AS Tawarkan Filipina 12 Unit F-16 Viper, Sanggupkah Dibeli?
Di hari yang sama dengan jatuhnya helikopter S-70i Black Hawk, nun jauh dari Amerika Serikat ada kabar yang menyebutkan bahwa US Defense Security Cooperation Agency (DCSA), lembaga di bawah Departemen Pertahanan AS, menyetujui atas potensi penjualan armada F-16 Block 70/72 Viper berikut paket persenjataannya kepada Filipina.
Baca juga: Helikopter Jatuh, Filipina Temporary Grounded Armada S-70i Black Hawk
Kabar di atas sontak menjadi perhatian, khususnya di kawasan regional Asia Tenggara, pasalnya bila memang benar kejadian, maka otomatis predikat dan level AU Filipina yang selama ini dikenal terlemah, akan menjadi sejajar dengan negara-negara tetangganya yang merupakan pengguna klasik F-16. Walau masih sebatas penawaran, yang jelas keluarnya rilis penawaran dari DCSA berasal dari Letter of Intent (LoI) yang dikeluarkan calon pembeli.
Yang menarik, sebelum kabar dari DCSA dirilis, Filipina justru menyatakan tertarik pada jet tempur buatan Swedia, Saab Gripen C/D. Dalam sebuah wawancara dengan Philippine News Agency (PNA) pada Oktober 2018, Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana menyebutkan, bahwa Filipina tengah mempertimbangkan serius pengadaan Gripen. Delfi menambahkan, mudahnya pengoperasian Gripen dan rendahnya biaya operasional pesawat single engine ini menjadi parameter yang dilirik Kemhan Filipina.
Dikutip dari pna.gov.ph, Gripen C/D yang tengah dipertimbangkan Filipina nantinya akan menggunakan mesin Volvo RM12. Selama ini Amerika Serikat juga telah menawarkan F-16 kepada Filipina, namun biaya operasional F-16 disebut-sebut masih terlalu mahal untuk kocek Filipina.
Sementara bila merujuk pada rilis DCSA yang dikeluarkan 24 Juni 2021, disebutkan Pemerintah AS telah menyetujui potensi penjualan armada F-16 Viper ke Filipina dengan menggunakan skema Foreign Military Sale (FMS). Nilai penjualan yang ditawarkan dalam dokumen DCSA mencapai US$2,43 miliar, dengan rincian pokok yang didapatkan berupa 10 unit F-16C Viper (single seat) dan 2 unit F-16D Viper (tandem seat). Paket pembelian mencakup 15 mesin F100-PW-229EEP atau F110-GE-129D, dimana 3 mesin dimaksudkan sebagai cadangan.
Melekat sebagai fitur pada F-16 Viper, maka kontrak yang ditawarkan sudah pula mencakup 15 unit Improved Programmable Display Generators (iPDG); 15 unit radar AN/APG-83 Advanced Electronically Scanned Array (AESA) Scalable Agile Beam Radars (SABR); 15 unit Modular Mission Computers 7000AH dan 15 unit LN-260 Embedded GPS/INS (EGI).
Untuk persenjataan, DCSA juga menawarkan paket istimewa untuk Negeri Pinoy, yaitu 24 unit AIM-9X Sidewinder Block II, 24 unit AIM-9X Block II Captive Air Training Missiles (CATM), 6 unit Tactical Guidance Unit dan 10 unit Captive Air Training Missile (CATM) Guidance Unit. Paket Sidewinder ini ditawarkan dengan nilai US$42,4 juta. DCSA juga telah memberikan lampu hijau, apabila Manila menginginkan membeli 24 unit rudal udara ke udara jarak menengah AMRAAM AIM-120C-7/C-8.

Menyadari bahwa lawan berat Filipina adalah Cina di lautan, maka DCSA juga menawarkan paket spesial untuk F-16 Viper ke Filipina, yaitu berupa 12 unit rudal anti kapal AGM-84L-1 Harpoon Block II air launched missiles dan 2 unit ATM-84L-1 Harpoon Block II Exercise missiles. Bila mau, maka Filipina harus menebus dengan kocek senilai US$120 juta.
Lepas dari itu, tawaran dari DCSA belum berarti akan disetujui oleh calon negara pembeli. Sebagai buktinya, tawaran dari DCSA pada berupa paket helikopter serang AH-64E Apache dan AH-1Z Viper telah ditolak Filipina. Tawaran yang diberikan memang menggiurkan, lantaran tak sembarang negara bisa mendapat restu untuk bisa mengakuisisi Boeing AH-64E Apache Guardian atau Bell AH-1Z Viper.
DSCA menawarkan enam unit AH-64E Apache berikut perlengkapannya mencapai US$1,5 miliar, sementara harga paket enam unit AH-1Z Viper dan perlengkapan dipatok US$450 juta. Kedua paket helikopter sudah mencakup beragam peralatan dan persenjataan tambahan.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyebutkan, bahwa tawaran paket dua jenis helikopter oleh AS dianggap terlalu mahal. Lebih lanjut Lorenzana mengatakan, bila kesepakatan diteruskan, maka dengan anggaran yang ada, Filipina hanya akan mendapatkan satu atau dua unit helikopter saja.
Baca juga: Akibat Anggaran Cekak, Filipina Tolak Tawaran Pembelian AH-64E Apache dan AH-1Z Viper
Nah, kembali ke tawaran 12 unit F-16 Viper dari DCSA, akankah Filipina kali ini akan bergeming? ataukah hanya terpaku melihat besarnya anggaran pembelian yang harus disiapkan. (Gilang Perdana)
Sanggup ngak sanggup harus di akuisisi, mengingat agresif ny Tiongkok LCS.
Dan bagai mna dengan Indonesia
min, Pihak pabrikan LM ke Bandung mau ngapain.
Survey ke fasilitas PT. NTP (Nusantara Turbin dan Propulsi), persiapan untuk offset pembelian C-130J Super Hercules.
Viper ini kaya hand sanitizer. Baru laku dikit belum balik modal yg beli udah ga ada. Yassalam
Bukan kah Filipina , berencana mengakuisisi helikopter serang ATAK dari Turki 🤔
Penjualan heli ATAK kefilipina masih berlanjut karena Amerika sudah memberikan ijin ekspor kepada pihak Turki.
Bukan rencana lagi, tapi sudah kontrak efektif. Seharusnya sekarang sudah ada yang datang, tapi mesin ATAK pake mesin buatan AS. Hubungan AS dan Turki lagi panas, AS mengembargo mesin ATAK.
Turki sudah bisa memproduksi secara lokal mesin ATAK.
Tentu saja lebih diinginkan Turki punya hubungan baik dng AS.
Mereka sama2 membutuhkan. AS juga tidak ingin kehilangan Turki yang merupakan sekutu pentingnya.
Lbh realistis bila akuisis gripen. Masih pnya taring buat berhadapan dg J-11 cina.
Seandainya saja dapat dibeli dengan cara ngutang atau imbal dagang agar negara yang anggarannya kecil bisa membelinya dan lebih baik lagi jika bisa dibeli dlm jumlah sedikit dan dapat tot.
Kan emang utang, pertanyaannya bisa nyicil gak? Gitu. Kalo Indonesia mah udah ayo aja cuman masalahnya sesuai dg kebutuhan gak?
Harus sesuai dengan kebutuhan, berbagai senjata yg dimiliki usianya sudah terlalu tua dan yg baru jumlahnya terlalu sedikit kalau soal nyicil kalau tidak sanggup bayar tunai bisa dibarter dgn barang.spt pendanaan KFX kabarnya akan dibayar dengan cara imbal dagang.
Maksudnya indonesia mah ayo aja itu ayo ngomong sama negonya tapi gak jelas belinya ? Hahahahahaha
Korea ngotot nggak mau cicilan KFX dibayar imbal dagang, pengen cash. Indonesia udah nyerah masalah imbal dagang ini. Kabar terbaru MenHan sedang mengajukan pembiayaan KFX ke MenKeu, diharapkan tahun depan keluar dananya.
Sangat disayangkan,Korsel cukup rajin memasarkan produknya di Indonesia tapi tidak mau imbal dagang produk Indonesia.dng anggaran terbatas bisa dipastikan pendanaan KFX berjalan alot.
Keputusan cepat harus diambil oleh Filipina…
Mengingat Pemerintahan Duterte akan berakhir tahun depan…
Udah dibeli aja, siapa tau dapet TOT-nya
dibeli aja, viper atau gripen nya.
Biar tetangga ngiri. 😂
Palingan mundur teratur, sama seperti Apache & AH-1Z. Filipina lagi siap2 buat pemilu, dananya kesedot ke sana.
Klo pertimbangannya LCS, sebaiknya memang akuisisi F-16 ketimbang gripen. Jadi seandainya konflik LCS pecah, pihak AS akan lebih mudah memasok persenjataan pespur ini dng harga diskon bahkan obral murah. Kordinasi pertempuran pun lebih mudah. Klo urusan stock persenjataan pastinya gudang AS bakal menggelontorkan bagaikan kucuran air terjun yg jatuh bebas. Dan itu sdh terbukti dalam setiap konflik yg mana kubu yg dibela AS mendapat pasokan peralatan yg premium.
Kalo pilih gripen, mungkin akan sulit utk memenuhi kebutuhan persenjataannya saat pecah konflik LCS. Sebab Eropa gak seroyal AS jika memberi dukungan utk berperang.
Tingkatkan dulu SDM pilot2 nya
ntar jatuh lagi kyk blackhawk.
dah duit pas2an buat beli eh jatuh pula…
Semoga F-16 Viper yg dipilih Pinoy. Biar paklek smilikity ada order dan dpt pesangon menjelang pensiun dr sales engineer LM…😄😄
Ya Salaamm…😁😁😁
Viper masih salip-salipan ama Rafale kah om. Kita tunggu jadinya yg mana nih mau diambil utk dampingi SU27/30 Kita??
Yg mana aja ok yg penting beneran dateng full armament minimal 18-24 unit lah.
Semoga tni dapet yg F-15 terbaru…
Bismillah indonesia beli pesawat F.16 V jangan lupa minta bonus rudal MIM 23 HAWK maupun F.14 Tomcat sebanyak 12 unit.plus jangan lupa pesawat latih Textron AT-6E Wolverine diikuti dengan TOT jangan diembargo samapai 30 tahun selama perjanjian tersebut dilanggar amerika minta bonus sangsinya 12 unit F.35 dan MIM 104 patriot.