Update Drone KamikazeKlik di Atas

Destroyer Luyang Class dan LPD Yuzhao Class – Dua Kapal Perang Cina yang ‘Serang’ Laser ke P-8A Poseidon Australia

Luyang Class (depan) dan Yuzhao Class (belakang) (Foto: Istimewa)

Dari laporan Departemen Pertahanan Australia, disebutkan ada dua kapal perang Angkatan Laut Cina yang terlibat dalam aksi ‘serangan’ laser ke pesawat intai Angkatan Udara Australia (RAAF) Boeing P-8A Poseidon di Laut Arafura. Masing-masing adalah kapal perusak (destroyer) Type 052C Luyang Class dan kapal pendarat amfibi – Landing Platform Dock (LPD) Type 071 Yuzhao Class.

Baca juga: Setelah Menimpa AS, Kini Giliran P-8A Poseidon Australia yang ‘Diserang’ Laser dari Kapal Perang Cina

Dikabarkan aksi penyorotan sinar laser ke P-8A Poseidon berlangsung pada 17 Februari 2022, pukul 13.30 waktu setempat. Kedua kapal peran AL Cina tiba di kawasan Samudera Hindia dengan melintasi ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia).

Sejak 12 Februari, P-8A Poseidon AL Australia sejatinya telah mendeksi posisi kedua kapal perang Cina saat berlayar di selatan Pulau Jawa, dan kemudian terdeteksi lagi oleh Poseidon pada 15 Februari saat kedua kapal perang berada di Laut Timor, dan terjadi aksi serangan laser pada 17 Februari. Pada 18 Februari 2022, kedua kapal dilaporkan telah memasuki Laut Coral.

Lepas dari runtutan peristiwa di atas, menjadi menarik dibahas adalah sosok dua kapal perang AL Cina yang berani berlayar mendekati ZEE Australia. Kapal perusak Type 052C Luyang Class adalah salah satu andalan di arsenal Armada Laut Selatan Cina. Dibangun oleh Jiangnan Shipyard, saat ini ada enam unit Luyang Class yang telah beroperasi.

Dari spesifikasi, Luyang Class punya bobot 7.000 ton, panjang lambung 155 meter dan lebar 17 meter. Guided missile destroyer ini ditenagai propulsi combined diesel or gas dan mampu berlayar dengan kecepatan 29 knots. Kapal perusak ini dapat berlayar hingga 8.300 km pada kecepatan ekonomis 15 knots.

Bekal persenjataan yang dibawa mencakup 48x rudal hanud HHQ-9, 8xrudal jelajah anti kapal YJ-62, 1x meriam PJ-87 gun kaliber 100 mm, 2× kanon CIWS Type 730 kaliber 30 mm, 6x torpedo tubes dan 4x multiple rocket launchers. Diawaki 280 personel, Luyang Class membawa satu unit helikopter anti kapal selam (AKS) Kamov Ka-28 atau Harbin Z-9.

Type 052C Luyang Class.

Sedangkan LPD Type 071 Yuzhao Class – sejenis dengan yang dipesan AL Thailand, tergolong LPD bertonase besar, bobot penuhnya mencapai 25.000 ton, atau setara dengan LPD milik AS, San Antonio Class yang bobot penuhnya 25.300 ton. sebagai perbandingan, LPD TNI AL Makassar Class, bobot penuhnya adalah 11.394 ton.

Dengan tonase yang besar, ukuran dock space pun terbiang ekstra di Type 071. LPD ini dilengkapi dengan dek kendaraan, dek pendaratan, dan hanggar. Type 071 dapat membawa kombinasi angkut marinir, kendaraan, kapal pendarat (LCU dan hovercraft) serta helikopter. Untuk menggeser pasukan, Type 071 dapat membawa kekuatan satu batalyon infanteri, setara 800 pasukan.

LPD Type 071 dilengkapi perang sensor berupa Type 360 (Seagull-S) air/surface search radar yang beroperasi di frekuensi E/F band, Type 364 G-band air search radar, Type 344 I-band fire control radar dan radar navigasi. Fire control radar difungsikan sebagai bagian dari sistem kendali dari satu unit kanon AK-176 76 mm dan empat unit kanon CIWS (Close In Weapon System) AK-630 kaliber 30 mm. Untuk perlindungam, Type 071 dilengkapi 4×18-tube Type 726-4 decoy/chaff launcher.

Dapur pacu Type 071 disokong penggerak gabungan diesel dan diesel terpadu (CODAD) yang propulsinya dikendalikan secara otomatis. Sistem propulsinya terdiri dari empat mesin diesel Shaanxi 16 PC2.6 V400. Setiap mesin dapat menghasilkan tenaga 35.197 kW, sementara untuk kecepatan maksimum 25 knots. Maksimum endurance berlayar Type 071 adalah 60 hari. Dengan kecepatan jelajah 18 knots, Type 071 dapat menjelajah sejauh 19.000 km.

Baca juga: Kapal Perusak AS Lintasi Laut Cina Selatan, Ahli Militer Cina Sarankan Serangan Laser Sebagai Peringatan

Dengan melintasnya dua kapal perang Cina di ‘halaman’ depan Australia, akankah ini akan memicu ketegangan baru Cina dengan Pakta AUKUS? (Gilang Perdana)