Mendapat ‘Lampu Hijau’ dari Washington, Lockheed Martin Yakinkan Penawaran F-16 Viper ke Indonesia

Bahwa Lockheed Martin menawarkan F-16 Viper Block 72 kepada Indonesia, tentu bukan berita baru, sejak tahun 2019, saat Marsekal TNI Yuyu Sutisna menjabat sebagai Kepasa Staf Angkatan Udara (KSAU) sudah diwartakan rencana akuisisi F-16 Viper, bahkan disebut TNI AU akan kedatangan dua skadron F-16 Viper.

Baca juga: KSAU – TNI AU Akan Datangkan Dua Skadron Tempur F-16 Viper Block 72

Namun, musim berganti, melihat perubahan eskalasi dan tantangan regional, ditambah tekanan finansial akibat pandemi Covid-19, seolah me-reset perencanaan yang sebelumnya telah dicanangkan.

Meski rencana pengadaan F-16 Viper untuk dua skadron tak dihapuskan, namun di tengah keterbatasan anggaran pertahanan, prioritas pengadaan jet tempur ‘baru’ mau tak mau harus saling beradu antara keinginan mendatangkan jet tempur twin engine, yaitu Dassault Rafale dan F-15EX.

Seolah ingin mempertegas penawaran dan kerja sama, Lockheed Martin pada 27 Mei 2021 mengadakan F-16 Indonesia Roundtable secara online dengan media nasional, termasuk Indomiliter.com yang ikut dalam zoom meeting selama kurang lebih satu jam. Diwakili oleh Mike Kelley, F-16 Business Development Director, Lars “Yeti” Hubert, F-16 Pilot dan Mario Magana, F-16 Business Development Manager Lockheed Martin, dijelaskan beberapa hal tentang keuntungan bila Indonesia meneruskan tradisi menggunakan keluarga F-16.

Mike Kelley dalam pernyataan pembuka menyebut, “ketika Anda menjadi bagian dari jaringan F-16, maka Anda tidak hanya membeli pesawat tempur. Melainkan Anda juga membangun hubungan strategis dengan Lockheed Martin, Amerika Serikat dan negara-negara sekutu.”

Ia menambahkan, reputasi F-16 yang mumpuni di beragam medan operasi, menjadi dasar bagi Angkatan Udara AS (USAF) untuk mempertahankan usia operasional F-16, setidaknya sampai dua dekade mendatang. Digunakan oleh 25 negara, juga turut memudahkan program latihan bersama dan kemitraan di antara negara-negara penggunanya.

Berusaha meyakinkan, Kelley mengatakan bila transisi dari penggunaan armada F-16 eksisting ke F-16 Viper akan lebih mudah, sederhana dan hemat biaya, khususnya jika dibandingkan Indonesia membeli pesawat tempur yang tipenya benar-benar baru. “Membangun ekosistem pendukung pesawat tempur akan sangat mahal, belum lagi jika bicara tentang infrastruktur di lapangan, pelatihan pilot dan pemeliharaan,” ujar Kelley.

Poin lain yang diungkapkan Kelley adalah, penawaran penjualan F-16 Viper ke Indonesia, berikut paket persenjataan dan radar AESA AN/APG-83 sudah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Amerika Serikat. Ditambahkannya, Lockheed Martin bukanlah bagian dari proses pengambilan keputusan tersebut.

Baca juga: Lockheed Martin Mulai Produksi F-16 Viper Perdana Pesanan Bahrain

Sebagai informasi, F-16 Viper Block 72 kini sudah dipesan oleh lima negara. Produksi F-16 Viper saat ini tengah berjalan di Greenville, dimana pengiriman pertama F-16 Viper akan dilakukan untuk pesanan Bahrain pada tahun 2022. (Haryo Adjie)

64 Comments