S-80 Plus class (Isaac Peral class) – Tawaran Baru Kapal Selam Berteknologi AIP untuk Pasar Asia Tenggara
|Pamor Spanyol sebagai negara produsen kapal selam diesel listrik nyaris tak terdengar, kalah gaung dari Jerman, Perancis, Korea Selatan, bahkan oleh Turki sekalipun. Namun, kabar bahwa Spanyol menawarkan paket pengadaan dua kapal selam berikut pembangunan pangkalannya ke Filipina, telah menarik perhatian publik di Asia Tenggara, terlebih pada yang ditawarkan, yakni sosok kapal selam berteknologi air-independent propulsion (AIP) S-80 Plus class (aka – Isaac Peral class).
Tawaran Navantia yang memiliki fasilitas galangan di Cartagene, Spanyol, terbilang berani, pasalnya S-80 Plus class terbilang kapal selam yang masih baru, dari empat yang unit yang dipesan untuk Angkatan Laut Spanyol, saat ini baru satu unit yang diluncurkan. Kapal selam tersebut adalah S-81 Isaac Peral, yang dibangun diluncurkan pada 7 Mei 2021 dan rencana diserahkan ke AL Spanyol pada tahun ini setelah menuntaskan fase sea trial.
Sementara tiga unit S-80 Plus class lainnya, yaitu S-82 Narciso Monturiol baru akan diluncurkan pada tahun 2024, S-83 Cosme García diluncurkan pada tahun 2026, dan S-84Mateo García de los Reyes diluncurkan pada tahun 2027. Maka dengan proposal penawaran dua unit S-80 ke Filipina, seandainya disetujui, akan memakan waktu tunggu yang sangat lama.
Adanya ‘keterbatasan’ pada kemampuan produksi Navantia, nampaknya coba ditutupi dengan penawaran paket pinjangan lunak dari perbankan Spanyol, dan yang menarik adalah dukungan pembangunan fasilitas pangkalan kapal selam di Ormoc, Leyte.
Lepas dari itu, Isaac Peral class adalah salah satu kapal selam diesel listrik paling modern saat ini. Dibangun Navantia, rencana pembangunan kapal selam ini dimulai pada akhir tahun 1990-an, yang kemudian AL Spanyol memesan kapal selam tersebut untuk diproduksi pada tahun 2003. Tapi karena masalah desain, kapal selam tersebut harus didesain ulang secara ekstensif pada tahun 2010-an, dan krisis anggaran yang menerpa, memaksa pemerintah Spanyol melakukan penundaan tambahan.
Isaac Peral class adalah kapal selam samudera dengan tonase sedang, yang mampu melakukan misi jangka panjang dalam skenario jauh dari pangkalan.
Integrated Combat System Core (ICSC) disebut VC 9.0 SCA. ICSC menyediakan seperangkat senjata dan sensor sistem tempur dengan manajemen pusat komando dan kendali yang optimal, memungkinkan untuk memperoleh, mengevaluasi dan menyajikan semua informasi yang diperlukan untuk tindakan pengumpulan ofensif, defensif atau intelijen setiap saat. Kapal ini dilengkapi dengan sonar aktif dan pasif dengan sistem deteksi elektromagnetik yang akurat. Kapal selam dapat berkomunikasi melalui tautan data Link-11 dan Link-22.
Dibekali Teknologi AIP
Sistem air-independent propulsion (AIP) pada S-80 Plus class didasarkan pada prosesor bioetanol yang terdiri dari ruang reaksi dan beberapa reaktor Coprox perantara. Disediakan oleh Hynergreen dari Abengoa, sistem ini mengubah bioetanol (BioEtOH) menjadi hidrogen dengan kemurnian tinggi. Outputnya memberi daya pada serangkaian sel bahan bakar.
Reformator diisi dengan bioetanol sebagai bahan bakar dan oksigen (disimpan sebagai cairan dalam tangki kriogenik bertekanan tinggi), menghasilkan hidrogen dan karbon dioksida sebagai produk sampingan. Hidrogen yang dihasilkan dan lebih banyak oksigen diumpankan ke sel bahan bakar.
Prosesor bioetanol juga menghasilkan aliran karbon dioksida dengan konsentrasi tinggi dan gas sisa lainnya yang tidak terbakar sempurna selama pembakaran. Aliran gas ini bercampur dengan air laut dalam satu atau lebih ejector venturi scrubber dan kemudian melalui sistem baru, SECO2 (atau CO2 Removal System), yang dikembangkan oleh Bionet, dan tujuannya adalah untuk melarutkan “gelembung” CO2 di dalam air hingga tidak terdeteksi.
Laju aliran oksigen dan bahan bakar secara langsung ditentukan oleh kebutuhan daya. Kekuatan AIP di kapal selam S-80 setidaknya 300 kW (400 hp). Motor listrik magnet permanen menggerakkan baling-baling tetap dengan desain khusus, yang tidak menimbulkan kavitasi pada kecepatan tinggi.
Baca juga: Jelang Peluncuran, Inilah Sosok Kapal Selam AIP Spanyol – S-81 Isaac Peral
S-80 Plus class dengan berat (saat menyelam) hampir 3.000 ton, dapat mampu berlayar selama 30-55 hari. Kecepatan saat di permukaan 12 knots dan keepatan saat menyelam 19 knots. S-80 Plus class sanggup berlayar sejauh 8.000 km dan menyelam sampai kedalaman 460 meter. Kapal selam ini diawaki 32 personel dan dapat membawa 8 pasukan katak.
S-80 Plus class dibekali enam tabung torpedo kaliber 533 mm. Pasangan torpedo yang dibawa adalah DM2A4 dan rudal anti kapal UGM-84 Sub-Harpoon Block II. (Gilang Perdana)
Alah @ayam jago udah kayak Tukang Ngitung ke dua, dulu pake Kilo jeroan NATO terus skadron kohahudnas pake Gripen segala, mau ngoceh apa lagi sih
daah, ngga usah neko neko, type 212 NFS aja kalau buat TNI AL, kalau masalah rudal ASM boleh lah di kustom, 12 unit 8 disini 4 di itali (+ ToTnya), cukup dah untuk menggantikan tjakra class (dan 5 penerusnya)
Hohoho
Spano bersaing dgn Italo. menawarkan U212 buat Pinoy menyusul Jermo dan Kroya yang sudah presentasi duluan
Semua kapal selam itu bermasalah, tak berani layar di permukaan air, hirup oksigen pake curi2 waktu dan tempat, tak bisa ngebut, saat berlayar untuk pantau situasi pake ngintip pula, selebihnya masalah lain adalah keterbatasan macam dan jenis senjata yg bisa dibawa.
Cepet juga 2 tahun udh jadi. Tapi katanya nih KASEL punya banyak masalah ya?? Hehe