Lesu di Pasar Intai Maritim, Lockheed Martin Tawarkan Konsep “MPA Retrofit Kit” untuk C-130 Hercules
Lockheed Martin pernah berjaya di pasar pesawat intai maritim jarak jauh, sebut saja ada keluarga P-3 Orion yang namanya sangat legendaris. Namun kini zaman telah berganti, dimana pasar Orion telah digantikan oleh Boeing P-8A Poseidon. Lockheed Martin pun tak tinggal diam, Lockheed sendiri punya lini pesawat angkut berat yang juga dikenal mampu mengemban misi intai maritim jarak jauh, yang tak lain adalah varian C-130 Hercules.
Baca juga: SC-130J Sea Hercules – Menanti Kebangkitan Sang Putra Dewa Pengintai Samudera
Meski debut C-130 Hercules varian intai maritim tak bisa dibilang terlalu sukses, namun sudah hampir empat dekade Hercules varian MPA (Maritime Patrol Aircraft) mengudara di sejumlah operator, sebut saja Skadron Udara 5 TNI AU yang di dekade 80-an pernah mengoperasikan C-130H MP (Maritime Partrol), kemudian US Coast Guard yang mengandalkan HC-130H dan HC-130J.
Menyadari suksesnya penjualan C-130J Super Hercules yang mencapai 400-an unit di seluruh dunia, pun Lokckheed Martin menawarkan konsep baru yang diberi label SC-130J Sea Hercules yang diperkenalkan Lockheed Martin pada ajang DSEI 2015 di London, Inggris. Soal kecanggihan sensor, persenjataan dan endurance tak perlu disangsikan lagi, platform Hercules jelas handal untuk urusan di atas.
Sea Hercules dirancang punya kesamaan konsol dengan pesawat intai maritim AL Inggris, Merlin MK2. Bila Merlin MK2 dilengkapi dua konsol operator, maka Sea Hercules bakal punya lima konsol operator. Meski statusnya intai maritim, Sea Hercules dapat menjalankan misi tranportasi dengan mudah. Dalam situs resminya, SC-130J disebut sebagai Maritime Patrol and Reconnaissance Aircraft (MPRA).
Namun, sayangnya Sea Hercules masih sebatas konsep, pihak Lockheed Martin pun belum pernah merilis prototipe-nya. Kuat dugaan respon pasar kurang optimal pada Sea Hercules. Menyadari hal tersebut, di pemeran dirgantara Paris AirShow 2019, Lockheed Martin mengumumkan solusi baru dalam payung C-130 Hercules, yang disebut sebagai “MPA Retrofit Kit.”
Dikutip dari flightglobal.com (18/6), solusi terbaru Lockheed Martin ini belum memiliki nama resmi. “Kami pikir MPA retrofit kit adalah alternatif yang sangat baik untuk pasar dibandingkan dengan beberapa pilihan lain yang akan jauh lebih mahal,” ujar Tony Frese, Lockheed Martin Vice-President of Business Development for Air Mobility and Maritime Missions. Ia menambahkan, MPA kit menjadi solusi yang ideal untuk negara berkembang, solusi ini dapat mengubah peran pesawat intai maritim menjadi pesawat angkut taktis dalam waktu singkat.
Implementasi MPA Retrofit Kit nantinya akan sedikit memodifikasi struktur pesawat, bukan tak mungkin nantinya akan ditambahkan MAD (Magnetic Anomaly Detector) boom sensor pada bagian ekor pesawat. “Ada beberapa sensor MPA yang dapat dipasang di dalam pesawat, jadi tak harus di instlasi di luar pesawat,” tambah Tony Frese yang menolak menyebut nama teknologi yang dimaksud.
Lockheed Martin berharap konsep MPA Retrofit Kit punya peluang pemasaran besar, mengingat populasi C-130 dalam berbagai varian di 70 negara saat ini mencapai 1.200 unit.
Baca juga: Adopsi SABIR, C-130 Hercules Filipina Kini Jadi Pesawat Intai Maritim
Belum lama berselang, AU Filipina telah C-130 Hercules yang diubah menjadi varian intai maritim lewat paket paket upgrade modular Special Airborne Mission Installation and Response (SABIR). SABIR merupakan sebuah platform yang terdiri dari beberapa perangkat dengan fitur real-time HD streaming, HD thermal image, low-light continuous zoom, radar long-range maritime surveillance and automatic tracking. Radarnya disebut-sebut punya jangkauan sampai 200 nautical mile, atau setara 370 km. (Haryo Adjie)
sudah pakai CN235 MPA saja, nanti kalau N245 selesai dibuat, dibuat varian MPAnya. saat ini P-8 Poseidon terbaik di jenisnya turbofan, sedangkan CN235 MPA terbaik di jenisnya turboprop.
Kalo cm buat laut kenapa g pake heli AKS saja toh bisa ngejar kapal apa kapal selam yg kecepatan cm 30 knot plg banter. Lebih murah harga dan biaya bahan bakarnya..
mending drone
Heli AKS lebih ke tugas tactical. Untuk eksekusi. Kalo buat patroli jelas kalah jauh dibandingkan pesawat sayap tetap apalagi sekelas hercules. Baik patrol range maupun altitude nya.
Range nya cm 200 mill ko dr lepas pantai kan batas ZEE indonesia. Kl poseidon wajar karena luasnya laut usa kadang buat mata2 kapal selam rusia atau cina. Kita kan cm jaga laut sendiri