Di Atas Laut Merah, Pesawat Intai Jerman Beechcraft King Air 350 Ditembak Sinar Laser oleh Fregat Angkatan Laut Cina

Seperti kasus yang kerap terjadi di Laut Cina Selatan, ada kabar untuk pertama kalinya sebuah ‘serangan’ sinar laser diarahkan ke pesawat militer Jerman Namun, TKP (Tempat Kejadian Perkara-red) kini berada di atas Laut Merah, yakni dilaporkan pada tanggal 8 Juli 2025, pesawat intai Udara Jerman yang berbasis di Djibouti mendapat tembakkan laser dari sebuah kapal perang Cina.

Baca juga: Buntut Insiden ‘Serangan’ Laser Ke P-8A Poseidon, Cina: Justru Australia yang Memprovokasi

Seperti kasus yang banyak terjadi di Indo Pasifik, tembakkan sinar laser oleh kapal perang Cina tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan, namun berpotensi membahayakan penerbangan, lantaran sinar laser diarahkan ke area kokpit, yang bisa menyebabkan ‘kebutaan sementara’ bagi pilot dan kopilot.

Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan tindakan tersebut “membahayakan personel” yang berpartisipasi dalam misi yang dipimpin oleh Uni Eropa pada hari Selasa, 8 Juli 2025. Dalam sebuah unggahan di media sosial, Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan: “Membahayakan personel Jerman dan mengganggu operasi sama sekali tidak dapat diterima.” Operasi Uni Eropa, ASPIDES, bertujuan untuk melindungi pelayaran dari serangan pemberontak Houthi di Yaman.

Sekitar 700 pasukan Jerman berpartisipasi dalam operasi yang dipimpin Uni Eropa untuk melindungi jalur perdagangan penting di Laut Merah.

Publikasi yang sama melaporkan bahwa insiden itu terjadi ketika pesawat intai Jerman tersebut mendekati sebuah fregat Cina. Kementerian Luar Negeri Jerman telah memanggil Duta Besar Cina untuk meminta tannggapan, sebuah langkah diplomatik yang digunakan oleh negara-negara untuk menunjukkan ketidakpuasan.

Berita tentang dugaan insiden di Laut Merah muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran di Uni Eropa atas pengaruh Cina terhadap infrastruktur keamanan dan teknologi utama Eropa. Sementara itu, milisi Houthi Yaman menargetkan sebuah kapal kargo berbendera Liberia di Laut Merah pada hari Selasa, menurut pihak berwenang.

Kelompok milisi tersebut sebelumnya mengklaim telah menenggelamkan kapal lain dalam serangan yang mengancam akan memicu kembali pertempuran di jalur perairan vital tersebut.

Menurut laporan dari media Jerman Der Spiegel, pesawat intai Jerman yang dimaksud adalah Beechcraft King Air 350 yang telah dimodifikasi secara khusus untuk misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian – ISR (Intelligence, Surveillance, Reconnaissance). Pesawat ini dilengkapi dengan berbagai sensor dan sistem pengawasan canggih, serta diawaki oleh kru sipil dengan kehadiran personel militer Jerman di dalamnya.

Beechcraft King Air 350i: Pesawat Turboprop VIP dengan ‘Reputasi’ Intai Maritim

Beechcraft King Air 350 yang digunakan dalam operasi oleh militer Jerman (termasuk insiden di Laut Merah) bukan dimiliki atau dioperasikan langsung oleh Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe), melainkan disewa dari perusahaan swasta, namun digunakan atas nama militer, biasanya dalam misi intelijen atau pengintaian.

Kemungkinan, Beechcraft King Air 350 ISR dioperasikan oleh kontraktor sipil, seperti: ISD Luftfahrtservice (perusahaan Jerman yang menyediakan layanan aviasi kepada militer) Dalam operasinya, personel militer Jerman tetap berada di dalam pesawat, dan misi-misi tersebut tetap berada di bawah kendali Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman).

Lokasi kejadian sebenarnya dekat perairan Djibouti, Cina dikekatai mempunyai pangkalan angkatan laut di Djibouti yang dibuka sejak tahun 2017. (Gilang Perdana)

Israel Gempur Gaza, Cina Kirim Enam Kapal Perang ke Laut Mediterania Timur, Termasuk Dua Destroyer Type 052DL Class

6 Comments