Selain rudal balistik antarbenua (ICBM) DF-5C, parade milter peringatan Hari Kemenangan (Victory Day) ke-80 di Beijing pada 3 September 2025, juga menjadi momen bagi Angkatan Bersenjata Cina untuk pertama kalinya memperlihatkan ICBM DF-61. Meski sama-sama rudal balistik antarbenua, namun DF-61 berbeda dalam hal spesifikasi dari DF-5C, bukan hanya soal jangkauan, namun sistem peluncurnya juga berbeda. (more…)
Sepanjang masih memungkin untuk ditampilkan, maka alutsista dari matra laut juga akan dipamerkan dalam defile militer di darat. Seperti pada peringatan Hari Kemenangan (Victory Day) ke-80 di Beijing, selain drone bawah laut mirip torpedo – (Unmanned Underwater Vehicle/UUV) berukuran besar (XLUUV) yang dibawa truk trailer, nampak senjata laser berukuran besar yang dirancang untuk dipasang di kapal perang. (more…)
Parade dan defile milter peringatan Hari Kemenangan (Victory Day) Perang melawan Jepang ke-80, pada 3 September 2025, tuntas digelar di Beijing. Turut dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto, parade militer yang disebut terbesar di dunia itu, menampilkan beragam persenjataan dan alutsista terbaru Cina. Di antara yang ditampilkan, sosok rudal balistik antarbenua DF-5C menjadi yang paling membetot perhatian. (more…)
Menjelang parade militer di Beijing pada 3 September 2025 (peringatan Hari Kemenangan Perang melawan Jepang ke-80), beragam persenjataan baru mulai di spill lewat penampakan dalam iring-iringan menuju pusat kota. Salah satu yang menarik perhatian adalah Cina terang-terangan memperlihatkan drone bawah laut – (Unmanned Underwater Vehicle/UUV) berukuran besar (XLUUV) yang dibawa truk trailer. (more…)
Melaju di malam hari menyusuri jalanan kota Beijing yang tak pernah sepi, kelompok kendaraan misterius menjadi pergunjingan lokal, namun karena diduga terkait dengan ranpur (kendaraan tempur), maka berita ini kemudian menjadi viral dimana-mana, maklum setiap pencapaian alutsista Cina memang menarik untuk dicermati. (more…)
Banyak pihak yang meyakini bahwa perang terbuka antara Cina versus Amerika Serikat yang melibatkan negara sekutunya, cepat atau lambat bakal terjadi. Dan bila itu menjadi kenyataan, Cina rupanya telah mempersiapkan segala hal yang terkait dan terdampak. Salah satu yang mengemuka dalam beberapa hari ini adalah kabar atas dugaan adanya komplek komando militer berupa bunker bawah tanah yang sangat luas dan berlokasi tak jauh dari Beijing. (more…)
Bersiap suatu waktu diinvasi oleh Beijing, membuat militer Taiwan harus mempersiapkan aspek pertahanan udara berlapis. Selain memperhatikan kualitas pertahanan udara (hanud) yang unggul, tak kalah penting adalah aspek kuantitas, seperti di antaranya penyediaan jumlah rudal hanud yang memadai, mengingat militer Cina unggul dalam kuantitas. (more…)
Belajar dari apa yang terjadi di perang Ukraina, maka penggunaan drone kamikaze dan rudal jelajah jarak jauh menjadi poin yang mengemuka lantaran dianggap dapat merubah jalannya peperangan itu sendiri. Taiwan yang mempelajari posisi Ukraina, kini menggenjot kemampuan serangan presisi jarak jauh untuk menyerang jauh ke wilayah daratan Cina, bahkan rudal jelajah terbaru Taiwan diproyeksi mampu menjangkau sisi utara Beijing. (more…)