Israel Lancarkan Serangan Udara ke Qatar, Sistem Rudal Hanud VL MICA dan NASAMS Tidak Berkutik?
Dunia kembali digemparkan, pada 9 September 2025, Israel dengan nekat melancarkan serangan udara ke Qatar, yang notabene adalah negara kaya di Timur Tengah dengan militer modern dan sistem pertahanan udara (hanud) yang kuat. Tapi jet tempur Angkatan Udara Israel lewat Operasi “Pisgat HaEsh (Summer Fire)” berhasil melakukan serangan presisi ke Distrik Leqtaifiya, Doha, dan menyasar markas Biro Politik Hamas.
Berdasarkan laporan media internasional, Israel mengerahkan sekitar 15 jet tempur dalam operasi tersebut, yang menjatuhkan 10 amunisi ke satu bangunan target. Operasi ini diperkirakan melibatkan jet tempur stealth F-35I Adir – yang sangat memungkinkan penggunaan tangki bahan bakar eksternal dan pengisian bahan bakar di udara (air-to-air refueling) untuk menjangkau Qatar.
Sebagai catatan, kalau dihitung garis lurus (great circle distance), dari Tel Aviv (Israel) ke Doha (Qatar) berjarak sekitart 1.800 – 1.900 km (melintasi Yordania dan Arab Saudi) Sementara kalau dari wilayah paling timur Israel (dekat Eilat) ke Doha, jaraknya sedikit lebih pendek, sekitar 1.700 km.
‼️🇮🇱🇶🇦Israel launches a massive strike on Qatar.
Watch the full video to catch all the shocking details and powerful words straight from the footage — a must watch! pic.twitter.com/cNB6lT7Nxr
— Defense Intelligence (@DI313_) September 9, 2025
Secara teknis, rute terpendek adalah Israel – Yordania – Arab Saudi – Qatar, tapi yang paling mungkin dilakukan adalah jalur Laut Merah – Teluk Arab, lalu menembakkan rudal presisi dari luar ruang udara Qatar.
AP News menyebut, beberapa sumber menyebutkan bahwa serangan dilakukan dari luar ruang udara Qatar, menggunakan “stand-off missiles” rudal jarak jauh memungkinkan serangan presisi tanpa memasuki wilayah udara Qatar secara langsung. Laporan lain menyebutkan, secara umum, jet melepaskan 10 bom pintar — kemungkinan small-diameter bombs (SDB) atau munisi presisi serupa yang dirancang untuk meminimalkan dampak di sekitarnya.
Sistem Rudal Pertahanan Udara Qatar Tak Berkutik
Qatar memang membeli sistem Patriot PAC-3 dari AS (sekitar 10 tahun lalu) dan juga beberapa sistem jarak pendek (seperti Rapier buatan Inggris, dan kemungkinan Crotale). Namun, cakupan efektif Patriot hanya sekitar 120–160 km (untuk rudal balistik dan pesawat), tidak cukup untuk meng-cover seluruh wilayah udara Qatar yang relatif kecil (11.500 km²) tapi berisiko dari segala arah.
Meskipun punya Patriot, Qatar sangat bergantung pada payung pertahanan udara regional AS, termasuk radar AN/TPY-2 (THAAD) di pangkalan Al Udeid. Jika serangan dilakukan dengan profil penerbangan rendah atau menggunakan jalur celah radar (radar gap), maka sistem ini bisa tidak mendeteksi secara real-time.
Israel diduga meluncurkan serangan dari luar ruang udara Qatar, memakai rudal stand-off jarak jauh (seperti Spice 1000/2000, Rampage, atau Delilah). Rudal-rudal ini terbang rendah, dengan jejak radar kecil, sehingga sulit dideteksi radar konvensional.
Israel dikenal menggunakan cyber warfare dan electronic warfare (EW) untuk membutakan radar lawan sebelum serangan. Ada kemungkinan radar Qatar dijamming atau dimanipulasi sehingga tidak bisa membaca ancaman sebelum rudal menghantam target.
VL MICA, Ada indikasi Qatar telah memesan VL MICA (Vertical Launch MICA), tapi deployment-nya terbatas. Sebagai SHORAD (short-range air defense), VL MICA punya jarak tembak: 20–40 km. Namun, tidak jelas apakah sudah operasional penuh.
Perkuat Hanud Ibu Kota Negara, Maroko Terima VL Mica Ground Based Air Defence
Selain VL MICA, Qatar memang memiliki NASAMS (National Advanced Surface-to-Air Missile System), hasil kontrak dengan Raytheon/Kongsberg sekitar tahun 2019–2020. Dengan jangkauan 25 – 40 km (menggunakan rudal AIM-120C-7 AMRAAM), NASAMS tidak bisa menghadang rudal stand-off Israel yang dilepaskan ratusan km di luar Qatar.
Radar Sentinel NASAMS efektif, tapi tidak dirancang melawan stealth aircraft. Selain itu, Qatar hanya punya beberapa unit NASAMS, tidak cukup untuk melindungi seluruh wilayahnya. (Gilang Perdana)
Jadi yang Pertama, Sistem Hanud NASAMS Qatar Menggunakan Rudal AMRAAM-ER
negara kecil… penduduknya banyakan imigran….alutsista masih mengandlkan dari luar semua . yah wajar aja tak ada senjata rahasia buatan sendiri yg bisa jadi andalan. beda sekali dg israel….banyak senjata/alutsista rahasia buatan sendiri.
Kalau tak salah, amrik punya pangkalan di qatar, bakda perang irak-kuwait…..jadi kemungkinan pihak qatar sudah diberi info terlenih dulu oleh amrik (minta ijin seraya menekan secara halus jika israel akan menyerang target terbatas dan menjanjiman kompensasi tertentu)
@tom, anda seakan tidak mengerti barat, beli senjata barat berarti alutsista anda dikendalikan barat secara harfiah, contoh jelas soal himars Ukraina, dan juga f-18 malaysia, ada mereka naruh backdoor disitu, mereka ngga setuju ya ngga bisa dipakai sebagaimana mestinya itu senjata
Karena hanud Qatar buatan AS, ya jeruk mangan jeruk, udah hafal wahyudi jeroannya,
Beda kalou yg jaga S-400, nangis bombay si Adir waktu di Suriah, ngacir doi😁
Apakah semua sistem pertahanan qatar berasal dari barat..? Klo benar apakah sistem itu mempunyai backdoor yg bisa dimonitor produsen asal alutsista.? Sangatlah tidak mungkin alutsista canggih seperti itu tidak bisa mendeteksi ancaman.
Sekelas Qatar yg sistem hanud nya berlapis aja bisa tembus, lah gimana dengan Indonesia?
Perdamaian Israel-Palestina tidak akan pernah terjadi, walaupun seandainya seluruh negara di dunia mengakui kemerdekaan Palestina. Masalahnya memang di Israel sendiri, ambisi untuk mendirikan negara sesuai ideologi Zionis tetap hidup.
sebenarnya bukan ngga mampu, tapi ngga aktif, a.k.a dibolehkan untuk dilakukan, karena dalam beberapa artian negeri para yahudi dengan qatar adalah sama
Israel memang sungguh keterlaluan…pintar dan canggihnya, selalu bekerja dalam senyap tapi presisi dan mematikan, nyaris tak pernah ada jejak
Wassalam Jakarta kalo musuhan sama Cina/Australia /Singapura