Lockheed Martin Mulai Produksi F-16 Viper Perdana Pesanan Bahrain
|Meski masih menanti penandatanganan kontrak pembelian, namun KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna telah menyebutkan bahwa Indonesia akan mengakuisisi 32 unit F-16 Viper Block 72 untuk melengkapi dua skadron pada periode 2020 – 2024. Sementara Indonesia masih dalam proses finalisasi kontrak Viper, maka ada kabar dari basis produksi Lockheed Martin di Greenville, South Carolina, bahwa pada 17 Desember lalu telah diumumkan dimulainya produksi F-16 Viper perdana yang merupakan pesanan AU Bahrain.
Baca juga: KSAU – TNI AU Akan Datangkan Dua Skadron Tempur F-16 Viper Block 72
Dikutip dari Janes.com (18/12/2019), Bahrain telah menandatangani kontrak akuisisi 16 unit F-16 Viper pada Juni 2018, dan menjadi negara pertama yang mengorder Viper dengan nilai kontrak mencapai US$1,12 miliar. Selain akuisisi F-16 Viper anyar, AU Bahrain dikabarkan juga akan meng-upgrade 20 unit F-16 C/D Block 40 agar setara dengan standar Viper. Menjadikan kelak AU Bahrain mengoperasikan 36 unit F-16 Viper.
Dalam sebuah seremoni, proses produksi perdana F-16 Viper dihadiri oleh Duta Besar Kerajaa Bahrain untuk Amerika Serikat, Shaikh Abdullah bin Rashed Al Khalifa. Menurut rencana, penyerahan unit perdana F-16 Viper akan dilakukan sebelum akhir 2021. Dimulainya proses produksi Viper juga akan menciptakan 200 lapangan pekerjaan baru di fasilitas produksi tersebut.
Lini produksi Lockheed Martin di Greenville saat ini didukung oleh lebih dari 400 pemasok yang berasal dari seluruh AS. Selain menangani pesanan Bahrain, Lockheed Martin juga tengah mempersiapkan produksi 14 unit F-16 Viper untuk Slovakia dan 8 unit F-16 Viper untuk Bulgaria. Dari Benua Hitam, Maroko disebut juga dalam proses akusisi 25 unit F-16 Viper. Sementara order terbesar Viper adalah dari Taiwan, yang memesan sampai 66 unit.
Merespon melonjaknya pesanan Viper, termasuk nantinya produksi untuk Indomnesia, pihak Lockheed Martin dikabarkan telah mengantisipasi jumlah backlog yang bisa mencapai tiga kali lipat dari kondisi saat ini. Backlog adalah pesanan yang belum diserahkan, dan saat ini di fasilitas produksi Lockheed Martin yang berlokasi di Greenville, South Carolina, terdapat 30 unit F-16 dalam status backlog.
“Untuk saat ini kapasitas produksi F-16 adalah satu unit per bulan, namun kedepan diharapkan dalam satu bulan dapat dituntaskan hingga empat unit pesawat,” ujar Kenneth Possenriede, Executive Vice-President and Chief Financial Officer Lockheed Martin.
Dengan daftar antrian F-16 Viper yang mengular, lantas jadi pertanyaan kapankah F-16 Viper kelak akan tiba di Indonesia? Sementara saat ini kontrak efektif pengadaan belum berlangsung. (Gilang Perdana)
Kontrak efektif belum berlangsung? Bisa bisa ganti Gripen he he
Kemungkinannya 0,001% bung, perdagangan kita dengan Amerika mengalami SURPLUS (ekspor kita jauh lebih besar dari Impor ke Amerika), agar Parlemen AS tenang kita beli F-16V dan Alutsitsa lain agar Imbang.
Sedang Eropa malah DEFISIT, bahkan sekarang melarang Impor besar CPO kelapa sawit kita, balasannya kita larang ekspor bijih nikel, dan kemungkinan BOIKOT produk jadi dari Eropa, mungkin Airbus dan Alutsita
Di berita tentang BNL-250/BNT-250 ada pernyataan, “Ini mengingat 2020 mendatang akan mulai datang gelombang pertama dari 2 skadron pesawat tempur F16 Viper Blok 72 yang dibeli, yang merupakan varian tercanggih dari keluarga F16 buatan USA”.
Ini cuma sweet talk atau jangan2 jatah kita memang udah dipersiapkan mengingat rumor akuisisi Viper sudah muncul lama, 2-3 tahun ke belakang. Di Indonesia akuisisi alutsista kadang suka “stealth”, tiba2 datang barangnya tanpa tahu kapan tanda tangan kontrak.
Sementara saat ini kontrak efektif pengadaan belum berlangsung.
——————————————————
Tentu saja belom bung min. Itukan utk pengadaan periode 2020 – 2024. Kontrak efektifnya pastilah di awal tahun 2020 di tanda tangani. Tp klo Kontrak perjanjian pengadaannya Desember ini sdh pasti rampung.
Kalo kontrak efektif diberlakukan, berarti harus ada DP yg dibayarkan bung Admin. Dp nya sendiri di plot pd anggaran 2020.
Kemungkinan paling lambat maret SPMK (kontrak efektif) ditanda tangani. Biasanya antara januari dan febuari.
Jika dilihat daftar antriannya dan rencana peningkatan produksi menjadi 4 unit perbulan kemungkinan kita baru bisa terima pesawat gelombang pertama di 2021. Itupun jika peningkatan kaspasitas produksi berjalan pada bulan ke 3 tahun 2020.
Kalo Indonesia memang serius ingin akuisisi Viper, segera tanda tangan kontrak, lebih cepat lebih baik, karena antriannya panjang. Negara2 kaya belinya puluhan. Atau kalo keduluan Filipina (negara yang katanya drama akuisisi alutsistanya lebih seru dari Indonesia) ‘kan malu . Atau kalo pesawat pertama datang saat IFX sudah siap terbang ‘kan nggak lucu juga.
Sebenarnya F-16V bisa dibilang selevel IFX, jadi justru lucu kalo IFX lebih lama dibanding F-16V buat dateng.
Maksud saya, akan terasa aneh jika gara2 telat pesan, Viper pertama malah datang bersamaan dengan IFX, padahal Viper sendiri bisa dibilang menjadi stop-gap sebelum IFX siap. Makanya harus cepet2 tanda tangan kontrak. Kalau tanda tangan lebih dari H2 2020, bisa3 kita ada di urutan belakang.
Tapi mudah2an berita bahwa LM bakal meningkatkan kapasitas produksi cepat terealisasi. Bayangkan kalo kapasitas produksi sekarang yang 1 unit per bulan… Bahrain 16, Slovakia 14, Bulgaria 8, Maroko 25, Taiwan 66, total 129…. ugh….