Kalahkan S-80 Plus (Spanyol), Type 214 dari TKMS (Jerman) Menang Tender Pengadaan Kapal Selam India dalam Project 75I

Papanikolis (S 120), salah satu Type 214 milik AL Yunani.

Setelah pertama kali digagas sebagai bagian dari rencana jangka panjang Angkatan Laut India pada akhir tahun 1990-an, Project 75I, yang bertujuan membangun enam kapal selam diesel-elektrik yang dilengkapi dengan sistem Air Independent Propulsion (AIP), akhirnya telah menetapkan pihak pemenang tender, yakni platform kapal selam Jerman, Type 214 yang diusung ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS).

Baca juga: NRP Arpão (Type 214) – Bukti Kapal Selam Konvensional (Diesel Listrik) Mampu Berlayar di Bawah Es Kutub Utara

Merujuk laporan dari The Times of India (24/8/2025), pemerintah India telah resmi menyetujui kapal selam Type 214 sebagai desain pemenang untuk program Project 75I yang telah lama tertunda. Persetujuan ini memungkinkan Mazagon Dock Shipbuilders Limited (MDL) milik negara untuk memulai negosiasi kontrak dengan TKMS untuk pembangunan enam kapal selam canggih berteknologi AIP. Keputusan ini muncul setelah penundaan lebih dari enam bulan dan dengan tegas mengalahkan desain kapal selam S-80 Plus dari Spanyol.

Project 75I merupakan bagian dari rencana jangka panjang India untuk memodernisasi armada kapal selamnya dan meningkatkan kemampuan pertahanan maritimnya. Proyek ini juga sejalan dengan inisiatif “Make in India” yang mendorong produksi pertahanan di dalam negeri dengan kemitraan strategis bersama perusahaan asing.

Awalnya, Project 75I diikuti oleh beberapa nama besar galangan kapal selam dunia, selain TKMS yang menawarkan Type 214 dan Navantia (Spanyol) yang menawarkan kapal selam S-80 Plus, ada beberapa mitra galangan yang akhirnya menyatakan mundur dari Project 75I.

S-80 Plus class (Isaac Peral class) – Tawaran Baru Kapal Selam Berteknologi AIP untuk Pasar Asia Tenggara

Mitra galangan yang mundur dari Project 75I adalah Naval Group dari Perancis, yang menawarkan varian kapal selam Scorpène dengan AIP, atau versi diesel-elektrik dari kapal selam Barracuda class, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) dari Korea Selatan, dengan varian DSME-3000 dari kapal selam KSS-III dan United Shipbuilding Corporation (Rubin Design Bureau) dari Rusia, dengan kapal selam Amur-1650.

Berdasarkan informasi yang ditemukan, ada beberapa alasan mengapa beberapa perusahaan asing menarik diri dari Project 75I, di antaranya persyaratan yang ketat dan tidak Realisti dalam Request for Proposal (RFP) atau tender. Kemudian, persyaratan khusus yang mengharuskan kapal selam dilengkapi dengan sistem AIP yang “sea-proven” (telah teruji di laut) menjadi hambatan besar. Naval Group, misalnya, tidak memiliki sistem propulsi AIP yang digunakan oleh Angkatan Laut Perancis, sehingga mereka tidak bisa memenuhi kriteria ini.

Rusia Tawarkan Amur 950 ke India, Kapal Selam Diesel Listrik dengan AIP yang Dibekali 10 VLS Rudal Brahmos

Kemudian ada isu, ketidakseimbangan dalam model kemitraan strategis yang dianggap memberikan kontrol yang lebih besar kepada mitra lokal di India daripada mitra asing (OEM). Perusahaan Swedia, SAAB, menarik diri dari kompetisi pada tahun 2019 karena alasan ini, menyebut persyaratan tersebut “tidak seimbang”.

Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) dari Korea Selatan (yang kemudian diakuisisi oleh Hanwha Ocean) juga menarik diri. Sumber-sumber menyebutkan adanya kekhawatiran terkait masalah kepatuhan di masa lalu, termasuk tuduhan penggunaan agen pertahanan yang melanggar aturan pengadaan India.

Korea Selatan Tawarkan Kapal Selam KSS-III Batch II (Jang Bogo Class) ke Polandia, Dibekali AIP dan VLS

Type 214 Pemenang Tender Project 75I
Salah satu faktor kunci yang dilaporkan adalah bahwa TKMS memiliki sistem AIP yang dianggap “sea-proven” (telah teruji di laut), yang merupakan persyaratan utama dalam tender. Sebaliknya, tawaran Navantia ditolak karena teknologinya dianggap belum terbukti. Dan negosiasi komersial untuk kontrak ini telah dimulai, yang menandai kemajuan signifikan dalam proyek yang telah lama tertunda ini.

Untuk pembangunan enam unut kapal selam, nilai kontrak Project 75I telah mengalami beberapa revisi. Anggaran awalnya diperkirakan sekitar ₹43.000 crore (sekitar US$5,1miliar).Namun,laporan terbaru menunjukkan bahwa kesepakatan akhir dengan Jerman saat ini bernilai sekitar sekitarUS$8,4 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh inflasi, fluktuasi mata uang, dan integrasi teknologi yang lebih canggih. (Gilang Perdana)

Jerman Tawarkan Enam Unit Kapal Selam AIP Type 214 yang ‘Diperbesar’ untuk AL India