Punya Rudal AIM-120 AMRAAM, Idealnya TNI AU Juga Punya ACE Pod

(TheDrive)

Sebagai salah satu operator rudal udara ke udara AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile (AMRAAM), rasanya TNI AU perlu untuk mempertimbangkan pengadaan perangkat yang satu ini. Yang dimaksud adalah ACE (AMRAAM Captive Equipment) pod, yaitu perangkat yang digunakan untuk pengujian pada simulasi peperangan udara ke udara jarak sedang.

Baca juga: Belanda Pesan Rudal AIM-120C-8, Apa Bedanya dengan AIM-120C-7 AMRAAM untuk Indonesia?

Bila selama ini, penerbang F-16 TNI AU menggunakan perangkat ACMI (Air Combat Maneuvering Instrumentation) pod untuk simulasi peperangan udara ke udara yang mengasosiasikan kemampuan rudal udara ke udara jarak pendek AIM-9 Sidewinder, maka ACE pod dengan menggunakan datalink dapat memberikan evaluasi atas peperangan nyata dalam menghadapi sasaran di luar batas cakrawala.

Dikutip dari TheDrive.com (3/11/2021), ACE pod pada dasarnya menyuguhkan bobot nyata dari sebuah rudal AIM-120 aktif. Prinsipnya, ACE pod dihubungkan dengan sistem pesawat, dimana dalam skenarionya diperlakukan ‘kehadiran’ rudal aktif, sementara ACE pod berisi semua peralatan pendukung yang diperlukan untuk memantau simulasi peluncuran, termasuk datalink.

(TheDrive)

Kombinasi ACE pod dengan komponen rudal asli dan peralatan pengkondisian lingkungan memungkinkan pilot untuk mensimulasikan peluncuran dan manfaat yang signifikan dalam latihan berskala besar dengan beragam target, atau ketika berbagai parameter peluncuran yang berbeda perlu dinilai.

Berbeda dengan ACMI pod yang tidak membutuhkan kehadiran rudal asli di jet tempur, maka ACE pod perlu disandingkan dengan rudal asli, dimana sistem pemandu pada rudal asli dibutuhkan untuk mendukung fase terminal, yaitu untuk mendemonstrasikan semua parameter kinerja pada sistem pencari. Ini adalah data penting untuk tidak hanya mengesahkan kemampuan rudal, tetapi untuk meningkatkan dan meningkatkannya sehingga berkinerja lebih baik terhadap tindakan pencegahan dan dalam situasi pertempuran yang unik.

Di masa lalu, ACE pod dibuat dengan memasukkan komponen rudal AMRAAM ke dalam drop tank yang disesuaikan. Seiring waktu, ini telah berubah menjadi lebih banyak konfigurasi yang dibuat secara khusus.

Detail lebih lanjut tentang cara kerja pod ACE disediakan dalam laporan pengujian AMRAAM dengan pesawat tempur F/A-18 Hornet dari Naval Weapons Test Squadron Point Mugu, California.

Setelah peluncuran, ACE pod menerima datalink dan ketika berada dalam jangkauan target, akan mengaktifkan pemancar onboardnya dan berusaha mendapatkan target. ACE pod menggunakan perangkat lunak taktis yang sama dengan rudal yang sebenarnya. Semua fungsi rudal ditangkap dan ditransmisikan secara real-time melalui saluran telemetri yang aman.

Baca juga: HUT TNI AU Ke-74, F-16 Hasil Upgrade Tampil Gotong AIM-120 AMRAAM

Analisis pasca peluncuran mencakup analisa terperinci dari datalink pesawat, fungsi rudal dan aktivitas file lacak, dan perbandingan TSPI [time-space position information] dari informasi penargetan aktual versus sistem. Pada akhirnya, data penerbangan ACE pod digunakanuntuk membantu, memverifikasi validitas simulasi dan untuk meningkatkan kemampuan database datalink.

Tentang rudal AIM-120, khususnya yang dibeli Indonesia adalah seri AMRAAM C-7, yaitu mengusung inertial guidance dan terminal active radar homing. AIM-120C-7 punya kecepatan hingga Mach 4 dengan jarak tembaknya ada di rentang 80 – 88 km. (Bayu Pamungkas)

10 Comments