P-3C Orion Angkatan Laut Korea Selatan Jatuh Sesaat Lepas Landas, Seluruh Awaknya Tewas

Kabar duka datang dari Negeri Ginseng, sebuah pesawat intai maritim P-3C Orion milik Angkatan Laut Korea Selatan – (Republic of Korea Navy, ROKN) jatuh pada hari ini, tanggal 29 Mei 2025. Pesawat yang nahas tersebut jatuh sesaat lepas landas dari Pangkalan Angkatan Laut di Distrik Nam-gu, Pohang dan menewakan seluruh awaknya (empat orang).

Baca juga: Setelah 54 Tahun, AU Norwegia Pensiunkan Pesawat Intai Maritim P-3C Orion, Empat Unit Dibeli Argentina

Seperti dikutip Yonhap News, P-3C Orion buatan Lockheed Martin AS, jatuh sekitar pukul 1:50 siang waktu setempat, hanya tujuh menit setelah lepas landas. Saksi mata melaporkan asap hitam pekat dan api mengepul dari lokasi kecelakaan, yang terletak di kawasan hutan dekat Sinjeong-ri.

Rekaman yang dirilis oleh media lokal menunjukkan akibat kecelakaan, termasuk kerusakan akibat kebakaran yang terlihat dan petugas tanggap darurat di lokasi kejadian.

Angkatan Laut Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat itu telah berangkat pada pukul 1:43 siang untuk misi latihan rutin.

Diproduksi oleh Lockheed Martin, platform pesawat intai legendaris ini dilengkapi dengan empat mesin turboprop dan mampu meluncurkan torpedo, bom laut dalam, dan rudal anti kapal AGM-84 Harpoon.

Angkatan Laut Korea Selatan mengoperasikan total 16 pesawat patroli maritim Lockheed P-3 Orion, yang terdiri dari 8 unit P-3C Orion dan 8 unit P-3CK. Varian P-3CK merupakan hasil modernisasi dari pesawat P-3B bekas Angkatan Laut AS, yang ditingkatkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dan L3 Communications.

P-3C Orion: Kombinasi Apik dari Pesawat Intai Maritim, Pemburu Kapal Selam, dan SAR di Laut Lepas

Peningkatan tersebut mencakup sistem avionik, sensor elektro-optik/inframerah, radar pengawasan, detektor anomali magnetik, serta kemampuan persenjataan yang ditingkatkan, termasuk rudal Harpoon Blok II.

Pesawat-pesawat ini ditempatkan di Pangkalan Udara Pohang dan Bandara Internasional Jeju, serta dioperasikan oleh Satuan Patroli Udara 615 dan 613.

Sebelum insiden ini, Angkatan Laut telah menandai dua dekade operasi bebas kecelakaan P-3C pada tahun 2005 dan 2015. Namun, kecelakaan minggu ini bertepatan dengan 30 tahun armada tersebut beroperasi. Pada tahun 2017, sebuah P-3CK secara keliru menjatuhkan enam senjata, termasuk rudal anti kapal Harpoon, karena kesalahan kru selama menjalankan misi.

Sementara penyebab pasti dari kecelakaan terbaru ini masih dalam penyelidikan, analis pertahanan telah menunjuk pada beban yang dialami oleh jumkah armada yang terbatas. Sebaliknya, Jepang, yang telah mengoperasikan lebih dari 100 unit pesawat P-3C, menawarkan cakupan yang lebih luas dan lebih banyak peluang rotasi untuk perawatan.

Angkatan Laut Korea Selatan tengah menyusun rencana untuk meningkatkan armada pesawat intai maritimnya menjadi Boeing P-8A Poseidon. (Bayu Pamungkas)

Gantikan EP-3 Orion, Jepang Lirik Kawasaki P-1 Sebagai Platform Pesawat ‘Electonic Warfare” Generasi Terbaru