Belum lama berselang kami telah mengupas sosok ranpur lapis baja AMX-10P Marines yang kini telah dijadikan monumen di depan pintu gerbang Markas Komando Resimen Kavaleri 2 Korps Marinir di Surabaya. Selain menarik perhatian dengan cat loreng khas KKO, disebutkan dapur pacu ranpur amfibi ini masih ‘aktif,’ dan tak kalah menarik perhatian lainnya adalah jenis persenjataan yang tersemat di area kubah yang masih terlihat modern dan kokoh. (more…)
Bersamaan dengan kedatangan ranpur AMX-10 PAC 90 yang merupakan amphibious fire support vehicle, Korps Marinir TNI AL juga ikut kedatangan ranpur APC (armoured personnel carrier) generasi baru, yakni AMX-10P Marines. Baik AMX-10 PAC 90 90 dan AMX-10P Marines diproduksi oleh Nexter Systems (d/h GIAT Industries). Di tahun 1981, Korps Marinir mendapat 34 unit tank AMX-10P Marines dan 10 unit tank AMX-10 PAC 90. (more…)
Dengan niatan memperbaharui alutsista, pada tahun 1981 Korps Marinir TNI AL mendapat pengadaan alutsista yang dibeli gress dari Perancis, yakni AMX-10 PAC 9 dan AMX-10P. Kedua ranpur amfibi ini di datangkan dalam jumlah 34 unit untuk kelak bisa menggantikan peran ranpur lawas eks Uni Soviet, tank PT-76M dan BTR-50P yang legendaris. (more…)
Di sekitar tahun 2003, Pemerintah Indonesia pernah menerapkan status Darurat Militer di Nanggroe Aceh Darusssalam (NAD). Diantara sekian operasi tempur yang difokuskan untuk menghancurkan basis GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Tanah Rencong, salah satunya dilakukan lewat operasi pendaratan amfibi oleh Batalyon Tim Pendarat 1 Korps Marinir TNI AL asal Surabaya. (more…)