Tag: skadron

GlobalEye: Sistem Radar AEW&C Multimode dengan Extended Range dari Saab

GlobalEye

Pasar pesawat intai maritim di Indonesia masih terbuka lebar, khususnya sebagai calon pengganti Boeing 737 Surveillance Patmar (Patroli Maritim) Skadron Udara 5 TNI AU yang kondang dengan radar SLAMMR (Side Looking Airborne Multi Mission Radar). Mengingat tiga unit Boeing 737 Patmar TNI AU sudah digunakan sejak tahun 1982, maka dirasa perlu untuk mengganti sistem radar airborne yang mumpuni berbekal teknologi AEW&C (Airborne Early Warning & Control) terbaru. (more…)

Wulung UAV: Tantangan Dibalik Sistem Kendali dan Komunikasi Data

wulung01

Seperti telah diulas di artikel Indomiliter sebelumnya , Wulung UAV: Pesawat Tanpa Awak Pengawal Perbatasan RI. Disebutkan bahwa TNI AU tak lama lagi akan menggelar satu skadron PUNA (Pesawat Udara Nirawak) sebagai wahana pengintai untuk wilayah perbatasan RI – Malaysia di Kalimantan. Dan ikon utama skadron anyar TNI AU ini adalah Wulung, jenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) buatan karya anak bangsa. (more…)

Vulcan M197 20mm – Senjata “Organik” T-50i Golden Eagle TNI AU

M-197 Gatling Gun

Bicara seputar update alutsista di matra udara, selain hadirnya formasi lengkap 16 jet Sukhoi Su-27/Su-30 di skadron udara 11. Dalam waktu yang bersamaan, publik juga tengah dibuat kagum dengan berdatangannya jet latih lanjut dari Korea Selatan, T-50i Golden Eagle. Secara bertahap 16 unit T-50i Golden Eagle berdatangan ke lanud Iswahjudi, hingga ditargetkan jet buatan KAI (Korea Aerospace Industries) ini akan komplit diterima sang user, yakni skadron udara 15 pada akhir tahun 2013 ini. (more…)

ADEN 30mm: Senjata Utama Hawk 100/200 TNI AU

4e00abdc9bbf4_large

Sudah lumrah bila pesawat  tempur punya senjata internal, alias senjata yang secara embedded melekat di dalam struktur body-nya. Jenis senjata yang dimaksud adalah kanon yang disiapkan untuk multi fungsi, mulai dari tugas meladeni dog fight hingga misi serangan ke target di permukaan. Banyak keuntungan yang didapat dari pola penempatan senjata internal, diantaranya kemampuan pesawat bakal lebih banyak dan bervariasi dalam membawa jenis senjata. (more…)

Mil Mi-17-V5: Helikopter Angkut Multi Peran Andalan Puspenerbad

Setelah cukup lama berpisah dari kedigdayaan alutsista asal Rusia, kini Puspenerbad (Pusat Penerbangan Angkatan Darat) kembali bisa membusungkan dada dengan dimilikinya heli Mi-17-V5. Sebuah heli angkut sedang yang punya kapasitas angkut jauh lebih besar dibanding arsenal helikopter Penerbad selama ini yang didominasi buatan AS. (more…)

Ironis, Tiga Dekade TNI AU Hanya Bersandar Pada Sidewinder

F-16 Skadron 3 TNI AU dengan rudal AIM-9 P4 Sidewinder

Bila dicermati, sudah tiga dekade lebih sistem senjata pada pesawat tempur TNI AU bertumpu pada rudal Sidewinder. Semenjak hadirnya F-5 E/F Tiger II pada awal tahun 80-an, hingga kini TNI AU hanya menyandarkan pada kemampuan Sidewinder sebagai rudal udara ke udara. Versi Sidewinder tercanggih yang dimiliki TNI AU adalah AIM-9 P4 yang bisa menghantam target dari beragam sudut. AIM-9 P4 dipasang oleh TNI AU pada pesawat F-16 dan Hawk 100/200.

Dari analisa kekuatan di kawasan regional Asia Tenggara, AIM-9 P4 boleh jadi masih cukup mumpuni untuk eskalasi pertempuran terbatas. Tapi harus diperhitungkan bila yang dihadapi misalnya Australia atau Singapura, yang mempunyai rudal udara ke udara kelas menengah, seperti Sparrow dan AMRAAM, yang masing-masing punya jangkauan tembak 70 Km dan 110 Km. Perlu dicatat, Sidewinder adalah rudal pengejar panas untuk target jarak dekat, dan terkenal afdol dalam dog fight.

Sedangkan belajar dari perang Teluk, konsep pertempuran udara sudah bergeser, berkat kecanggihan sistem deteksi radar pada pesawat, serta dukungan rudal jarak menengah/jauh, target bisa dihajar pada posisi lintas cakrawala, alias antar pilot pun tak mengetahui sosok pesawat lawan secara langsung. Inilah yang harus dipertimbangkan secara cermat, semoga saja generasi Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU nantinya akan dilengkapi rudal yang setara dengan AIM-7 Sparrow atau AIM-120 AMRAAM. Hal ini penting untuk dicatat dan didengar oleh parlemen di DPR RI, mengingat Singapura dan Malaysia sudah membekali jet tempurnya dengan rudal Sparrow  dan AMRAAM.

Sukhoi Su-27 Skadron 11 TNI AU, kita berharap agar jet tempur ini segera dilengkapi dengan rudal yang mumpuni.

Mungkin karena alasan politis yang bertele-tele dan anggaran yang ngepas, tak usahlah melirik rudal buatan AS, sebagai opsi TNI AU bisa membeli Vympel R-77/R-27, rudal jarak menengah berjangkauan 80 – 175 Km yang dirancang sebagai persenjataan untuk Sukhoi. Kita semua yakin, kemampuan pilot tempur TNI AU tak kalah cakap dengan pilot dari Negeri Jiran, namun terlepas dari olah ketrampilan tempur di udara, semuanya akan jadi sia-sia bila arsenal persenjataan yang melengkapi jet tempur TNI AU tidak disesuaikan dengan kondisi tantangan yang ada di kawasan. (Haryo Adjie Nogo Seno)