PussenArmed TNI AD Luncurkan Radar Firefinder Terbaru, Bisa Mendeteksi Arah Lintasan Proyektil dari Jarak 20 Km

(PussenArmed)

Radar firefinder sejatinya bukan sesuatu yang baru di lingkungan TNI AD, seperti di tahun 2013, Pusat Pendidikan (Pusdik) Armed TNI AD pernah merilis prototipe yang disebut juga sebagai weapon location radar. Namun yang diperkenalkan saat itu mengacu pada platform rantis Toyota New Hilux S-Cab 2.5 diesel. Penggunaan platform tentu berpengaruh pada kemampuan radar yang dapat digotong.

Baca juga: Radar Firefinder Armed TNI AD – Pemburu Posisi Meriam Lawan

Terkait dengan radar firefinder, ada kabar baru datang dari Litbang PussenArmed TNI AD, dimana insititusi tersebut menggandeng PT Eletroteknika Utama ITB (PT EU ITB) untuk meluncurkan Weapon Location Radar (WLR) varian terbaru untuk melengkapi kesisteman alutsista Artileri Medan TNI AD.

Dipasang pada platform truk, WLR ini diklaim mampu mendeteksi lokasi senjata artileri musuh dengan jarak 20 km, ke depan diharapkan WLR ini akan terkoneksi dengan semua alutsista armed dan alutsista matra darat lainnya, matra laut dan matra udara serta memberikan kontribusi yang baik dan lompatan teknologi dalam modernisasi alutsista.

(PussenArmed)

Dikutip dari blog defense-studies, platform WLR ini menggunakan truk 6×6, sehingga mempunyai mobilitas tinggi untuk mengikuti arah kendaraan peluncur roket dalam mencari area peluncuran. Posisi radar dapat dilipat saat kendaraan berjalan dan radar dapat dinaikkan saat beroperasi.

Fungsi WLR adalah untuk mendeteksi dan menemukan unit artileri musuh dengan melacak lintasan tembakannya, WLR juga dapat memberikan informasi arah tembakan untuk menghajar balik musuh. WLR pada dasarnya mampu digunakan untuk melacak sumber tembakan mortir dan peluncur roket termasuk yang menggunakan pemandu. Penggunaan WLR secara bersamaan dapat dilakukan untuk mendeteksi beberapa proyektil yang ditembakkan dari senjata yang berada di lokasi yang berbeda.

Lintasan proyektil dari artileri medan biasanya berbentuk lengkung/parabola, WLR menangkap satu titik lintasan naik dan satu titik lintasan turun lengkung/parabola maka lokasi asal-usul peluncuran proyektil dapat ditemukan.

Dibandingkan prototipe WLR terdahulu yang dirilis tahun 2013, saat itu jarak jangkau deteksi 5.000 meter, sementara WLR terbaru ini jarak deteksinya bisa mencapai 20.000 meter.

Bagaimana cara kera Radar Firefinder alias WLR ini? Mekanisme pertama adalah harus menunggu proyektil lawan meluncur ke sasaran. Tapi jangan khawatir, disini Radar Firefinder akan memancarkan sinyal untuk mencari lintasan proyektil yang ditembakkan musuh. Untuk kemudian, hasil tangakapan sinyal diolah secara otomatis oleh komputer menjadi data kedudukan (koordinat) meriam musuh yang menembakkan proyektil tersebut.

Baca juga: Tangkal Hujan Artileri, Korea Selatan Andalkan Arthur Radar Firefinder

Proses selanjutnya, data kedudukan meriam musuh yang telah diketahui, dikirim ke Satbak untuk diolah menjadi data tembak. Dan, tahap akhir tinggal Satbak melakukan eksekusi tembakan balasan untuk menghancurkan posisi meriam atau mortir lawan. (Gilang Perdana)

13 Comments