Hari Ini 16 Tahun Lalu, Prototipe Airbus A400M Terbang Perdana, “Programnya Sempat Hampir Dibatalkan”

Belum lama tiba di Indonesia pada 3 November 2025, unit pertama Airbus A400M pesanan Kementerian Pertahanan RI untuk SkadronUdara 31 langsung membuktikan kemampuannya dalam operasi tanggap bencana di Sumatera. Pergeseran logistik dan material berat dapat lebih mudah disalurkan ke pangkalan atau bandara terdekat lokasi terdampak berkat pesawat angkut berkapasitas payload 37 ton ini.
Baca juga: Kazakhstan Terima Unit Perdana Airbus A400M Atlas, Unit Kedua Dikirim Tahun 2026
Nah, tahukah Anda, bahwa hari ini 16 tahun lalu, bertepatan dengan 11 Desember 2009, tercatat dalam momen bersejarah A400M, pasalnya merupakan tanggal penerbangan perdana prototipe A400M.
Prototipe Airbus A400M (dengan nomor seri MSN001) melakukan penerbangan perdananya di Bandara San Pablo, Seville, Spanyol, yang juga merupakan lokasi fasilitas perakitan akhir untuk pesawat ini. Selama penerbangan, tim menguji sistem kontrol penerbangan, stabilitas, dan performa aerodinamis pesawat pada kecepatan dan ketinggian yang berbeda.
Penerbangan perdana A400M berlangsung selama 3 jam 47 menit, menandai pencapaian penting dalam program pengembangan pesawat angkut militer multinasional tersebut.

Penerbangan perdana yang diawaki pilot uji Edward “Ed” Strongman, menjadi tonggak penting dalam program Airbus A400M, yang bertujuan untuk menyediakan pesawat angkut militer generasi baru dengan kemampuan multifungsi. Pesawat ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengangkutan strategis dan taktis, serta misi kemanusiaan.
Program A400M merupakan kolaborasi antara beberapa negara Eropa, termasuk Prrancis, Jerman, Spanyol, dan Inggris. Setelah penerbangan, A400M menjalani pengujian intensif hingga menerima sertifikasi dan mulai dioperasikan oleh angkatan udara dari berbagai negara.

Dari sejarahnya, pengembangan Airbus A400M berlangsung selama beberapa dekade sebelum akhirnya mencapai tahap operasional. Proyek ini dimulai secara resmi pada tahun 1982 dan menghadapi berbagai tantangan teknis serta anggaran, bahkan sempat hampir dibatalkan.
Setelah penerbangan perdana pada 11 Desember 2009. Sertifikasi penuh dari European Aviation Safety Agency (EASA) diberikan pada Maret 2013, setelah proses pengujian yang ekstensif. Pesawat pertama kali diserahkan kepada Angkatan Udara Perancis pada Agustus 2013 dan mulai dioperasikan segera setelahnya. Sehingga total waktu dari penerbangan perdana hingga pesawat ini operasional memakan waktu sekitar empat tahun, sementara pengembangan keseluruhan hingga sertifikasi memakan waktu lebih dari tiga dekade.
[the_ad id=”77299″]
Hambatan seperti kelebihan berat dan pengurangan kapasitas angkut sempat memperlambat program ini, namun A400M akhirnya memberikan kemampuan strategis yang signifikan bagi negara-negara pemesan.
Ditenagai oleh empat mesin turboprop Europrop TP400-D6, A400M punya kecepatan maksimum: 780 km/jam (Mach 0.72) dan punya jarak jelajah hingga 3.300 km (dengan payload maksimum 37 ton), serta jarak jelajah hingga 8.700 km (dengan payload lebih ringan).
Dari beragam kemampuan khususnya, salah satunya adalah STOL (Short Takeoff and Landing), yaitu mampu lepas landas dan mendarat di landasan pendek dan kasar, termasuk di lapangan yang tidak beraspal. (Bayu Pamungkas)



Semoga Pak WOWO GENAPIN 1 SQD A400 sblm lengser….
Ada bendera Afsel, setelah ditelusuri dari beberapa sumber ternyata pemerintah Afrika Selatan pada tahun 2005 secara resmi pernah memesan 8 unit pesawat angkut berat Airbus A400M, tetapi pesanan tersebut telah dibatalkan pada tahun 2009 karena membengkaknya biaya secara signifikan serta keterlambatan pengiriman dari jadwal yang telah disepakati akibat berbagai kendala, hal itu dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi kepentingan pembayar pajak