Selain Harga Pesawat Tanker, Biaya Air Refuelling Ternyata Juga Selangit

Meski rencana pengadaannya telah digadang sejak tahun 2015, bahkan jumlahnya disebut-sebut akan diakuisisi empat unit, namun sampai saat ini kesepatakan pembelian (MoU) untuk pesawat tanker belum juga berlangsung. Berbeda dengan pengadaan jet tempur, pasar pemasok pesawat tanker untuk kebutuhan TNI AU nampaknya bakal mengerucut pada dua pilihan utama, yaitu KC-30A MRTT (Multi Role Transport Tanker) dan Boeing KC-46A Pegasus.

Baca juga: Boeing KC-46A Pegasus – Tantang Dominasi Airbus A330 MRTT, Inilah Opsi Lain Pesawat Tanker TNI AU

Seperti halnya pengadaan pesawat angkut berat, harga akuisisi pesawat tanker jelas tak murah. Ambil contoh pada Juli 2015, AU Australia (RAAF) melakukan kesepakatan pembelian dua unit Airbus A330-200 eks Qantas Airlines untuk di konversi menjadi KC-30A. Kedua pesawat Qantas dengan nomer VH-EBH (MSN 892) and VH-EBI (MSN 898) di konversi dengan nilai AUS$408 juta. Menurut rencana, di tahun 2018 ini satu diantara dua KC-30A akan diserahkan kepada RAAF.

Konversi yang dilakukan RAAF berasal dari pesawat bekas pakai. Sementara jika Airbus A330-200 dibeli gress harganya mencapai US$238 juta per unit, itu pun dalam wujud varian komersial (standar).

F-15SG sedang melakukan air refueling dengan KC-135R.

Lepas dari soal harga pesawat tanker yang tinggi, biaya operasional untuk menyusui (air refuelling) pun cukup menguras kocek anggaran. Situs foxtrotalpha.jalopnik.com menyebut, bahwa untuk biaya penyaluran bahan bakar di udara untuk F-16 Fighting Falcon per galon (3,7 liter) mencapai biaya US$50. F-16 melakukan air refuelling dengan metode boom yang dilayani pesawat tanker KC-135 Stratotanker dan KC-10 Extender.

Sebagai perbandingan, pengisian bahan bakar di darat (pangkalan) per galon-nya hanya US$5 sampai US$6. Sebagai ilustrasi, kapasitas bahan bakar internal untuk F-16C mencapai 3.985 liter. Tingginya biaya air refuelling tentu juga menjadi pertimbangan dalam akuisisi. Tak heran bila pesawat tanker dengan kemampaun multirole seperti KC-30A masih langka digunakan. Seperti di Asia Tenggara, hanya Singapura yang sampai saat ini mempunyai pesawat tanker MRTT yang sanggup meladeni mode boom dan hose. Untuk menyusui F-16 dan F-15SG, AU Singapura telah mengoperasikan empat unit KC-135 Stratotanker dan dalam proses akuisisi enam unit KC-30A.

Konfigurasi angkut penumpang dan kargo pada Airbus A330 MRTT.

Baca juga: TNI AU Dalami Kemampuan MRTT, Australia Siap Datangkan KC-30A Ke Indonesia

Model pesawat MRTT mengendepankan tingkat efisensi tinggi, mengingat satu pesawat dapat memerankan role yang berbeda. Ambil contoh empat unit KC-135R Singapura tak melulu sebagai pesawat tanker, melainkan juga difungsikan sebagai pesawat angkut VIP dan angkut medis. Khusus untuk Airbus A330 MRTT, AU Singapura melalukan konfigurasi agar dimuati 266 kursi penumpang. (Bayu Pamungkas)

17 Comments