Meski Canggih, Rafale Masih Menganut Non Retractable Probe, Inilah Alasannya

Soal kecanggihan, rasanya tak ada yang meragukan kemampuan Rafale besutan Dassault Aviation. Segala fitur khas jet tempur generasi 4.5 ini telah melekat pada Rafale. Namun, ada suatu pertanyaan mendasar tentang jet tempur twin engine ini, yaitu air refuelling probe yang tak bisa dilipat ke dalam bodi (non retractable probe). Agak berbeda dengan jet tempur papan atas generasi terbaru yang sudah menganut mazhab retractable probe.

Baca juga: Selain Harga Pesawat Tanker, Biaya Air Refuelling Ternyata Juga Selangit

Dengan non retractable probe yang terpasang di depan kaca kokpit, otomatis mengurangi sudut pandang pilot (cockpit view). Beberapa literasi menyebut non retractable probe yang terpasang ‘tetap’ tersebut dapat menciptakan large blind spot pada cockpit view. Belum lagi ada anggapan non retractable probe akan menciptakan drag udara. benarkah pendapat tersebut?

Jawabannya masih subyektif, bagi pilot yang telah terbiasa, mungkin tak menemui kendala dengan keberadaan non retractable probe. Namun pada dasarnya implementasi air refuelling probe terkait langsung dengan desain pesawat, terutama pada bagian hidung pesawat.

Cockpit view Rafale.

Jenis jet tempur yang mengusung retractable probe umumnya mempunyai bentuk desain area moncong yang lebih besar, lantaran di area tersebut tak hanya berisi radar semata. Sebagai contoh pesawat tempur yang menerapkan retractable probe adalah Sukhoi Su-30, F/A-18 Hornet, Eurofighter Typhoon dan F-35 Lightning II. Meski tampil lebih mulus dengan air refuelling probe yang dapat dilipat, tapi jenis jet tempur dengan retractable probe membawa konsekuensi pada kompleksitas mekanis dan biaya perawatan. Umumnya retractable probe hanya diterapkan pada jet tempur yang mengusung model hose dalam skema air refuelling.

Eurofighter Typhoon

Walau terlihat ‘permanen’ di depan kokpit, pada dasarnya probe jenis ini dapat dilepaskan dengan mudah. Dalam hal perawatan, non retractable probe juga lebih mudah. Dalam hal ini Perancis menerapkan strategi yang berbeda dengan Amerika Serikat, dimana kesemua tipe jet tempur garis depan seperti Rafale, Mirage 2000 dan Mirage F1, mengusung model non retractable probe.

Mirage 2000.

Dengan non retractable probe menjadikan desain area hidung bisa tampil lebih runcing, lantaran area hidung bisa difokuskan untuk penempatan radar dan perangkat pendukungnya saja. Apa yang diterapkan Saab pada jet tempur Gripen bisa menjadi contoh yang menarik, Gripen mempunyai desain hidung yang relatif kecil, namun tetap mengusung retractable probe, yakni dengan penempatan air refuelling probe hose bukan di hidung, melainkan pada sisi kiri atas air intake.

Saab Gripen C

Baca juga: Ruang Udara ‘Terbatas,’ Singapura Justru Punya Banyak Pesawat Tanker, Inilah Alasannya!

Stategi deployment jet tempur ala Peransis dengan non retractable probe, bisa menjadi contoh yang baik, dimana dukungan pengisian bahan bakar di udara bisa fokus pada teknik hose. Saat ini di arsenal TNI AU, armada jet tempur F-16 mengguakan teknik pengisian udara boom, sementara jet tempur lain seperti Sukhoi Su-27/Su-30 dan Hawk 209 menganut mazhab hose. (Bayu Pamungkas)