Buntut Insiden ‘Serangan’ Laser Ke P-8A Poseidon, Cina: Justru Australia yang Memprovokasi

Pernyataan keras Perdana Menteri Australia Scott Morrison atas insiden serangan laser yang diarahkan kapal perang Angkatan Laut Cina ke pesawat intai P-8A Poseidon di Laut Arafura pada 17 Februari lalu, telah mendapat respon dari Pemerintah Cina. Tanpa mengakui ada atau tidaknya insiden pelaseran, Pemerintah Cina lewat Kementerian Luar Negeri justru menyatakan apa yang dilakukan AL Australia adalah suatu bentuk provokasi.

Baca juga: Setelah Menimpa AS, Kini Giliran P-8A Poseidon Australia yang ‘Diserang’ Laser dari Kapal Perang Cina

Dikutip dari Chinadailyhk.com (23/2/2022), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin, telah mendesak agar Australia untuk menghentikan provokasi atas kapal perang Cina yang melintas. Ia menambahkan, bahwa posisi P-8A Poseidon ‘terlalu dekat’ dengan kapal perang Cina – destroyer Luyang Class dan LPD Yuzhao Class.

Lebih detail, Wenbin mengklaim posisi P-8A Australia pada 17 Februari lalu hanya berjarak 4 kilometer dari kedua kapal perang Cina. Bukan itu saja, Wenbin menyebut bila pesawat intai maritim yang disebut tercanggih di dunia itu telah melepaskan sonobuoy di sekitar kapal perang Cina.

“Selama proses perjumpaan dengan pesawat militer Australia, kapal militer kami telah mempertahankan operasi yang aman, terstandarisasi dan profesional sesuai dengan hukum dan praktik internasional yang relevan,” ujar Wang Wenbin.

Operator sonobuoy pada P-8A Poseidon.

Jubir Kemlu Cina itu menunjukkan bahwa Australia telah menggunakan pesawat pengintai dalam tindakan provokatif terhadap Cina dalam banyak kesempatan. “November lalu, sebuah pesawat militer Australia memasuki wilayah udara kami di atas Kepulauan Xisha tanpa izin dari Pemerintah Cina, yang secara serius melanggar kedaulatan Cina,” katanya.

Sementara itu, Global Times – surat kabar berbahasa Inggris yang kerap digunakan oleh Beijing sebagai media tidak langsung untuk membahas masalah internasional, menyebut bila Canberra telah ‘melemparkan lumpur’ ke Cina, dimana selama ini armada AL Cina sudah sering berlayar ke Pasifik Selatan, terutama untuk mengirimkan bantuan ke negara-negara seperti Tonga dan Kepulauan Solomon, membantu mereka mengatasi bencana alam dan epidemi.

Serangkaian dugaan mencuat terkait diluncurkannya sonobuoy oleh P-8A Poseidon, seperti dugaan AL Australia telah mendeteksi keberadaan kapal selam Cina, dan itu membuat kapal perang permukaan Cina menjadi gusar dan mengambil langkah antisipasi. Analis militer barat berasumsi pelepasan sonobuoy dipandang dapat mengumpulkan informasi tentang kapal selam.

Dari serangkaian perangkat yang melengkapi P-8A Poseidon, tentu ada yang memang dipersiapkan secara khusus untuk mengendus keberadaan kapal selam. Dan, pada dasarnya ada dua fitur yang menjadi andalan Sang Dewa Laut, yaitu penggunaan Magnetic Anomaly Detector (MAD) dan sonobuoy.

Luyang Class (depan) dan Yuzhao Class (belakang) (Foto: Istimewa)

Sensor MAD adalah fitur yang melekat pada pesawat dan menjadi bagian dari komponen organik dari pesawat, lantaran sensor MAD yang berada di ekor pesawat sifatnya permanen. Namun, penggunaan MAD mengharuskan pesawat untuk terbang rendah (sekitar 500 meter dari permukaan laut). Semakin tinggi sebuah pesawat intai, maka semakin besar lingkaran ketidakpastian kontak MAD-nya.

Baca juga: Destroyer Luyang Class dan LPD Yuzhao Class – Dua Kapal Perang Cina yang ‘Serang’ Laser ke P-8A Poseidon Australia

Fitur lain yang menjadi andalan P-8A Poseidon untuk mendeteksi keberadaaan kapal selam adalah dengan sonobuoy. Sonobuoy yang dilepaskan dari udara ditenagai oleh baterai dan diaktifkan dengan deteksi air garam. Sonobuoy pada prinsipnya punya dua mode, yaitu aktif (mentransmisikan) atau pasif (menerima). Sonobuoy merupakan gabungan dari kata sonar dan pelampung (buoy). Dalam dunia AKS, terdapat tiga kategori sonobuoy, yaitu aktif, pasif dan tujuan khusus. (Gilang Perdana)

8 Comments