingkungan udara tipis.

Dari spesifikasi, Meyu Arrow punya panjang 7,87 meter dengan diameter rotor utama 6,4 meter. Disebut mampu beroperasi di wilayah pegunungan drone copter UCAV ini sanggup terbang sampai ketinggian 7.000 meter (23.000 kaki) dengan endurance selama 8 jam. Drone copter yang sepertinya cocok digunakan di Papua ini, punya jangkauan operasional hingga 900 kilometer.
Meskipun model spesifik mesinnya tidak diungkapkan oleh Tengden Technology, berdasarkan kinerja dan kelasnya, diduga Meyu Arrow ditenagai oleh mesin turbin tunggal (Single Turboshaft Engine), pasalnya untuk mencapai ketinggian operasional yang luar biasa (hingga 7.000 meter) dan mempertahankan kecepatan yang layak di udara tipis, Meyu Arrow harus menggunakan mesin turbin yang kuat dan efisien. Mesin turbin helikopter menghasilkan daya dorong yang jauh lebih baik daripada mesin piston di ketinggian ekstrem.
Dukung Operasional di Medan Papua, Prajurit Korps Marinir Dibekali Drone Copter dari DJI Technology
Mesin dan sistem transmisi dirancang khusus untuk mengatasi kekurangan daya (power deficiency) yang dialami helikopter berawak tradisional saat beroperasi di dataran tinggi Tibet.
Dari performa, Meyu Arrow berhasil mencapai kecepatan 135 km/jam pada ketinggian 6.500 meter, dan 178 km/jam saat menurun pada ketinggian 4.500 meter.
Misi Utamanya mencakup pengintaian, serangan presisi, dan pengawalan bersenjata di lingkungan dataran tinggi (seperti perbatasan Himalaya).
Ziyan Blowfish A3 – Drone Copter Mini dengan Kemampuan Serang Berkelompok
Sementara kemampuan persenjataan dapat membawa amunisi berpemandu, Meyu Arrow dikabarkan telah menyelesaikan uji tembak rudal pertama di ketinggian di atas 4.000 meter.
Kapasitas payload (muatan senjata) Meyu Arrow juga tidak diungkapkan dalam angka kilogram spesifik, namun dapat dianalisis berdasarkan misinya, helikopter seukuran Meyu Arrow kemungkinan memiliki berat lepas landas maksimum (MTOW) antara 1.500 kg hingga 2.500 kg, maka payload yang dikhususkan untuk senjata dan sensor (mission payload) diperkirakan mencapai 200 kg hingga 400 kg.
Sebagai pengembangan lanjutan menuju kendali Beyond-Line-of-Sight (BLOS) menggunakan koneksi satelit, maka drone copter ini dapat dikendalikan di atas jangkauan 6.000 meter. (Gilang Perdana)
Lawan Separatis, Litbang Angkatan Udara Filipina Luncurkan Dua Jenis Drone Bersenjata


