Jet Tempur Generasi Keenam Cina, Chengdu J-36 Tampil dengan Nosel Thrust Vectoring 2D Baru

Jet tempur generasi keenam Cina yang masih dalam status prototipe, Chengdu J-36, muncul dengan nosel (nozzle) thrust vectoring (pengarah dorong) dua dimensi (2D) baru. Upgrade ini menunjukkan penekanan Cina pada kemampuan manuver tinggi dan kendali yang diperlukan untuk desain jet tempur siluman tanpa ekor.
Baca juga: Jet Tempur Generasi Keenam Cina, Chengdu J-36 Tuntaskan Uji Penerbangan Uji Kedua
Analis dari The War Zone atas perubahan besar nosel thrust vectoring pada J-36 menarik untuk dicermati, yang menyiratkan perubahan besar dibandingkan prototipe pertama yang muncul 11 bulan sebelumnya. Prototipe pertama J-36 menggunakan knalpot tersembunyi yang mirip Northrop YF-23 (untuk memaksimalkan siluman).
Sementara, prototipe kedua yang baru muncul ini, ketika dilihat dari belakang, menunjukkan knalpot yang berbentuk persegi panjang (seperti pada F-22 Raptor), yang secara fisik merupakan ciri khas nosel 2D Thrust Vectoring—sebuah mekanisme yang memungkinkan jet mengarahkan dorongannya ke atas dan ke bawah.
Foto-foto dari aspek belakang pesawat, terutama saat mendarat, mengonfirmasi penambahan tiga nosel knalpot yang dapat diarahkan dalam dua dimensi (2D) atau Nosel Thrust Vectoring (TVC) 2D.

Konfigurasi mesin J-36 berjumlah tiga unit dan nosel TVC 2D ini terpasang pada ketiga mesinnya. TVC memberikan manuverabilitas tambahan di berbagai area penerbangan, termasuk dalam rezim post-stall (setelah macet), memungkinkan pesawat melakukan gerakan ekstrem yang tidak mungkin dilakukan oleh jet biasa.
TVC menjadi sangat penting pada desain jet cepat yang sangat tidak stabil, seperti desain tanpa ekor (tailless) J-36. TVC membantu menjaga kontrol dan stabilitas jet secara keseluruhan. TVC juga dapat memainkan peran kunci saat beroperasi pada ketinggian tinggi, memungkinkan kinerja dan kendali yang lebih baik.
This engine for the 1st time displayed at the Zhuhai Airshow 2021.
It’s a “Taihang” family engine (WS-10). The exhaust features a composite material casing, and the afterburner section adopts a grid-like reinforcement structure similar to that of advanced Western engines.
1/ https://t.co/B1PbyYrJR0 pic.twitter.com/3m5cbi4bOz— 𝔗𝔥𝔢 𝕯𝔢𝔞𝔡 𝕯𝔦𝔰𝔱𝔯𝔦𝔠𝔱△ 🇬🇪🇺🇦🇺🇲🇬🇷 (@TheDeadDistrict) September 26, 2025
Konfigurasi nosel TVC 2D yang baru ini (yang dapat dilihat dari belakang) kemungkinan mengurangi sedikit kemampuan siluman (low-observable) dari aspek belakang dibandingkan konfigurasi ceruk knalpot tersembunyi (recessed trough-like exhausts) pada prototipe J-36 yang pertama. Namun, fakta bahwa Cina tetap memilih desain TVC ini menunjukkan bahwa keuntungan manuver dan kontrol dianggap lebih besar daripada biaya siluman kecil tersebut.
Chengdu J-36 dirancang sebagai platform yang sangat besar, memungkinkannya untuk mengendalikan sejumlah besar UCAV canggih, yang akan bertindak sebagai pengalih, pengintai, atau membawa amunisi tambahan, sesuai dengan konsep Next Generation Air Dominance (NGAD) yang dikembangkan oleh AS.

Meskipun J-36 (terkadang disebut sebagai Heavy Tactical Jet oleh para analis) belum memiliki spesifikasi resmi, ukurannya yang besar menunjukkan kemampuan superioritas dan jangkauan yang sangat jauh.
Secara keseluruhan, kemunculan nosel TVC 2D pada purwarupa J-36 versi kedua merupakan bukti konkret bahwa Cina sedang mengambil langkah serius untuk mengintegrasikan teknologi super-maneuverability dan low-observable dalam desain jet tempur taktis berat generasi keenam mereka. (Gilang Perdana)

