PF-98 Queen Bee 120mm: Generasi Roket Anti Tank Terbaru TNI AD
|Segmen senjata anti tank punya tempat tersendiri dalam kelompok senjata bantu infanteri. Dibuktikan dengan keragaman jenis senjata anti tank yang dimiliki infanteri TNI AD, mulai dari jenis roket C90-CR, Armburst, dan LRAC 89. Kemudian ada jenis rudal NLAW dan FGM-148 Javelin. Sementara dari segi fungsionalitas, senjata anti tank dapat dipiliah berdasarkan tipe peluncur, ada yang disposable, alias sekali pakai buang, dan peluncur reusable, artinya tabung peluncur dapat digunakan berulang-ulang.
Baca juga: LRAC 89 TNI AD – Roket Anti Tank Penghancur Perkubuan Lawan
Baca juga: RPG-7 – Rahasia Di Balik Kelemahan dan Keunggulan Granat Berpeluncur Roket Terpopuler
Nah, untuk segmen senjata anti tank dengan peluncur reusable, infanteri TNI AD kini punya alutsista baru yang berasal dari Cina. Yakni (Type 98) PF-98 Queen Been, jenis roket anti tank yang dapat disiapkan untuk menghancurkan aneka target dengan varian hulu ledak. Dari segi operasional, PF-98 Queen Bee sekilas mirip dengan LRAC 89 yang telah digunakan TNI AD sejak awal tahun 80-an. Mungkin karena usia LRAC (Lance Roquette Antichar/Peluncur Roket Anti Tank) 89 sudah tak muda lagi, maka hadirnya PF-98 Queen Been buatan manufaktur Norinco.
Baca juga: C90-CR TNI AD – Senjata Anti Tank Sekali Pakai
Sebagai senjata anti tank yang reusable, tabung peluncur PF-98 terbuat dari bahan fiberglass padat dengan bobot dibawah 10 kg. Resminya PF-98 ditawarkan dalam dua varian, company dan batalion, kedua varian ini sama-sama dilengkapi fasilitas night vision. Waktu reaksi yang dibutuhkan sejak target terbidik adalah 10 detik. Pada PF-98 varian batalion, fire control dilengkapi optical sight dengan fitur night vision dengan jangkauan bidik hingga 500 meter. Pemindaiain target dilakukan berdasarkan sinergi dari fire control computer, laser range finder, dan LED display. Sistem di PF-98 dapat secara otomatis mementukan jarak dan perhitungan balistik yang kesemuanya dapat ditampikan dalam LED display. Segala kecanggihan ini membuat reaksi penembakan dapat dipercepat, sementara target dapat dihantam dengan tingkat akurasi tinggi.
Baca juga: Armbrust – Senjata Anti Tank Satuan Elit TNI
Baca juga: NLAW – Rudal Anti Tank Infanteri TNI AD, Siap Melibas MBT!
PF-98 Queen Bee yang diopersikan antara 1 – 2 awak ini dilengkapi lensa bidik teleskopik optical sight dengan pembesaran 4x. Dengan dukungan tripod, varian batalion dapat meluncurkan roket pada ketinggian 30 derajat hingga -6 derajat. Sementara sudut putarnya dapat di set 360 derajat.
Bagaimana dengan kemampuan hulu ledaknya? PF-98 Queen Bee dengan kaliber 120 mm dapat melontarkan proyektil dengan hulu ledak HEAT (High Explosive Anti Tank) dan tandem HEAT dengan pemicu elektronik. Tandem HEAT digadang Norinco dapat menembus triple armour berstandar NATO dengan ERA (Explosive Reactive Armour). Dengan kemampuan hulu ledak ini, diyakni segala jenis ranpur lapis baja ringan dan sedang dapat dilumat habis.
Baca juga: FGM-148 Javelin Block I – Fire and Forget Dengan Pemandu Infra Red
Jenis amunisi lainnya ada thermobaric, ini merupakan bahan peledak yang memanfaatkan udara sebagai bahan bakarnya. Sehingga jika thermobaric terbakar/meledak di area yang banyak udara (O2), maka daya ledaknya pun semakin membesar. Thermobaric diciptakan untuk merusak struktur, bunker, dan pastinya menjadi momok yang menakutkan bagi pasukan infanteri. Ada lagi jenis amunisi multipurpose high explosive yang memuat hulu ledak berisi 120 bola baja dan bahan pembakar. Selain mampu merobek pertahana infanteri, amunisi ini juga mampu menembus lapisan baja 400 mm pada sudut tembakan 55 derajat.
Dilihat dari cara pengoperasiannya, PF-98 Queen Bee dapat menjelma sebagai senjata anti tank yang dipanggul di pundak. Namun agar lebih stabil, senjata ini dapat pula dipasang pada tripod. Jarak tembak maksimum senjata ini ada di rentang 1.800 – 2.000 meter.
Dirunut dari sejarahnya, PF-98 diciptakan sebagai pengembangan dari senjata anti tank Type 78 pada tahun 1990. Keberadaan PF-98 pertama kali terlihat saat digunakan oleh unit garnisun pasukan Cina yang bertugas di Macao pada tahun 1999. Dikutip dari Wikipedia.com, selain Cina dan Indonesia, PF-98 Queen Bee juga digunakan oleh negara-negara berkocek pas-pasan, yakni Bangladesh dan Zimbabwe. (Gilang Perdana)
Spesifikasi PF-98 Queen Bee
– Tipe: Roket anti tank
– Manufaktur: Norinco
– Panjang: 1.191 mm
– Kaliber: 120 mm
– Sudut elevasi: 30 sampai -6 derajat
– Kecepatan tembak: 4-6 proyektil per menit
– Jarak tembak max: 800 meter (amunisi HEAT) dan 1.800 meter (amunisi HE)
Inventory Anti tank nya bisa banyak gitu ya? apa karena Javellin terlalu mahal (atau hanya untuk kesatuan elite tertentu saja?)
Memang akan lebih mudah pengelolaan pembelian dan perawatan alat hanya dalam sedikit Jeni’s atau tile atau merek.
Untuk negara yang sudah sangat jelas bloknya seperti Aussie yang jelas me Blok Amrik, akan sangat efisien efektif beli sedikit jenis senjata.
Nah Indonesia sepertinya menghadapi masalah yang lebih kompleks.
Paling dasar saja, bangsa dan negara Indonesia sudah memilih menjadi non-blok sehingga jelas akan menghasilkan permasalahan yang lebih rumit yaitu lebih banyan skenario dan kompleks dalam masalah pertahanan.
Industrial pertahanan dalam negeri menjadi sangat krusial untuk dibangun dibanding dengan negara ya bukan non-blok.
Pembelian alat/senjata banyak jenis, sepertinya juga ada dasar pada permasalahan yang kompleks tersebut.
Kita akan lebih mengerti jika kita mempelajari banyak hal dan langsung bertanya pada penggunanya.
Nampaknya TNI AD lebih ingin update knowledge tentang senjata anti tank. Unitnya pun yang dibeli biasanya tidak besar. Mengenai kesatuan belum ada informasi, yang jelas infanteri 🙂
Admin, bagaimana perbandingan PF-98 Queen Bee ini dengan FGM-148 Javelin serta NLAW?
Kalau perbandingan teknis mungkin bisa dilihat di link artikel yang kami sertakan diatas ya. Hanya saja PF-98 Queen Bee masuk kelas roket, sementara Javelin dan NLAW masuk kelas rudal (berpemandu).
Kata kata “juga digunakan oleh negara-negara berkocek pas-pasan” kok kesannya senjata murahan ya 😀
Cina memang hebat, mereka punya semboyan “Palugada” (Apa loe Mau Gue Ada) hehehe
Lumayan bagus, pasti lebih murah drpd carl gustav mk3. Sebaiknya jika cocok dan reliable, jumlah belinya diperbanyak sekalian utk matra yg lain spt marinir dan paskhas. Sekalian jangan lupa minta lisensi produksi peluncur dan produksi. Atau kalo mau nekat ATM, amati tiru modifikasi, saya yakin tak sesukar membuat pesawat n219.
Mnrt saya ada bbrp produk lainnya yg pantas dimintai lisensi produksi atau di “ATM”, spt RPG7 dan carl gustav.
jangan dibandingkan dengan javelin, itu level peluru kendali fire and forget, harga dan probabilitas kenanya relatif sangat tinggi.
kok AD gak punya RPG-7 ya kayak marinir, kan lumayan buat hantam APC & Ranpur ringan. Biaya serba murah bisa di produksi jumlah banyak, bisa tiap-tiap regu Infanteri ada 1 orang yg bawa. Soal ketangguhan tidak perlu di ragukan, Senjata Legendaris tanpa mengenal Kuno sepanjang jaman….
Please CMIIW.
HET (High Explosive Anti Tank), kalau sepengatahuan saya singkatan yang benar adalah HEAT. 🙂
Boleh saja made in China.. tetapi tetap saja mengerikan (kaliber 120 mm!). Jika pindad mampu produksi, lompatan besar untuk penguasaan teknologi alutsista Indonesia.
Kadang miris juga menggunakan produk senjata dri china,China itu copy habis dri Rusia itupun bongkar sendiri,belum prnah dicoba ke produk barat contohnya tank,klo Rusia kornet berhasil hancurkan markava israel, pesan buat TNI AD jgn dibilang mahal produk barat tpi kuwalitas dn pembuktian di medan perangnya yg sudh terbukti