Lembaga Intelijen Taiwan Ungkap Lima Aplikasi Seluler asal Cina Dengan Risiko Keamanan Data, Salah Satunya TikTok

Setelah tuduhan dari lembaga intelijen Perancis – Direction Générale de la Sécurité Extérieure (DGSE), seputar keterlibatan Kedutaan Besar Cina dalam kampanye disinformasi terhadap jet tempur Rafale, kini ada lagi lembaga intelijen asing yang mengaitkan pemerintah Cina dengan aktivitas mata-mata lewat aplikasi yang berjalan di ponsel pintar (smartphone).
Baca juga: Peneliti Keamanan Siber: Ada Celah Kelemahan Keamanan Pada Aplikasi Drone DJI
National Security Bureau (NSB), lembaga intelijen utama Taiwan, telah mengeluarkan peringatan bagi pengguna aplikasi buatan Cina. Dalam sebuah imbauan, NSB menyatakan bahwa aplikasi yang dikembangkan Cina seperti RedNote (Xiaohongshu), Weibo, TikTok, WeChat, dan Baidu Cloud menimbulkan risiko keamanan karena pengumpulan dan transfer data yang berlebihan ke Cina.
Seperti dikutip dari The Hacker News (6/7/2025), peringatan ini muncul setelah inspeksi terhadap aplikasi-aplikasi yang disebutkan lewat koordinasi dengan Biro Investigasi Kementerian Kehakiman Taiwan – Taiwan’s Ministry of Justice Investigation Bureau (MJIB) dan Biro Investigasi Kriminal – Criminal Investigation Bureau (CIB) di Badan Kepolisian Nasional Taiwan.
NSB menyatakan bahwa hasil inspeksi menunjukkan adanya masalah keamanan, termasuk pengumpulan data yang berlebihan dan pelanggaran privasi. Lebih lanjut, NSB memperingatkan, “Masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat memilih aplikasi seluler.”
NSB juga menekankan bahwa perusahaan yang beroperasi di Cina diwajibkan untuk menyerahkan data pengguna berdasarkan hukum domestik untuk tujuan keamanan nasional, keamanan publik, dan intelijen Cina. Jadi, penggunaan aplikasi-aplikasi ini dapat melanggar privasi pengguna.
Lantas, bagaimana NSB mengetahui aplikasi tersebut mengirimkan data ke Cina?
NSB menyatakan bahwa mereka mengevaluasi aplikasi buatan Cina berdasarkan 15 indikator yang mencakup lima kategori besar: Pengumpulan data pribadi, penggunaan izin yang berlebihan, transmisi dan pembagian data, ekstraksi informasi sistem, dan akses data biometrik.
Ukraina Luncurkan “ePPO” – Aplikasi Ponsel untuk Warga Berburu Rudal dan Drone Kamikaze
Menurut analisis, RedNote melanggar semua 15 indikator, diikuti oleh Weibo dan TikTok yang ditemukan melanggar 13 indikator. WeChat dan Baidu Cloud masing-masing melanggar 10 dan 9 dari 15 indikator.
Masalah-masalah tersebut mencakup pengumpulan data pribadi yang ekstensif, termasuk informasi pengenalan wajah, tangkapan layar, konten papan klip, daftar kontak, dan informasi lokasi. Semua aplikasi tersebut juga telah ditandai karena mengumpulkan daftar aplikasi yang diinstal dan parameter perangkat.
“Sehubungan dengan transmisi dan pembagian data, kelima aplikasi tersebut ditemukan mengirimkan paket kembali ke server yang berlokasi di Cina,” kata NSB. “Jenis transmisi ini telah menimbulkan kekhawatiran serius atas potensi penyalahgunaan data pribadi oleh pihak ketiga.”
Peringatan Taiwan muncul setelah beberapa negara di seluruh dunia telah melarang atau membatasi aplikasi tertentu dari Cina. Pada Juni 2020, India mengumumkan larangan hampir 100 aplikasi buatan Cina, dengan alasan masalah keamanan nasional. Pada November 2024, Kanada memerintahkan TikTok untuk menghentikan operasinya di negara tersebut.
Pekan lalu, salah satu otoritas perlindungan data Jerman meminta Apple dan Google untuk menghapus chatbot kecerdasan buatan (AI) Cina, DeepSeek, dari toko aplikasi mereka masing-masing. Otoritas perlindungan data Jerman menuduh DeepSeek melakukan transfer data pengguna yang melanggar hukum ke Cina. (Gilang Perdana)
Jaga Hubungan dengan Rusia, Israel Embargo Penjualan Pegasus Spyware ke Ukraina dan Estonia


yaaa sama aja sih. app amerika juga bisa begini juga, lagipula hal itu diberitakan karena lawan kalau kawan yaa mungkin diem diem bae
Pantes Trump desak Tiktom di jual ke AS. Blm lagi kekhawatiran AS terkait teknologi 5g China.